SILANGIT, TAPANULI
UTARA – Hari ini, Minggu (23/6/2019), telah berlangsung Kebaktian Raya
Jambore Anak Sekolah Minggu HKBP di Perkampungan Pemuda HKBP, Jetun. Acara ini
dihadiri langsung oleh 3000an anak sekolah minggu yang didampingi oleh para
pelayan gereja dan guru-guru sekolah minggu.
Kebaktian raya ini mengawali dan sekaligus pembukaan jambore
yang akan berlangsung sejak 22 – 26 Juni 2019. Ibadah dilayani oleh Praeses
HKBP Distrik I Tabagsel-Sumbar Pdt Horas Purba MTh sebagai liturgis dan Kepala
Dapartemen Koinonia Pdt Dr Martongo Sitinjak sebagai pengkhotbah. Atas nama
Ephorus, Pdt Martongo membuka resmi jambore yang ditandai dengan pembunyian
lonceng tiga kali oleh Pdt Jahor Purba MTh.
Dalam khotbahnya yang didasarkan pada Daniel 3: 8 – 18, Pdt
Martongo mengajak anak sekolah minggu untuk tidak menyembah patung, atau apapun yang ada di dunia ini. Ia menegaskan,
hal ini sesuai dengan titah atau hukum Tuhan yang kedua dan anak-anak sekolah
minggu bersama-sama menyebutkannya.
Ia juga mengajak anak sekolah minggu untuk tidak perlu
kuatir atas kesetiaan mereka kepada Tuhan, sebab Tuhan tidak melepaskan
anak-anakNya. “Tuhan Yesus menyelematkanmu, Tuhan Yesus menjagamu, Tuhan Yesus
memeliharamu, Tuhan Yesus mengasihimu,” katanya dengan semangat sambil diikuti
Calon Pelayan Latihan Persiapan Pelayan I dan anak sekolah minggu.
Seusai ibadah, Ketua Tim Kerja Jambore 2019, Pdt Morhan
Doloksaribu MTh memberikan laporan. Ia menyatakan, keterlibatan anak sekolah
minggu HKBP sangat membanggakan di kegiatan jambore tahun ini. Ada 3000an anak
sekolah minggu yang menghadiri kebaktian raya ini. Ia berterima kasih atas
kerja lelah dari anggota tim kerja lainnya demi mempersiapkan kegiatan akbar
ini.
Ia menjelaskan, ibadah akan dirancang sebegitu rupa,
dengan menggunakan Ibadah Harian yang diangkat dari Kathekhismus dan Buku
Nyanyian Anak Sekolah Minggu HKBP. Rangkaian ibadah harian merupakan satu
kesatuan dari Ibadah Subuh, Ibadah Pagi, Ibadah Siang, Ibadah Petang dan Ibadah
Malam.
Konselor akan membimbing anak-anak dalam kelompoknya
melalui serangkaian Penelaahan Alkitab (PA). Rangkaian Penelahaan Alkitab
merupakan satu kesatuan tema yang diuraikan ke dalam subtema harian. Bahan PA
itu sendiri akan disiapkan dan diolah oleh satu tim, sebelum digumuli lebih
dalam oleh para konselor.
Dalam rangka memperluas wawasan dan keterampilan
anak-anak SM, selama Jambore juga akan ada eksebisi atau latihan yang dapat
diikuti oleh anak-anak dengan pilihan bebas. Acara ini merupakan Elective
Session berupa kunjungan stand/tenda yang disiapkan dan diorganisir oleh
fasilitator yang sesuai dengan bidang keahlian tertentu, antara lain pertanian,
kesehatan, IT dan fotografi, daur ulang.
Malam hari akan diisi dengan social evening berupa
apresiasi budaya. Setiap malam, akan ada beberapa stand/pojokan yang
mempresentasikan berbagai bentuk kekayaan budaya seperti Tarian Modern, Tortor,
Panggung Boneka, Pemutaran Film, Teater, dll. Setiap stand tidak hanya
menyelenggarakan pementasan dan peserta tinggal menonton, tetapi akan
melibatkan peserta dalam proses diskusi dan bahkan proses kreatif dalam
mempersiapkan pementasan tersebut.
