Luhut Binsar Panjaitan : Himbau Orang Batak Supaya Kompak

Permintaan LBP pada semua orang
Batak di Sopo  DEL, Jakarta 10.4.2021
pada  *‘Pertemuan Kasih Pemerhati HKBP’
di Sopo DEL, Mega Kuningan, Jakarta: “Mari, Kompak.”

Proyek food estate seperti yang
dipaparkan Van Basten (Van Basten Panjaitan, Tenaga Ahli Menteri Luhut Binsar
Panjaitan. Red) itu magnitude-nya akan ada di 4 kabupaten; di sanalah yang akan
kita kembangkan. Jadi bibitnya akan kita buat di sana.Kita akan design
sedemikan rupa…Tadi belum ditambahkan, kami juga akan kerjasama dengan
Lousiana State University, AS. Profesornya sudah disini dan sudah kerja, bahkan
telah memberikan masukan.

Luas kawasan Food Estate itu
telah ditetapkan ada 60.000 hektar. Tapi yang bisa kita tanami kira-kira
mendekati 20.000 hektar.  Jadi nanti ada
di Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, di Dairi, juga di tempatnya Pak Edi ada,
saya kira itu…

Jadi ada beberapa tempat yang
tidak bisa ditanami karena kami commited tidak akan potong hutan. Apa yang kita
lakukan adalah relinquish (melepas. Red). Saya minta kepada bapak Presiden,
tanah yg dimiliki oleh TPL (PT Toba Pulp Lestari) yang sudah tidak dikerjakan
akan kita ambil semua. Termasuk PT Gruti. Presiden setuju, dan sekarang lagi
dimaping lagi.

Kita mau ambil tanah itu untuk
dibagikan lagi ke rakyat. Jadi rakyat akan punya setifikat, memiliki [tanah]
antara 1 sampai 3 hektare. Dan itu sudah berjalan sekarang. Apa yang
bapak-bapak lihat itu, itu bukan [lagi] tanah pemerintah,  sudah tanah rakyat yang mereka dapat. Dan itu
tidak boleh diubah peruntukannya; hanya untuk pertanian; dan tidak boleh
dijual. Jadi hanya boleh diberikan untuk anak istrinya atau cucunya. Dan
tentunya nanti akan ada pemerataraan.

Bapak Ephorus [Pdt Robinson
Butarbutar.Red) saya selalu ngomong ke HKBP, ini akan terjadi kemajuan di
kampung kita. Kemajuan itu terjadi dan terbuka. Jadi spiritual itu menjadi
penting. Apa yang telah dibikin Amang Ephorus Nommensen [yang mengutamakan]
spiritualitas, pendidikan, pertanian, kemudian pasar…sekarang itu paling
tidak kami sudah menyebut tiga (spiritualitas, pendidikan, dan pertanian).
Pasar ini kita juga akan diperhatikan…

Nah pendidikan menurut saya
sangat penting. Saya mau beri contoh, SMA Unggul DEL, itu yang masuk ITB setiap
tahun rata-rat 30% dari 140 orang. Belum lagi yang masuk UI dan segala macam.
Jadi hampir semua. Sekarang IT Del (Institute Teknologi Del) itu kita
kembangkan, bekerjasama dengan 4 Universitas. Kembali ke masalah SDM, karena
tanpa SDM [yang mumpuni] kita akan dijajah secara… apa namanya, SDM kita
kedepan, secara teknologi.

Jadi saya mohon kita ini, Batak
ini kompak. Kita masing-masing punya lebih kurang, enggak ada yang sempurna.
Tidak boleh kita mengklaim alani ahu do [semua karena aku. Red], gak bisa. Itu
pengalaman saya juga di pemerintahan ini selama 7 tahun. Kenapa negeri kita ini
enggak maju-maju. Karena semua ini tidak terintegrasi kerjanya. Karena merasa,
ada kebanggan yang segmented sifatnya, jadi kerjanya terkotak-kotak. Nah, sekarang
itu saya terobos. Saya buat terintegrasi.

Kalau terintegrasi, itu baru bisa
selesai; kalau tidak terintegrasi ya tidak akan bisa selesai. Percaya sama
saya. Dengan segala macam pengalaman saya; dengan segala macam yang sudah
pernah saya kerjakan, saya ikuti, terbukti bahwa tanpa terintegrasi, tidak bisa
jalan.

Nah orang Batak pun sama.

