Senin (6/5/2019),
Pematang Siantar tepatnya di Rumah Sakit Umum Daerah Djasamen Saragih, Pematang Siantar, peserta Clinical Pastoral Education hadir dari lima
distrik, di antaranya dari HKBP
Distrik XV Sumatera Bagian Selatan, XVII Indonesia Bagian Timur, XVIII
Jabartengdiy, XXV Jambi dan XXVIII Deboskab.
Ibadah pembukaan dilayani oleh Pdt Antoni Manurung STh. Dalam
khotbahnya yang didasarkan dari Yohannes
21:15c, Pdt
Antoni menjelaskan beberapa tipikal pelayanan dan pergumulan. “Selama dua puluh empat tahun saya
menjadi pelayan, sudah banyak pengalaman yang saya lalui. Kita dituntun menjadi
pelayan yang super handal disetiap pelayanan,” ujarnya.
“Services
untuk berkhotbah, mengajar pelajar parguru, pelayanan pastoral. Tetapi mari
kita evaluasi, apakah kita sudah handal dalam
pelayanan kita itu? Puji syukur kepada Tuhan melalui pelatihan ini kita akan
didorong untuk memahami pelayanan itu dengan serius tidak secara dangkal lagi.
Akibat dari kita yang serba bisa, maka kita tidak maksimal untuk melayani di
jemaat,”
tambahnya.
“Melalui
Firman Allah yang mengingatkan kita untuk menggembalakan domba-dombaKu adalah tugas yang
professional dimandatkan oleh Allah kepada kita. Secara khusus bagaimana kita
hadir ditengah-tengah jemaat yang sedang sakit fisik, jiwa dan pikiran sebagai
pendampingnya. Bagaimana menjadi pelayan yang
sesungguhnya, konselor yang baik, sebagai gembala tentu kita harus mengerti
bagaiamana menjadi seorang konselor. Sebab ada banyak saat ini jemaat maupun
pelayan kita yang sedang sakit fisik dan pikirannya. Untuk itu marilah kita
mengikuti kegiatan selama satu minggu ini untuk memperlengkapi kita dalam
pelayanan kita ditengah-tengah jemaat Tuhan,” jelasnya lebih lanjut.
Di dalam ibadah, Kadep
Marturia membuka kegiatan Training Clinical
Pastoral Education di Rumah Sakit Umum Daerah Djasamen Saragih di dalam nama
Allah Bapa, AnakNya Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus. Seusai ibadah,
para peserta saling memperkenalkan diri dan begitu juga
panitia kepada seluruh peserta. Kegiatan CPE ini dimulai dengan tour keliling
rumah sakit untuk mengenal lokasi rumah sakit. Selama 30 menit, peserta
melakukan tour dengan bantuan para perawat rumah sakit dan dilanjutkan dengan
pengenalan apa itu CPE yang dijelaskan oleh ibu kadep Marturia HKBP.
Dalam dunia pastoral orang mempermasalahkan istilah Pastoral Care
dan Pastoral Counseling. Memang
sulit untuk menerjemahkan istilah yang menterjemahkan dengan bahasa Indonesia.
Pastoral, padahal Care itu lebih dari
mendampingi. Maka dari itu ada istilah yang cocok yaitu: Asuhan Pastoral, yang di samping itu berarti Ngemong. Dengan berkembangnya sains dan seni tanpa bisa dikendalikan oleh Gereja,
sikap dan pastoral Gereja pun mengalami perubahan.
Pada tahun 1923 orang-orang yang bergerak di dalam
profesi menolong, mulai menyadari betapa pentingnya bahwa seorang Pendeta
memiliki keterampilan ekstra di samping pekerjaan utamanya yaitu berkhotbah dan
pekerjaan di lingkup Gereja saja. Muncullah suatu gerakan yang
biasa disebut gerakan Pendidikan Pastoral Klinis atau lebih terkenal dengan
gerakan Clinical Pastoral Education (CPE) yaitu suatu metode pendidikan
pastoral yang mengembangkan kepribadian dan pertumbuhan profesional dalam
pelayanan.
Ia bahkan mengatakan bahwa ilmu theologia klinis
juga merupakan suatu alat untuk memperdalam theologia dan menghidupkan
kedekatan dengan Yesus Kristus. Di sinilah panggilan orang
percaya untuk bersaksi menyampaikan kabar baik bagi semua orang (Luk.4:18-19;
Yoh.16:15). Tujuan mengikuti CPE adalah pertumbuhan secara personal dan
profesional. Setiap peserta CPE diwajibkan untuk membuat tujuan yang hendak
dicapai secara tertulis selama mengikuti CPE, yang mana disebut personal
goals dan profesional goals. HKBP adalah salah satu anggota UEM dan melalui
United Evangelical Mission (UEM) mulai mengenal CPE sejak tahun 2004, mula-mula
hanya dua Minggu untuk memperkenalkan CPE itu kepada anggota-anggota UEM.
Lalu, berkembang menjadi 6
Minggu di tahun yang sama sampai pada tahun 2006. Lalu selanjutnya
anggota-anggota UEM menyepakati untuk dibentuk Badan Pengurus pada tahun 2007
di R.S.Cikini untuk mengembangkan CPE di tengah-tengah anggota-anggota UEM.
Oleh karena itu diharapkan kepada para peserta CPE untuk meningkatkan
kualitasnya yang sesuai dengan standard of Pastoral Care Foundation (PCF)
diwajibkan 10 Minggu secara Internasional. Adapun kegaitan CPE,
diantaranya: Kunjungan Pasien, Presentasi
Verbatim (Rekaman Percakapan), Worship Seminar, Input / Materi Pelajaran, Individual
Conference (IC), Inter Personal Relation (IPR), Chaplain On Call (COC), Presentase
Case Study, Self Verbatim, Life Story, Mid Point Evaluation dan End Point
Evaluation dan Weekly Reflection. // JLS