Kadep Koinonia Pdt Martongo bersama-sama dengan tamu
undangan dan tim kerja melepaskan balon ke udara dan pembunyian sirine sebagai
ungkapan sukacita bersama pembukaan jambore ini.
Turut hadir dalam kebaktian raya ini, antara lain; Praeses HKBP Distrik VII Samosir Pdt Mangido
Tua Pandiangan STh MM, Eliston Lumbantobing (mewakili Bupati Tapanuli Utara,
Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan dan Kesra), dari Muspika, Danramil
Siborongborong Kapten G Sibayang, Kapolsek Siborong AKP P Manurung dan
jajarannya.
Jambore Anak Sekolah Minggu HKBP sudah menjadi program regular
HKBP yang dilaksanakan di bawah koordinasi Departemen Koinonia melalui Biro
Kategorial Sekolah Minggu, Remaja dan Naposobulung HKBP. Kegiatan ini ditujukan
khusus untuk meletakkan pondasi iman
dan membangun karakter anak dalam warna Kristiani. Membangun dasar iman
anak adalah proses menginvestasikan masa depan anak. Ketika anak dibangun dan
dibentuk dalam warna Kristen, maka saat dewasanya dia kelak mencintai Tuhan
serta selalu merindukan gereja.
Dengan tema Dididik dan Bertumbuh di dalam Firman
Tuhan (bdk. 2 Timoteus 3:16-17), jambore ini berlangsung dari tanggal 22 –
26 Juni 2019 di Perkampungan Pemuda HKBP, Jetun, Silangit, Tapanuli Utara. Jambore
ini merupakan sarana HKBP dalam dokumen-dokumen teologis dan pelayanannya
memandang anak-anak sebagai bagian dari Kerajaan Allah.
Maksud dan tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah
menyediakan kesempatan bagi anak-anak sekolah Minggu bertumbuh di dalam ajaran
gereja yang benar ke arah kesempurnaan Kristus, sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
Melalui Jambore ini, 400
anak-anak Sekolah Minggu yang berasal dari seluruh distrik HKBP diharapkan akan
mengalami perjumpaan dengan Tuhannya melalui persekutuan dengan sesamanya
anak-anak dan penghayatan iman selama Jambore berlangsung, menemukan kesempatan baginya untuk mengekspresikan diri, menemukan
kemungkinan baginya bertumbuh sesuai dengan tingkat perkembangannya, menemukan
kegembiraan melalui permainan, perjumpaan dan persahabatan dengan anak-anak
lain dari berbagai latar belakang yang berbeda, menemukan kesempatan belajar
mengambil keputusan bersama serta belajar menghargai keputusan bersama, menemukan kesempatan belajar kepemimpinan dan bekerja dalam kelompok, memahami tema jambore
dengan capaiannya.
Peserta Jambore adalah
anak Sekolah Minggu HKBP, Gereja tetangga dan Murid/Pelajar dari SD dan SMP,
yang duduk di kelas 4 SD hingga 7 SMP dapat mendaftarkan diri menjadi peserta
melalui Panitia. Secara acak, tim sekretariat membagi setiap anak dalam
kelompok-kelompok kecil (±10 orang). Setiap kelompok dipimpin oleh seorang
konselor, yang telah dipersiapkan oleh panitia. Konselorlah yang akan memimpin
acara sejak bangun tidur di pagi hari hingga menuju peraduan di malam hari.
Masing-masing
kelompok akan menjadi satu keluarga selama Jambore berlangsung, lewat
kebersamaan selama dalam kelompok ini, setiap anak akan belajar mengenal
dirinya dan mengenal temannya sekelompok melalui berbagai bentuk Dinamika
Kelompok. Setiap anak juga akan belajar mengambil keputusan secara bersama dan
belajar menghargai keputusan yang telah disepakati dalam kelompok tersebut.
Selama Jambore, anak-anak
dibebaskan dari segala urusan di luar camp. Tidak diperkenankan membawa
alat-alat komunikasi (Handphone), dan tidak diperkenankan menerima tamu,
orangtua sekalipun. Komunikasi keluarga dengan anak atau sebaliknya –jika diperlukan–
hanya melalui konselor. Pengecualian dalam hal yang sangat mendesak/darurat. (BI)