Pdt Martongo Sitinjak Bersama Parhalado HKBP se-Resort Kramat Jati dalam Pembinaan “Mangarataratai” Firman dan Tohonan Sintua

Seluruh
Parhalado (Sintua dan Calon Sintua) HKBP Se-Resort Kramat Jati bersatu jua untuk
meningkatkan pelayanan di Gereja serta meningkatkan tanggung jawab dan
kedewasaan penuh dalam diri parhalado dalam mengemban tugas pelayanan yang
Tuhan percayakan, maka mereka menetapkan dan merealisasikan program Pembinaan
Parhalado HKBP Resort Kramat Jati tahun 2019.

Pembinaan
ini berlangsung di Hotel Palm Park (PP) Cisarua-Bogor pada tanggal 14-15 Juni
2019 dengan Tema HKBP DARI MASA KE MASA
serta Sub Tema Pangkema Silehonlehon na
tu ho, marhitehite na manghaburjuhon Panjouonmu.

HKBP
Kramat Jati merupakan Huria HKBP yang berada di Wilayah Pelayanan HKBP yang
masuk kedalam Distrik VIII DKI Jakarta yang dilayani oleh Pdt. Samuel Ch.
Sitompul (Pendeta Resort), Pdt. Ertinius Napitupul dan Pdt. Aris Suhendro
Panjaitan (Pendeta Fungsional) juga biv. Sipana br. Hutauruk. HKBP Kramat Jati
memiliki satu pagaran yaitu HKBP Gedong yang dipimpin oleh Pdt. Agus Siahaan
yang menjadi Pimpinan Jemaat.

Sebanyak
82 orang Sintua mengikuti kegiatan Pembinaan Parhalado HKBP Se-Resort Kramat
Jati. Kegiatan ini diawali dengan Ibadah yang dilayani oleh Pdt. Aris Suhendro
Panjaitan sebagai pemberita Firman, St. B. Silalahi menjadi liturgis serta
St.E.Sianturi membawa doa syafaat. Kegiatan ini dibuka didalam nama Allah Bapa,
AnakNya Yesus Kristus dan Roh Kudus, oleh Pendeta Resort HKBP Kramat Jati di
dalam peribadahan pembuka.

Pada
kesempatan ini, Pdt. Dr. Martongo Sitinjak menyampaikan sessi yang bertujuan
untuk mangarataratai Firman Allah
yang  bekerja sebagai wujud karya Allah dalam
diri pelayan juga bagaimana menghayati Poda Tohonan Hasintuaon.

Penatua
merupakan orang yang dituakan, namun bukan hanya karena umur melainkan tua di
dalam karakter, kehidupan beriman dan dalam segala hal pelayanan gereja. Maka
dengan itu, sintua haruslah terlebih dahulu membekali serta mempersiapkan
dirinya sebagai wakil Allah dalam menyampaikan sesuatu kepada jemaatNya. Hal
yang harus di bekali oleh sintua terlebih dahulu dalam kehidupan pelayananya
yaitu : 1. Membangun hubungan yang terikat dengan Tuhan, 2.  Menginternalisasi Firman dalam kehifupan, 3. Mampu
menghadapi tantangan dan cobaan dari Dunia, terang Kadep Koinonia dalam
pembinaan.

Hasintuaon
menjadi “Pekerjaan yang Indah” ketika
seseorang dengan hati yang tulus dan tekun untuk : memiliki cara hidup yang
baik di hadapan Tuhan dan dihadapan sesama manusia, menerima tugas pelayanan
pelayanan sesuai dengan poda tohonan, serta memelihara tohonan dengan segenap
hati dan kekuatan sesuai dengan Firman Allah, tambah Pdt. Martongo Sitinjak.

Tohonan
ima silehonlehon ni Debata (Anugerah)
,
tugas/tanggungjawab yang disampaikan oleh Allah.
Sintua merupakan hapataran ni
Debata
yang melaksanakan tohonannya, sebab Tuhan-lah yang melakukannya
melalui kita manusia. Maka dengan itu seorang sintua haruslah terlebih dahulu
Pabongothon Debata melalui FirmanNya agar
Firman yang Bekerja dalam hidupnya disetiap pelayanannya, jelas Bapak Martongo
Sitinjak. (RH)




Scroll to Top