Mengenang jemaat HKBP
Banda Aceh yang menjadi korban bencana alam gempa bumi dan tsunami tahun 2004
lalu, HKBP Banda Aceh membangun monumen peringatan korban tsunami Aceh yang diresmikan
Pimpinan HKBP Ompu i Ephorus Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing dan Walikota Banda
Aceh H. Aminullah Usman, SE., AK dengan penandatangan prasasti monumen (30/6/19).
Peresmian monumen ini sekaligus mengawali prosesi ibadah minggu yang turut disaksikan
panitia dan seluruh jemaat serta pelayan HKBP Banda Aceh dan para undangan lainnya.
Pendeta HKBP Ressort
Banda Aceh Pdt. Kotler Siagian, S.Th, M.Psi lebih dahulu memberikan keterangan
singkat berdirinya monumen tersebut. Kejadian Bencana Alam Gempa Bumi dan
Tsunami Aceh terjadi tahun 2004 lalu yang menelan korban 99 jiwa meninggal
dunia, namun dikarenakan kondisi yang terjadi di jemaat HKBP Banda Aceh sejak
kejadian itu, barulah sekarang gereja bisa membuat monumen peringatan korban
tsunami khusus untuk mengenang korban dari jemaat HKBP baik di Banda Aceh ini
maupun yang waktu itu sedang berkunjung ke Banda Aceh ini, kata Pendeta Ressort.
Ada korban yang bisa
ditemukan tetapi banyak yang tidak lagi ditemukan korban tsunami itu, dan
sekarang keluarga dari para korban datang, sebagian yang masih bisa menjangku
ke Banda Aceh ini memenuhi undangan kami dari panitia. Yang hadir ini, adalah
para keluarga korban yang masih bisa kami undang dan yang bisa menyempatkan
waktunya untuk hadir bersama – sama dengan kita hari ini. Saat ini juga sudah
bersama dengan kita, FKUB Banda Aceh yang tentunya juga menambah sukacita kami
semua jemaat dan parhalado HKBP Banda Aceh ini untuk meresmikan monumen
korban tsunami hari ini, tambah Pendeta Ressort.
Monumen ini menjadi
lambang kalau HKBP Banda Aceh mengenap peristiwa tsunami 2004 dan menjadi bukti
perhatian gereja kepada korban umumnya khususnya keluarga korban dari jemaat HKBP
Banda Aceh, tutur Pendeta Ressort. Dalam bimbingan singkat, Ompu i Ephorus HKBP
mengatakan kepada keluarga yang ditinggalkan, Ephorus Huria Kristen Batak
Protestan mengucapkan turut berdukacita dan kami senantiasa berdoa kiranya
Tuhan memberikan kekuatan kepada semua keluarga korban tsunami tahun 2004 lalu.
Pendeta Ressort memandu
lagu buku ende memulai peresmian
monumen, lagu BE No. 347: 1.. Sai Masipaidaidaan; sai masipaidaidaan do na porsea i dung sahat be langkana. Tu hasonangan
i tu hasonangan i tu hasongan i. Antong burju ma hita mangalo dosa i sai unang
tading hita, di tonga dalan i 3x. Sai masipaidaidaan ma hita on muse di lambung
ni Tuhanta, dung monang hita be 3x”, tampak raut wajah kesedihan berlinang
air mata beberapa keluarga korban tsunami. Dilanjut dengan pengguntingan pita
oleh Ompuboru M. Br. Siahaan tepat di depan monumen tersebut, kemudian
penandatanganan prasasti monumen oleh Ompu i Ephorus.
Ompu i Ephorus menabur bunga sebagai tanda mengenang korban tsunami Aceh
Walikota Banda Aceh
yang datang kemudian, dalam sambutannya mengatakan, tentu Pemerintah Kota Banda
Aceh sangat berterimakasih dan menyambut baik apa yang sudah dilakukan oleh
gereja HKBP, karena ini adalah demi kesatuan kita semua. Yang penting juga
kerukunan itu harus kita jaga bersama.