Orang Batak itu yang super pinter
banyak. Yang lebih pinter-pinter juga banyak. Tapi yang bisa bekerjasama itu
kadang-kadang tidak banyak. Jadi saya mohon, kebanggaan kita, kehebatan kita,
itulah Tuhan sudah kasih talenta kepada kita.

Itu yang selalu saya bilang
Mistery Of Life. Saya ulangi ya Mistery Of Life.

Kita gak tahu apa yang terjadi
pada diri kita. Saya prajurit professional. Tidak ada…maaf kalau saya boleh
agak sombong sedikit, tidak ada yang mengalami pendidikan pasukan khusus
sebanyak saya. Ini ada anak buah saya Pak Hinsa Siburian (Letnan Jenderal TNI
Purnawirawan. Red). Tapi hari ini saya ndak ngurusin itu.

Saya dulu sudah kemana-mana
[mengikuti] pendidikan pasukan khusus. Ke Amerika, saya ke Inggris, ke Jerman.
Apalagi?  Gak ada perwira seperti saya.
Tapi Tuhan mau lain. Jadi apa yang mau disombongkan? Tidak ada. Jadi bapak ibu
sekalian, kita orang Batak, kita harus melakukan refleksi juga terhadap ini. Mungkin
karen kita semua raja, akhirnya, kita gak sadar gitu, bahwa kita tuh…ya
merasa jago.

Memang betul matematika kau lebih
hebat dari aku, tapi di sini mungkin aku lebih hebat dari kau. Jadi
masing-masing punya kehebatan. Dan, rencana Tuhan, itu yang saya sebut Mistery
Of Life. Itu kita gak tahu. Jadi saya mengimbau semua kita orang Batak, supaya
kompak.

Dan kalau gak kompak, percaya
sama saya, sudahlah…Kau mau jago sendiri, kalau gak ada support temen kau
sana sini, forget it. Gak akan bisa, sehebat-hebatnya kamu. Di ruangan ini
mungkin saya yang tertua. Umur saya 74 tahun. Jadi saya minta, mohon kepada
teman-teman sekalian, kita melakukan refleksi masing-masing. Kalau kita bisa
kompak, [segala] apa yang mau kita kerjakan, akan bias [terlaksana].

Jadi saya dorong Amang Ephorus
tadi parsaribuan-nya itu…Saya telepon beliau: “Amang kalau mencari duit 54
miliar, gampang lah itu saya bisa cari-cari. Tapi membuat kompak ini, dengan parsaribuan
itu. Itu luar biasa.

Jadi menurut saya, ide Amang
Ephorus itu adalah ide yang brilliant: untuk menyatukan kita, [jangan]
kesombongan.

Wah saribu rupiah do, 30 ribuan
itu…Bukan itu. Mungkin buat anda itu nothing, tapi buat parrengge-rengge, itu
something. Jadi gereja ini dibentuk dari, yaaa.. paribuan, parpuluhan dari
orang yang paling kecil. Jadi kita jangan bergaul hanya kepada orang-orang yang
atas.

Bapak Ibu sekalian, ya saya beri
contoh saya dulu: Orang yang kenal saya, dari zaman dulu, tidak akan pernah
mereka melihat perubahan saya bergaul. Apapun jabatan saya hari ini, apapun
kekuasaan saya hari ini, enggak akan [berubah]. Saya biasa aja. Siapa aja yang
mau ketemu saya, siapa yang mau telepon, siapapun yang mau…pasti saya
respons. Kenapa? Karena itulah hidup. Kita ini harus berbuah, bukan hanya lip
service, tapi executed dalam langkah kamu sehari-hari…sekecil apapun yang anda
buat.

Saya selama sekarang ini, jadi
sering ke Batak sana, ke Toba. Saya merasakan itu yang kurang. Karena kita
orang Batak itu, selalu merasa dia yang paling hebat. Yes, Anda hebat kok. Anda
lihat SMA Unggul Del itu, [nilai] matematika terbaik se-Indonesia itu ada di
sana loh. Itu hasil UMPT kemarin. Kenapa bisa? Kita dorong dengan hati. Dorong
supaya…Karena dasarnya orang Batak itu hebat-hebat, hanya semua maunya jadi
striker. Itu aja.

