Senin
(3/6), Kepala Departemen Marturia menyampaikan materi Parhalado na Marmarturia kepada 28 majelis jemaat dalam pembinaan Parhalado HKBP se Ressort
Kwala Bekala di Gedung Nommensen Christian Center, Kompleks Seminarium HKBP,
Kecamatan Sipoholon, Tapanuli Utara. Pembinaan ini
berlangsung selama dua hari kedepan yang dipimpin oleh Pdt. Pluner Simamora.
Pada sesi ini ibu kadep memulai
dari pertanyaan kepada beberapa majelis jemaat. Pertanyaan yang disampaikan
oleh Ibu kadep: Bagaimana panggilan kita menjadi parhalado sampai saat ini?
Seorang majelis laki-laki sebut St. Manik memberikan respon pribadinya bahwa
beliau menjadi parhalado karena dukungan dan dorongan dari teman majelis yang
selalu meningatkan beliau untuk rajin beribadah. Respon salah seorang majelis
perempuan yaitu St. Simanjuntak juga terdengar sedikit unik, yaitu karena
nazar. Sebab belaiu pernah mangalami sakit yang cukup parah hingga beliau
berdoa untuk kesembuhan kepada Tuhan, jika Tuhan memberikan kesembuhan beliau
siap menjadi koster di gereja. Pada waktu yang kesembuhan terjadi pemilihan
mejelis gereja. Maka kesempatan itu diterima olehnya untuk melayani Tuhan.
Respon
dari majelis ini melanjutkan materi yang disampaikan oleh ibu kadep akan sesi
parhalado na marmarturia. Penjelasan ini dimulai dari pengertian mejelis gereja
yang dipilih oleh Tuhan melalui jemaat yang berada dilingkungannya. Pada tahun
1940 majelis gereja menerima tujuh tugas di dalam gereja yang tertulis di
agenda HKBP. secara umum tugas itu sangat mengarahkan majelis untuk hidup
bersaksi akan kasih Kristus. Inilah dasar dari majelis yang bermarturia di
HKBP. Tugas kesaksian tersebut mencakup melayani diibadah minggu, melayani
diibadah lingkungan, pelayanan kategorial, pelayanan diakonia sosial dan
pelayanan bermasyarakat. Tetepi saat ini, tugas itu semakin bertambah, dimana
dari tujuh uraian tugas para majelis ditambahkan melalui materi ini yaitu:
politik, hukum dan ekonomi. Hal ini mempunyai dasar dari keadaan gereja yang
bersentuhan dengan politik, hukum dan ekonomi. Majelis diajak untuk bersaksi
juga melalui sentuhan politik, hukum dan ekonomi di gereja kita saat ini.
Disamping itu, tugas dari majelis adalah memperlengkapi jemaat yang tertulis di
Epesus 4:11-12, majelis diajak untuk memperlengkapi jemaat dan sesama majelis
di dalam pekerjaan yang diemban saat ini.
Bagaimana
menjadi majelis yang bermarturia? Mari kita mulai dari data yang harus menjadi
pedoman dalam pelayanan kita menjalakan uraian tugas kita sebagai majelis. Ada
banyak kita yang tahu jumlah kepala keluarga dari lingkungan yang kita layani
tetapi dari jumlah jiwa, masih belum akurat dari data kita. Data ini sangat
penting untuk memulai pelayanan kita yang bermarturia. Setelah itu, majelis
juga harus mempunyai jadwal kunjungan kepada jemaat, baik dimulai dari jumlah
kepala kelauarga maupun dimulai dari hari yang telah ditentukan secara
bergantian dari setiap majelis yang berada di lingkungan tersebut. Disinilah
hubungan kerjasama anatara pendeta resort dengan majelis yang dilihat dari
laporan setiap majelis. Laporan ini berasal dari kunjungan dari kegiatan:
memelihara jemaat, memperhatikan tingkah laku jemaat, memberikan teguran kepada
jemaat yang salah, dan menggembalakan jemaat.
Setelah
penjelasan yang dipaparkan oleh ibu kadep marturia, beberapa pertanyaan
dilontarkan oleh parhaldo kepada ibu kadep, salah satu pertanyaan yang unik
yaitu: bagaiamana seni Marturia ini ditengah-tengah pelayanan kami
ditengah-tengah gereja saat ini? Jawaban ibu kadep menjelaskan bahwa semua
unsur tugas gereja ini termuat dalam satu kegiatan gereja. Salah satu contoh
yaitu, pelayanan diakonia sosial kepada orang sakit atau yang baru berduka.
Menyampaikan bantuan atau bentuk dari perhatian persekutuan itu adalah muatan
diakonia, sedangkan kumpulan itu disebut dengan koninioa, dan muatan Firman
Allah yang disampaikan disana adalah Marturia. Ketiga unsur ini tidak dapat
dipisahsakan satu dengan yang lainnya. Bahkan, parhaldo dituntut untuk lebih
memahami marturia dari seluruh muatan poda tohonan penatua. Oleh karena itu, pelayanan
diakonia sosial terhadap yang sakit atau yang baru berduka, adalah bentuk
panggilan gereja terjadi disana, hanya saja yang mengakomodir kegiatan itu
adalah dewan diakonia.
Pertanyaan berikutnya
dari perhalado, bagaimana mengingatkan anak-anak jaman sekarang, kita tahu
perkembangan jaman sekarang sudah sangat luar biasa? Penjelasan ibu kadep,
mendidik anak-anak saat ini tidak lepas dari keteladanan yang kita berikan
kepada mereka. Jika kita meneladani yang baik, maka yang baik pula diteladani
mereka dari kita. Oleh karena itu, perlunya meneladani firman Allah dan bergaul
dengan firman Allah agar kita mampu memberikan teladan yang kita pahami dari
firman Allah. Dengan begitu anak-anak tidak mempunyai alasan untuk tidak
meneladani kita sebagai orang tua dan orang yang dituakan. Setelah selesai
memberikan sesi dan pertanyaan, acara selanjutnya ibu kadep menyampaikan
bulletin marturia secara simbolis kepada Pdt. Pluner Simamora sebagai tanda
resminya bulletin marturia dilaunching oleh ibu kadep yang berisikan, khotbah
dari bulan juli sampai September, berita pelayanan, artikel, dan lainnya.
Sebanyak 32 buah bulletin Marturia, HKBP Kwala Bekala membelinya langsung dari
Departemen Marturia. Kiranya pembinaan parhaldo HKBP Kwala Bekala memberikan
semangat yang baru dan kecintaan dalam pelayanan semakin mendalam untuk
meningkatkan pelayanan di HKBP Kwala Bekala dan sekitar lingkungan. (JLS)