Pada
Rabu (16/10) bertempat
di lantai 2 gedung Raja Pontas Lumbantobing, Kantor Pusat HKBP Pearaja,
Tarutung. Telah berlangsung press conference
Panitia Rapat Pendeta HKBP mengenai kesiapan panitia dalam menyongsong
semakin dekatnya pesta rohani para Pendeta HKBP. Press conference ini dipandu oleh Kepala Biro Informasi HKBP Pdt
Arthur Lumbantobing. Bapak Sekretaris Jendral HKBP menyampaikan sudah sejauh
mana kesiapan panitia. Dan juga menyampaikan bahwa panitia sudah melaksanakan
audiensi dengan Menteri Agama Republik Indonesia yaitu bapak Lukman Hakim,
dengan harapan beliau dapat menghadiri Rapat Pendeta HKBP tahun 2019 ini.
Karena di waktu sebelumnya, sudah lama acara tingkat hatopan HKBP tidak dapat
dihadiri dari Kementrian Agama RI.
Audiensi
juga sudah dilaksanakan panitia kepada Gubernur Sumatera Utara yaitu bapak Edy
Rahmayadi, dengan tujuan karena pesta rohani para Pendeta HKBP ini akan
dilangsungkan di daerah kawasan provinsi Sumatera Utara. Sehingga panitia
melaksanakan audiensi dan didampingi beberapa praeses dengan tujuan supaya
gubernur SUMUT bisa hadir dalam Rapat Pendeta HKBP 2019 untuk menjalin
kemajemukan di daerah yang beliau pimpin. Panitia juga sudah melakukan audiensi
kepada kepala pemerintah kabupaten di kawasan danau toba dengan harapan bisa
hadir, dan para hamba Tuhan tidak terjebak dalam politik praktis yang mungkin
akan terjadi, dan juga agar tetap menjalin kemitraan para Pendeta HKBP dengan
Pemerintahan yang dilayani.
Bapak
Sekretaris Jendral HKBP Pdt David F Sibuea, MTh, DMin juga menyampaikan bahwa
Rapat Pendeta HKBP juga merupakan suatu berkat kepada masyarakat sekitaran kota
Tarutung. Karena dalam acara ini panita mengupayakan semua usaha catering makanan yang ada di Tarutung
berkoordinasi dengan panitia sebagai petugas konsumsi selama Rapat Pendeta
berlangsung. Dengan harapan bisa memajukan tingkat perekonomian masyarakat
kawasan kota Tarutung. Pada akhir kata yang disampaikan bapak Sekjen HKBP
menekankan bahwa dalam kepanitiaan sangat ditekankan ketransparanan anggaran
yang digunakan setiap seksi yang bertugas dalam kepanitaan Rapat Pendeta.
Kemudian
dalam kesempatan ini juga bapak Ketua Rapat Pendeta (KRP) HKBP Pdt Dr Robinson
Butarbutar juga menyampaikan latar belakang tema utama Rapat Pendeta HKBP tahun
2019. Beliau juga menyampaikan bahwa akan ada juga tamu yang
hadir dalam RPH Tahun ini yaitu Irjen Pol Martuani Sihombing dari Mabes Polri,
didasarkan karena kerinduan beliau berkumpul bersama-sama dengan para Pendeta
HKBP. RPH Tahun ini merupakan rapat pertama setelah RPH yang sudah berlangsung
pada tahun 2017 yang lalu, yang dimana sebelumnya RPH diadakan sekali empat
tahun, namun karena perubahan konstitusi kemudian menjadi sekali dua tahun. Dan
yang menjadi pokok bahasan RPH Tahun ialah kita mengetahui bahwa Indonesia, dan
dunia telah memasuki revolusi industri 4,0.
Kita
sudah melihat banyak distrupsi atau goncangan-goncangan tentang pemahaman, sudut
pandang, dan etika komunikasi yang terjadi pada saat ini yang sangat pesat
terjadi, dan ditampung data yang sangat besar.. Sehingga goncangan ini dapat
mempengaruhi setiap aspek kehidupan, bukan hanya masyarakat pada umumnya saja
tetapi ikut juga para pendeta. Karena revolusi industry ini ditopeng oleh
keyakinan pada kemampuan manusia itu sendiri. Sehingga bisa menggerus
keyakinannya pada peran Allah dalam kehidupannya. Dan oleh karena itu Ephorus
HKBP bersama dengan ketua Rapat Pendeta mengajak para pendeta untuk menyikapi
konteks yang tengah terjadi pada saat ini, agar keadaan ini tidak menghilangkan
iman dari warga kepada Allah Tritunggal. Sehingga tema yang dipilih ialah doa
Yesus “aku mendoakanmu supaya iman mu tidak jatuh”. Dengan iman yang tidak jatuh
itulah pendeta HKBP memampukan warganya agar tetap beriman, dan juga bukan
hanya warganya tetapi juga kepada yang belum beriman kepada Allah Tritunggal.
Karena itu pendeta
HKBP belajar dan bergegas melakukan tugas panggilannya agar iman tidak jatuh diperhadapkan
dengan revolusi industri 4,0. Dan bagaimana para pendeta HKBP melaksanakan
pelayannya pada saat ini. Dalam kesempatan ini juga digunakan untuk momen
mempererat persaudaraan antar sesama pendeta HKBP. (Biro Informasi – Septian)