Jadi, gak ada yang mau jadi
pengumpan…ah au lebih jago…Itu kita kurangi lah. Striker itu penting, very
important, tapi kalau striker gak ada yang mengumpan, apa yang mau ditendang. Jadi
kita pun di antara orang Batak, saya titip sekali. Cobalah [lihat]
lawyer-lawyer terbaik kita. Mana ada lawan lawyer orang Batak. Pokoknya yang
lurus aja bisa dibengkokin, yang bengkok bisa dilurusin. Ya [karena] dia hapal
mengenai…Saya bicara [tentang] Pak Lambock (Lambock V Nahattands, ahli hukum.
Red) ini. Loophole-nya itu dia tahu, kan ndak mungkin sempurna. Jadi sekali lagi
saya titip [kepada] bapak ibu sekalian, gereja kita sekarang ini sedang seperti
ini, saya titip: Ayo kita kompak! Saya titip betul itu.

Saya masih berdinas di sini, kan
tinggal 3,5 tahun. Saya gak mau lagi. Setelah 3,5 tahun saya bilang: udahlah,
cukup.  Istri saya terutama. “hei – hei
jangan lagi,” katanya.  Boru raja itu kan
kalau dia udah bilang itu, ya udah lah. Jadi yang ingin saya sampaikan ke Bapak
Ibu sekalian, semua itu yang ada di [bawah] langit ada waktunya, saya ulangi:
semua yang ada di bawah langit ini, ada waktunya. Ada waktu lahir, ada waktu
ini, ada waktu…ya ada waktu check out.

Jadi kita pun ndak perlu
menyombongkan diri, karena semua sementara. Jangan hanya lip service. Kita
harus meyakini bahwa Tuhan telah memberikan semua waktunya. Sekarang waktu kita
bantu gereja, kita bantu dengan hati. Gak usah beritahu beritahu lah.

Tadi kan sudah dibilang Pak Laoly
(Yasonna Hamonangan Laoly, Menteri Hukum dan HAM. Red), ndak usah beritahu
[siapa-siapa]. Jadi, kalo Bapak yang sudah nyumbang sekarang Rp. 100 juta, ya
minggu depan 100 juta lagi, diam-diam kirimin aja lah ndak papa [sambil
tersenyum.Red]…Yang sekarang cuma 1 juta, minggu depan 1 juta lagi, gak papa
sejuta.

Atau yang kasih sekarang  cuma 500 ribu, ya nanti minggu depan 500 ribu
lagi ndak papa. Jadi bukan jumlahnya, tapi hati yang ada disini [menunjuk pada
dada. Red]. Itu yang perlu diingat.


Jadi Amang Inang semua yang ada
di zoom call dimana pun Anda berada, saya titip dari sini: Jangan lihat: wah
ada yang kasih 1 miliar nih, ada yang 10 miliar mungkin, 15 miliar mungkin,
Anda kasih 100 ribu pun, kasih 10 ribu pun dengan hatimu, itu adalah satu
pemberian yang sangat …. gak terdengar karena tepuk tangan.

Sekali lagi dari saya, mari kita
kerjasaama, sebagai Batak mari kita kompak, jangan parsitiuran, partumbukan…

Saya lihat kadang-kadang, ya tapi
mungkin ini dalam rangka popularitas juga ya…Jadi ada kadang-kadang main
boxing, [sambil tersenyum. Red] tapi jangan dikembangkan terus lah, saya titip
orang batak itu main boxing nya jangan kelamaan senyum., udah setelah itu
tarombo lagi lah. Inilah Amang Ephorus, jadi Amang gak usah khawatir, kita akan
back-up Amang, Inang Ephorus juga, HKBP.

Kita semua akan mendukung. Saya
kira kita committed, jangan sampai gagal ke OJK. OJK itu kita harus selesaikan
tahun ini. Jadi saya minta semua teman-teman, Amang Inang semua yang zoom call,
kita punya target 54 miliar. Saya lihat Amang Ephorus sudah punya hampir sampai
9 miliar ya..[dari hasil] yang di parmingguan, peribuan. Permingguannya sudah
bisa 9 miliar. Artinya, kalau sekarang kita main terus seperti ini [ acara fund
raising. Red], saya kira 54 miliar itu akan bisa kita capai sampai akhir tahun.

Kalo teman-teman kita marga
Sinaga saya kira akan melanjut juga, tapi jangan kira rely on temen-temen kita
marga Sinaga, kita rely on kita punya kemampuan sendiri lah. Di situlah
kebesaran Batak itu

Scroll to Top