Doa Pembuka.. Damai sejahtera dari Allah Bapa, yang melampaui akal dan pengertianmu, itulah kiranya yang memelihara hati dan pikiranmu. Di dalam Yesus Kristus Tuhan. Amin…
Bapak Ibu , sauadara/i sekalian yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus Firman Tuhan di Epistel Minggu tanggal 21 Desember 2025, di minggu Adven yang ke-IV diambil dari Yesaya 62 : 1-5. Saya akan bacakan, Demikian Firman Tuhan,
1 Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh.
2 Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh TUHAN sendiri.
3 Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan TUHAN dan serban kerajaan di tangan Allahmu.
4 Engkau tidak akan disebut lagi “yang ditinggalkan suami”, dan negerimu tidak akan disebut lagi “yang sunyi”, tetapi engkau akan dinamai “yang berkenan kepada-Ku”
dan negerimu “yang bersuami”, sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami.
5 Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih Dalam Nama Tuhan, masih adakah yang mengeluh bahwa kehidupan ini tidak sesuai dengan apa yang telah di firmankan di dalam Alkitab, yang mengatakan bahwa mengikuti Tuhan yang kita dapat hanya kesusahan saja? Siapa yang masih mengatakan bahwa Allah itu diam untuk semua kesulitan yang kita hadapi? Siapa yang masih mengatakan bahwa kita sedang dikutuk dan Allah memang menyetujui semua ini terjadi begitu saja sehingga membiarkan kita berpaling dariNya? Pada hakikatnya semua pertanyaan dan pikiran itu adalah berangkat dari paham yang memandang hanya pada satu sudut saja, yaitu sudut pandang manusia yang mungkin sedang di dalam kesusahan hidup dan kebimbangan hebat dalam menjalani kehidupan. Kita yang masih menganggap bahwa semua persoalan kehidupan itu lebih besar daripada Allah sang Pemulih dan perawat kehidupan orang percaya. Sebagai penegasan iman, bahwa Allah tidak pernah meluputkan kita dari pandangan dan perhatiannya. Kita adalah ciptaanNya yang begitu Dia kasihi tanpa alasan. Allah bukan Allah yang membiarkan umatNya merintih, Dia adalah allah yang pengasih dan sudah merencanakan pemulihan total untuk kehidupan kita.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di Dalam Nama Tuhan, Allah menegaskan tekad-Nya untuk memulihkan Sion (Yerusalem) dan umat-Nya. Ia tidak akan diam hingga keadilan dan kemuliaan-Nya dinyatakan. Allah tidak pernah lelah memperhatikan hidup kita. Ketika kita merasa terlupakan, ayat ini mengingatkan bahwa Tuhan terus bekerja, dan doa yang sungguh-sungguh tidak pernah sia-sia. Kita dipanggil untuk tetap berdoa dan berharap pada janji-Nya. Tuhan berbicara tentang memberi nama baru, yang melambangkan identitas baru, pemulihan, dan tujuan yang mulia. Nama ini berbeda dari masa lalu yang penuh penderitaan. Setiap anak Allah bisa mengalami transformasi. Masa lalu kita yang penuh kegagalan, rasa sakit, atau penolakan tidak menentukan siapa kita di mata Tuhan. Dengan Dia, kita bisa menjadi “baru”, hidup dalam panggilan dan tujuan yang suci. Allah menggambarkan umat-Nya seperti mahkota raja dan persembahan suci. Umat yang dipulihkan akan menjadi berkat, dihormati, dan memberikan kesaksian tentang kasih Tuhan. Pemulihan Allah bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk menjadi berkat bagi orang lain. Hidup kita yang dipulihkan menjadi saksi nyata kuasa dan kasih Tuhan di tengah dunia.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di Dalam Nama Tuhan, Secara keseluruhan, nats Epistel kita mengajarkan bahwa Allah membandingkan hubungan-Nya dengan umat seperti pengantin laki-laki dan pengantin wanita, penuh sukacita, kasih, dan pemulihan. Pernikahan ini melambangkan kedekatan, komitmen, dan sukacita yang akan dinikmati umat-Nya. Tuhan ingin kita merasakan sukacita intim bersama-Nya, bukan hidup dalam ketakutan atau keterasingan. Hubungan dengan Tuhan adalah sumber kegembiraan dan kekuatan sejati, yang melampaui kesedihan dunia. Tuhan tidak berhenti bekerja untuk pemulihan kita, masa lalu tidak menentukan identitas kita—Allah memberi nama baru, pemulihan kita membawa kemuliaan Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain, hubungan dengan Tuhan adalah sumber sukacita sejati.
Doa Penutup : Terimakasih Ya Tuhan Allah, untuk FirmanMu yang telah kami dengar. Ajari kami untuk selalu bersyukur memiliki Engkau, ajarkan kami bahwa betapa bahagianya kami karena Engkau begitu mengasihi kami. Dengan bimbingan rohMu, kami akan melakukan FirmanMu untuk kemuliaan namaMu. Kami serahkan hidup kami hari ini, esok dan selamanya hanya kedalam tangan pengasihanmu. Di dalam Yesus Kristus Kami Berdoa. Amin.
Pdt. Andar P. Sitompul – Biro Ibadah



