JOIN PROGRAM DEPARTEMEN MARTURIA DAN DIAKONIA HKBP KE RUPAT


Kamis
(11/7), Kegiatan join program Departemen Marturia dan Departemen Diakonia HKBP
dimulai dari kunjungan pastoral rombongan kebeberapa jemaat yang dapat ditempuh
dengan menggunakan mobil. Pukul 09.20 wib, rombongan kadep Marturia dan
Diakonia menyeberang dari Dumai menuju Palau Rupat menggunakan kapal Roro. Tiba
di Pelabuhan tanjung kapal pada pukul 10.00 wib, dilanjutkan perjalanan menuju
HKBP Gunap, perjalanan naik mobil kurang lebih 40 menit dari pelabuhan tanjung
kapal. Sepanjang jalan ada banyak sekali tumbuhan bakau, sawit dan kebun
penduduk Rupat. Setelah rombongan tiba di Gunap, rombongan ibu kadep disambut
dengan hangat oleh ibu Elisabet (majelis Gunap) dan beberapa jemaat yang tidak
bekerja hari ini. Sekitar 10
orang jemaat
ditambah ibu Elisabet mengikuti diskusi hangat dirumah ibu Elisabet membahasa
seputaran pelayanan di
jemaat
Gunap.
Kedua Ibu Kadep, banyak
mendengar cerita
,  tantangan dan
keluhan
yang dihadapi  jemaat. Ibu Elisabet juga meminta maaf, sebab
banyak jemaat yang berkerja pada hari ini, sehingga kehadiran mereka tidak
banyak. Diskusi ini berakhir dengan baik dan ramah tama melalui makanan yang
telah disediakan oleh jemaat Gunap. Ibu kadep mendoakan
seluruh jemaat dan pelayanan
di Gunap.

Perjalanan
dilanjutkan kembali menuju HKBP Sungai Raya yang memerlukan waktu selama 3 jam
dari Gunap. Cuaca yang panas tidak menjadi halangan bagi rombongan untuk menuju
Sungai Raya. Pada pukul 15.10 wib, rombongan
Departemen Marturia dan Departemen Diakonia tiba
di Sungai Raya. Rombongan dijamu dengan air kelapa dan rambutan yang ada
dilingkungan gereja HKBP Sungai Raya. Di HKBP Sungai Raya juga berlangsung
diskusi hangat, Ibu kadep dan rombongan banyak mendengar keluhan para jemaat bahkan
alasan jemaat yang beralih dari Kristen
ke
agama lain
juga menjadi salah satu topik pembahasan yang
menarik. Secara umum, alasan suku rupat yang beralih disebabkan karena aturan
gereja yang diajarkan terlalu terburu-buru, sehingga banyak jemaat yang tidak
nyaman. Hal itu jelas dilihat dalam kehidupan mereka sehari-hari, masih ada
jemaat rupat yang berobat ke dukun dan menyembah ilah-ilah yang mereka anggap
itu menguntungkan. Namun respon dari ibu Marturia, agar kita tetap setia kepada
Tuhan Yesus yang membawa keselamatan bagi kita. Sekali kita yakin dan percaya
kepada Yesus harus kita pertahankan. Tidak jauh berbeda dari ibu kadep
marturia, ibu kadep diakonia juga mmberikan respon kepada jemaat di sungai raya
agar tetap bertahan dari segala tantangan dan ancaman. Setelah diskusi dengan
jemaat, rombongan juga dijamu makan malam bersama di gedung gereja Sungai Raya,
kemudian dilanjutkan kembali perjalanan menuju Sungai Bantal dari Sungai Raya
yang ditempuh selama 2 jam lebih. Pada pukul 20.30 wib, rombongan tiba di
Sungai Bantal, lalu dilanjut dengan istirahat malam untuk mempersiapakan
pelayanan besok hari.
 