Walikota menambahkan, walaupun
disini mayoritas umat Islam, kita semua tidak perlu kuatir, karena kami
Pemerintah dan ada juga FKUB selalu mendampingi kita semua, supaya terlindungi
dan salah satu kota yang paling aman dari konflik antar agama, antar suku dari
514 Kabupaten/Kota Se – Indonesia adalah Banda Aceh. Ini artinya apa? Kita
sangat melindungi dan bersama saling menghargai satu sama lain, ini adalah
daerah Syariat Islam, yang tentunya itu berlaku untuk Umat Islam bukan untuk non
Islam, termasuk hukum dan aturan agama lainnya.
Ini adalah kebesaran
kita antar agama, semua agama ada kelebihannya dan keistimewaan, dan itu perlu
dihargai satu sama lain. Kita harus melakukan itu, di Banda Aceh ini, ada
Hindu, Budha, Protestan, Khatolik, dan Islam tentunya, semua kita hadiri acara
– acaranya. Selamat atas peresmian monumen tsunami dan ini adalah merupakan
tonggak sejarah kita yang suatu saat ini menjadi catatan bagi saudara/i kita
dan kita tahu kemana mencari sejarahnya. Marilah kita saling membantu satu sama
lain, kami Pemerintah Banda Aceh siap membantu sebaikbaiknya, kata Walikota.
Ephorus HKBP dalam
sambutannya menerangkan kepada Walikota kalau HKBP itu ada di seluruh provinsi
Indonesia dan negara – negara lain dengan pembagian wilayan pelayanan menjadi 31
Distrik di seluruh pelayanan gereja HKBP. Kami sangat mengetahui bagaimana
keadaan umat HKBP yang adalah masyarakat yang bapak pimpin. Benar yang bapak Walikota
katakan, informasi yang kami terima, tidak ada masalah yang dihadapi walaupun
mereka berada di tengah – tengah masyarakat yang mayoritas agama yang berbeda.
Ephorus menyampaikan
pesan kepada Walikota, kami menitipkan jemaat HKBP di Banda Aceh ini yang juga notabandnya adalah warga yang bapak pimpin.
Bukti dari kehidupan yang akrab dan baik di Banda Aceh ini diantaranya
berdirinya beberapa gereja di Banda Aceh ini. Kami HKBP juga bersahabat bagi
semua kalangan, agama, dan kaum lainnya, misalnya untuk Rabu ini kami akan
berkunjung dan memberikan kuliah umum di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar –
Raniry Banda Aceh.
Kami menitipkan kepada
bapak Walikota, setelah kejadian tahun 2004 yang lalu dengan bencana tsunami, Gereja
HKBP Banda Aceh mengalami kondisi yang cukup memprihatinkan, kelihatan saja dari
luar masih bagus tetapi sesungguhnya itu hanya karena polesan, oleh karena itu
ada rencana jemaat ini untuk merenovasi gereja. Kami tidak bermaksud untuk
memperbesar gereja, tetapi memperbaiki bangunan gereja supaya berlangsung
ibadah dengan baik dan aman. Dengan besar bangunan gereja saat ini masih mampu
menampung volume jemaat, oleh karena itu kami meminta bantuan dari Bapak Walikota
untuk memberikan izin dan dukungan merenovasi gereja ini. Terimakasih atas
kedatangan bapak, ini sangat bermakna bagi kita. Kehadiran bapak disini, akan
membuktikan bahwa dimana pun kita berada, maka tercipta kedamaian walaupun
berbeda tetapi kita bersaudara antar agama dan sebagai warga NKRI, kata Ephorus
HKBP.
Kesempatan baik ini,
Ompu i Ephorus HKBP menyandangkan Ulos dan memberikan Plakat HKBP Hatopan
kepada Walikota Banda Aceh sebagai tanda keakraban dan komunikasi yang baik
antara HKBP dengan Pemkot Banda Aceh, yang kemudian dilanjut foto – foto bersama
termasuk dengan jemaat dan keluarga korban tsunami. (KE)