Nainggolan, Samosir (23/11) – Peristiwa bersejarah bagi HKBP Nainggolan Resort Nainggolan yang melaksanakan dua momen penting dalam satu rangkaian kegiatan, yaitu peresmian gedung pelayanan baru: Sopo Mamre, dan pewartaan Firman yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal HKBP, Pdt. Rikson Hutahaean, M.Th. Tepat pada Minggu XXIII Trinitatis, atau yang umum dikenal dengan Minggu Ujung Taon Parhuriaon (Minggu Ujung Tahun Gerejawi). Jemaat dan para tokoh nasional yang hadir bukan hanya menyaksikan sebuah fasilitas pelayanan baru diresmikan, tetapi juga diajak merenungkan kembali arah hidup mereka di hadapan Tuhan melalui khotbah.
Pdt. Rikson Hutahaean menyampaikan khotbahnya berdasarkan Wahyu 20:11-15 dengan topik: “Penghakiman yang Terakhir – Panguhuman Na Parpudi”. Beliau menekankan agar jemaat menggunakan kesempatan yang Allah berikan untuk mempersiapkan diri bahwa semua manusia akan meninggalkan dunia ini dan menghadapi penghakiman yang terakhir. Kesempatan yang telah diberikan sebaiknya tidak disia-siakan, baiklah setiap jemaat menggunakannya sebagai anugerah untuk mempersiapkan diri menghadapi hari tersebut, bukan dengan ketakutan, melainkan dengan hidup yang penuh pengabdian kepada Tuhan.
Oleh karena itu, Sekretaris Jenderal HKBP mengajak seluruh umat untuk memberikan yang terbaik selama hidupnya untuk menjadi berkat, baik berupa materi, tenaga bahkan hidup sebagai persembahan yang sejati kepada Tuhan Allah saja. Jemaat diajak untuk meniru dan menjadikan teladan tokoh-tokoh Alkitab bahkan tokoh-tokoh kristen masa kini untuk memelihara semangat mempersembahkan hidup kepada Tuhan Allah, bukan hanya dengan hal-hal yang besar, namun juga mulai dari yang terkecil dengan motivasi yang murni dan hati yang tulus.
Di akhir tahun gerejawi, acara peresmian Sopo Mamre juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting. Bupati Samosir, Vandiko T. Gultom, turut hadir bersama Kolonel TNI (Purn.) Alberto P. Nainggolan mewakili para perantau dan pemerhati. Kehadiran Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Panjaitan, sebagai pemerhati dan donatur, memberikan warna tersendiri dalam acara ini. Dalam sambutannya, Luhut menegaskan bahwa kekompakan jemaat HKBP—baik di dalam maupun di luar gereja—adalah kunci untuk menghadirkan gereja yang peduli terhadap sesama dan lingkungan hidup. Ia mengajak jemaat untuk menjaga bumi sebagai bagian dari tanggung jawab iman, serta hidup dalam doa sebagai identitas orang percaya.
Sebelum acara ditutup, Sekjen HKBP kembali memberikan bimbingan dan arahan agar jemaat HKBP Nainggolan menjadi jemaat yang mandiri dan bertanggung jawab atas berkat yang Tuhan Allah telah titipkan kepada mereka. Dengan peresmian Sopo Mamre sebagai simbol pertumbuhan pelayanan dan khotbah Minggu Ujung Taon Parhuriaon sebagai pengingat akan makna kehidupan, membuat hari itu menjadi momentum yang mempertemukan sukacita dan kesadaran diri sebagai seorang Kristen, jemaat HKBP. Sebuah pengingat bahwa perjalanan iman tidak hanya dibangun oleh fasilitas pelayanan, tetapi terutama oleh hati yang siap mempersembahkan hidup kepada Allah setiap hari.
