Jumat
(12/7), Situasi yang tidak diharapkan pada hari ini sudah tidak dapat lagi dihi
ndari, sebab jembatan
menuju HKBP Hutan Ayu
  putus total.
Tetapi atas kordinasi yang baik, Bapak Ferry Situmeang
(Putra asli Pulau Rupat dan sekarang Penatua di HKBP
Immanuel Dumai)
menjembatani kegiatan ini dengan
menyediakan 2 buah mobil Eltor (picp up) untuk membawa rombongan dari Sungai
Bantal menuju Hutan Ayu dari jembatan yang putus tersebut. Pada pukul 08.00
wib, doa pembukaan dibawakan oleh Ibu kadep
 
Diakonia untuk memulai pengobatan GRATIS. Ratusan jemaat dan yang diluar
jemaat berbondong-bondong datang ke sekolah dasar HKBP Hutan Ayu untuk berobat
gratis. Pengobatan gratis ini b
oleh
be
rlangsung dengan baik
atas dukungan dan kerjasama
Departemen Diakonia
d
engan Yayasan Surya
Kebenaran Internasional.
Tim kesehatan ini
terdiri dari S
eorang dokter dan dibantu oleh perawat
sebanyak 5 orang untuk menyukseskan pengobatan.
Masyarakat datang berbondong-bondong untuk berobat mengharapkan kesembuhan
bagi mereka, dimana pelayanan kesehatan ini yaitu dengan pemeriksaan kesehatan
dan pemberian obat-obatan, pembegian kaca mata baca, pemberian Vitamin dan obat
cacing untuk anak-anak.
 Pengobatan gratis ini berakhir pada pukul
14.10 wib.

Sembari
pengobatan gratis berlangsung, kunjungan pastoral rombongan masih berlanjut
yaitu menuju Kuala Simpur dengan menggunakan mobil
L300 (pick up). Perjalanan
selama 60 menit kemudian dilanjutkan dengan menggunakan perahu untuk
menyeberangi sungai. Tepat ditepi sungai ini berdiri bangunan gereja Kuala
Simpur. Pada pukul 11. 00 wib, rombongan tiba di Kuala Simpur dan melakukan
diskusi bersama jemaat.
Rombongan
Departemen Diakonia dan Departemen Marturia disambut dengan Tarian adat batak
dari Anak Sekolah Minggu Jemaat Kuala Simpur, dari halaman Gereja hingga sampai
ke dalam gedung gereja. Rombongan pun ikut serta menari bersukacita.
Diskusi
dimulai dengan perkenalan diri secara pribadi
pribadi, mendengarkan tantangan yang dihadapi jemaat, bagaimana kehidupan
sehari-hari dan kehidupan sosial jemaat,

dan dilanjutkan memberikan arahan dan bimbingan kepada jemaat, mulai dari
anak-anak sampai orang tua. Ibu kadep Marturia dan Diakonia mengajarkan lagu
baru kepada anak-anak sekolah minggu Kuala Simpur. Mereka sangat senang, sebab
lagu mereka di sekolah minggu menjadi
bertambah dari yang sudah ada.
Bimbingan kepada jemaat tetap disampaikan untuk setia beribadah kepada Tuhan.
Set
elah bimbingan dari Ibu
kadep dan kepala biro, acara selanjutnya dipimpin oleh Pdt. Barita Panjaitan
untuk makan bersama, jemaat dan rombongan kantor pusat HKBP.

Sepulang
dari Kuala Simpur, kegiatan dilanjutkan dengan pemberangkatan dokter dan
rombongan ke pelabuhan untuk kembali menuju Medan. Sedang di HKBP Hutan Ayu
tetap masih berjalan sebagaimana yang telah dijadwalkan. Pembinaan kepada
majelis jemaat dilaksanakan dengan baik. Sebanyak 24 majelis jemaat dibina oleh
ibu kadep marturia dengan materi Perangkat HKBP: Alkitab, Buku Ende, Buku
Nyanyian, RPP, Konfessi, Aturan Peraturan dan Katekhismus. Pemahaman yang
disampaikan oleh ibu kadep, pergumulan dan persoalan yang ada disetiap pelayanan
kita saat ini akan dapat kita layani dengan baik bila kita menguasai prangkat
HKBP. Untuk itu perlunya kita memahami perangkat HKBP mulai sekarang secara
perlahan. Itulah yang akan membantu kita di dalam memahami pelayanan kita di
HKBP.

