Khotbah Sekjen HKBP di Palembang: Peringatan Keras Agar Gereja Tidak Terperosok dalam Kejahatan Sosial

Dokumentasi Foto

PALEMBANG (21/9) – Sukacita jemaat HKBP Palembang dalam mengikuti ibadah minggu, 21 September 2025 sangat luarbiasa. Disamping persiapan Pesta Gotilon tahun 2025 ini, mereka mendapatkan dukungan moril dari Sekjen HKBP, Pdt. Rikson M Hutahaean, MTh. Sekretaris Jenderal yang bertindak sebagai pengkhotbah ibadah minggu dan liturgis oleh Praeses Distrik XV Sumatera bagian Selatan, Pdt. Victor Singhal H. Silalahi, STh, MM, memberikan penguatan kepada seluruh jemaat. Pesan khotbah yang disampaikan Sekjen sangat mendalam, mengambil nats dari Amos 9:11-15 dengan topik yang menggugah, “Tuhan Memulihkan Umat-Nya.”

Ia menjelaskan bahwa kondisi ini mirip dengan situasi bangsa Israel pada masa Nabi Amos. Kala itu, mereka memang kuat secara politik dan ekonomi, tetapi rapuh dalam hal kebersamaan dan kesetiaan. Kemakmuran yang mereka nikmati dibangun di atas penindasan, membuat banyak orang terpinggirkan. Pertumbuhan dan kemajuan yang ada tidak dinikmati secara merata.

Sekjen kemudian menekankan adanya tiga lembaga fundamental yang dirancang Tuhan dalam Alkitab: lembaga agama, lembaga negara, dan lembaga keluarga. Ketiganya bermula dari hubungan personal antar individu. Ia menegaskan, runtuhnya sebuah bangsa atau komunitas agama terjadi ketika moralitas dan iman individu-individu di dalamnya ikut runtuh.

“Jika bangsa itu dirobohkan, itu berarti Tuhan membinasakan pribadi-pribadi yang membangun komunitas tersebut,” ucapnya. “Jika makna kebersamaan dan keadilan hilang, maka komunitas apa pun, setinggi apa pun peradabannya, tidak akan bertahan.”

Ia mengingatkan bahwa Tuhan menghendaki peradaban yang membawa kesejahteraan bagi semua, bukan hanya membuat orang tenggelam dalam kesenangan diri sendiri. Pdt. Rikson juga menyinggung kedatangan Yesus ke dunia, yang rela meninggalkan kemuliaan-Nya demi hidup bersama dan mengangkat manusia dari dosa. Ia menekankan, di mata Tuhan, setiap manusia adalah sama. Tidak ada seorang pun yang berhak menindas orang lain.

Melalui Nabi Amos, Tuhan telah memperingatkan bangsa yang bangga dengan pertumbuhan peradaban dan ekonomi mereka, tetapi di dalamnya justru terdapat kejahatan sosial. Mereka tumbuh dengan menindas sesama dan tidak peduli terhadap orang lain. Karena itu, Tuhan marah dan menubuatkan kehancuran atas mereka.

Pesan ini pun relevan bagi jemaat yang hadir, karena Sekjen mengingatkan, lembaga atau organisasi apa pun, termasuk keluarga, jika tidak mampu menghadirkan keadilan, sukacita, dan menjadi saluran berkat bagi sesama, maka Tuhan sendiri yang akan meruntuhkannya.

“Tuhan bersukacita apabila kebaikan yang telah Ia ciptakan berlangsung dalam sejarah manusia,” pesannya. “Tema utama kitab Amos, khususnya Amos 5:15, adalah ‘Cintailah yang baik’.”

Sekjen juga mengajak jemaat untuk mencintai kebaikan, seperti yang dilakukan Allah saat menciptakan segala sesuatu. Meskipun berkat dan kemajuan yang kita terima dari Tuhan membawa tantangan, kita harus selalu bersyukur.

membawa tantangan, kita harus selalu bersyukur. Ia menutup khotbahnya dengan ajakan untuk memanfaatkan setiap berkat untuk kebaikan dan menjadi saluran berkat bagi sesama.

Sebagai informasi tambahan, dalam rangka penggalangan dana untuk pesta gotilon tahun 2025, HKBP Palembang akan membuka Café Musik Gotilon di halaman gereja. Café ini akan beroperasi setiap hari mulai 21 September hingga 20 Desember 2025, dari pukul 18.00 hingga 21.00 WIB.

Scroll to Top