Sabtu
(13/7), Kegiatan hari ini dimulai dengan pertemuan guru-guru sekolah zending
yang ada di Rupat.
Ada 2 Sekolah
Zending yang masih eksis dan bertahan sampai sekarang di Pulau Rupat.
Diskusi
ini dilaksanakan untuk mengetahui kel
emahan
dan keunggulan dari sekolah zending yang ada di Rupat ini. Ada beberapa
kelemahan yang terjadi di sekolah zending ini, yaitu: sumber daya guru yang
masih terbatas di dalam pendidikan (masih banyak yang lulusan SMA), mengenai
bangunan yang sudah banyak yang harus direnovasi dengan segera, kemudian
mengenai usulan untuk menjadikan sekolah zending menjadi yayasan di Rupat.
Kekuatan sekolah zending disini adalah siswa/i yang bersekolah tergolong banyak
dan ramai. Semua usulan dari guru-gura yang hadir pada saat itu ditampung oleh
kedua kadep. Usul dari ibu kadep, pendeta barita (selaku kepala sekolah)
membuat proposal yang realistis untuk diberikan kepada beberapa orang yang akan
dijumpai oleh kadep. Begitu proposal ini akan di ajukan kepada UEM, agar mereka
memperhatikan sekolah yang ada di Rupat. Mengenai pendidikan guru untuk
ditingkatkan lagi ke strata satu, sedang dikomunikasikan dengan pihak UHN
Siantar dan Medan untuk program S1. Pertemuan ini juga memberikan semangat baru
untuk para guru-guru yang hadir sebab akan dilaksanak
an upaya-upaya untuk
mendukung sekolah zending di Rupat. Set
elah
itu dilanjutkan pembinaan yang dilakukan oleh Biro Pengembangan Masyarakat HKBP
yang dipimpih oleh Pdt. Bedwin Simanjuntak. Biro pengmas juga masih lebih
dominan untuk mendengarkan jemaat, dengan pertanyaan: apa yang dapat kita
kembangakan disini dari segi peternakan dan pertanian? Semua jemaat satu suara
mengatakan bahwa jika pertanian, kadar asa
m
di dalam a
ir
yang ada di Rupat lebih tinggi. Sehingga menjadikan tanaman akan mudah layu
bahkan mati ketika kita menggunakan air dari sini. Sedangkan sawit juga disini
harganya murah, tidak sesuai dengan proses pengerjaannya. Diskusi ini masih
berjalan sampai selesai, tetapi usulan dari pertemuan itu, untuk mendirikan
koperasi unit desa Rupat yang dikelolah oleh gereja.

Kegiatan masih tetap
berlanjut dari siang menuju sore hari, peris
iapan kebaktian kebangunan rohani telah
dipersiapkan oleh jemaat dan majelis. Disamping itu, ibu kadep diakonia juga
yang hari ini harus berangkat menuju Dumai menggunakan Speedboat. Kebaktia
n kebangunan rohani di
mulai pada pukul 19.00 wib, yang dilayani oleh Pdt. Emeilda Sibarani dan Pdt.
Dr. Anna Ch. Vera Pangaribuan. Dalam khotbah ibu kadep  yang tertulis di Matius 17:14-21, dan
mengambil tema: Hidup dalam Iman. ada tiga tantangan yang dihadapi oleh manusia
sampai saat ini, yaitu: dari luar (ajaran sesat), dari dalam adanya
kecemburuan, iri hati dan dengki. Sehingga hal ini mendorong kita harus
memiliki disiplin rohani melalui bersekutu dengan Tuhan melalui doa, nyayian,
mendengarkan firmanNya. Itulah yang akan menumbuhkan iman kita kepada Tuhan.
Itulah yang diayakini oleh orang tua yang akannya terkena sakit ayan. Setelah
ibadah selesai, dilnjutkan dengan makan bersama-sama. Jemaat sangat gembira
pulang dari KKR.
(JLS)








Scroll to Top