Rapat Pendeta HKBP 2019 Resmi Dibuka


Hari ini, Selasa
(22/10), Ketua Rapat Pendeta HKBP Pdt Dr Robinson Butarbutar resmi membuka
Rapat Pendeta HKBP 2019 dalam ibadah pembukaan di Auditorium HKBP, Kompleks
Seminarium, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara. Pdt Robin
mengetukkan palu tiga kali setelah membacakan laporan panitia dengan
menyebutkan kehadiran peserta sudah mencapai 1620 pendeta (86,4 persen) dari
1.876 pendeta HKBP.

Rapat Pendeta
HKBP ini berlangsung di bawah terang tema Aku Mendoakanmu agar Imanmu Tidak
Jatuh (Lukas 22: 32). Dan subtema: Pendeta HKBP belajar dan bergegas
melaksanakan tugas panggilannya agar iman tidak jatuh pada era Revolusi
Industri Keempat.

Ibadah pembukaan
diawali dengan prosesi dengan urutan: pembawa simbol peribadahan HKBP (Salib,
Alkitab dan Lilin), liturgis dan pengkhotbah, Pimpinan HKBP, istri dan suami
pimpinan HKBP, praeses, tamu undangan serta para pendeta pemegang vandal
bendera per distrik.

Praeses HKBP
Distrik XI Toba Hasundutan Pdt Donda Simanjuntak STh dan Praeses HKBP Distrik
II Silindung Pdt Sarman Naibaho memimpin ibadah sebagai liturgis, pengkhotbah
dibawakan Pdt Dr Benny Sinaga dan Pendoa syafaat Pdt STP Siahaan MBA.

Khotbah dalam ibadah
pembukaan sesuai dengan tema, yang didasarkan pada Lukas 22: 32 yang berbunyi, “Tetapi,
Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau
engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.”

Pdt Benny Sinaga
memberangkatkan khotbahnya dari pemahaman iman orang percaya melalui
pendengaran hingga praktek hidup. Alkitab dalam Perjanjian Lama mengajarkan
kredo (pengakuan iman) dari
Shema Israel
(Bahasa Ibrani; yang berarti Dengarlah, hai Orang Israel!) Iman itu pun tidak
hanya berhenti sampai di pendengaran, tapi sampai ke perbuatan. Bagaimana beriman
dan mengasihi Allah yang tidak kelihatan itu melalui alam semesta dan
ciptaanNya.

Ia juga
menekankan kalimat Tuhan Yesus yang mengatakan, Aku telah berdoa untuk engkau
supaya imanmu jangan gugur…, adalah kalimat yang diperuntukkan bagi muridNya,
Simon Petrus. Simon selalu bersama-sama dengan Yesus di dalam pelayananNya.
Iman Petrus tidak hanya timbul dari pendengaranNya selama mengikut pelayanan
Yesus, tapi imannya sudah sampai kepada pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias.

Nas firman Tuhan
yang menjadi Tema Rapat Pendeta HKBP ini berada di dalam satu perikop tentang
percakapan di antara para murid Tuhan Yesus yang saling mempertanyakan siapa
yang terbesar di antara mereka. Ada dua hal penekanan di dalam percakapan
tersebut, yaitu kepemimpinan atau pelayanan dan kesejahteraan. Percakapan-percakapan
seperti itu sangat relevan dengan konteks HKBP, percakapan mengenai
kepemimpinan dan pelayanan (ayat 24-38). Percakapan semacam ini bisa memicu
pertengkaran dan bisa juga memotivasi kekompakan. “Kemarin saling memburukkan
di dunia maya, tapi saat ini bertemu sudah akrab dan saling berbincang,” tutur
Pdt Benny Sinaga.

Selain itu, ia
juga dengan lantang mengatakan, jangan kita mengatakan sebagai pelayan padahal
kita menjadi pemimpin yang minta dilayani. “Siapa yang mau menjadi paling
besar, hendaklah dia menjadi pelayan,” katanya mengutip firman Tuhan.

Kedua, mengenai
kesejahteraan. Simon Petrus memahami kalimat Yesus yang mengatakan: “Dan
engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.” Saling
menguatkan adalah karakter Kristiani yang kuat di dalam diri orang percaya.
Sesama pelayan Tuhan harus saling menguatkan, baik pendeta yang melayani di
desa dan kota. Saling menguatkan supaya tidak gugur iman rekan sepelayanannya.
Kita harus mau berbagi di antara sesama pelayan Tuhan.

Seusai khotbah,
Kepala Biro Personalia membacakan acara
In
Memoriam
dengan menyebutkan 26 pendeta aktif yang meninggal dunia, 15
pendeta pensiun yang telah meninggal dunia dan 8 orang keluarga pendeta yang
telah meninggal dunia dalam kurun Oktober 2017 – Oktober 2019. Sebelum ibadah
pembukaan diakhiri, peserta mendapatkan pelayanan Perjamuan Kudus.

Seusai ibadah pembukaan, peserta rapat dipandu menyanyikan lagu
Indonesia Raya. Turut hadir dalam pembukaan rapat ini, Pdt Dr Soritua AE
Nababan (Ephorus Emiritus), Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI Pdt Dr (Hc)
Willem TP Simarmata MA (Ephorus Emiritus), Direktur Urusan Bimas Kristen
Protestan Kementerian Agama RI Janus Pangaribuan, Asisten Operasional Kapolri
(Asops)) Irjen Pol Drs Martuani Sormin MSi, Ketua Umum PGI Pdt Dr Henriette
Hutabarat-Lebang, Sekretaris Umum PGI Pdt Gomar Gultom MTh, Anggota DPRD
Sumatra Utara Dr Jonius Taripar Hutabarat, Bupati Humbang Hasundutan Dosmar
Banjarnahor, Bupati Tapanuli Tengah Bakhtiar Ahmad Sibarani, Walikota Sibolga
Syarfi Hutauruk, Perwakilan Bupati Tapanuli Utara, Kapolres Tapanuli Utara AKBP
Horas Silaen, dan Dandim Tapanuli Utara Letkol Czi Roni Agus Widodo.

 

Kata Sambutan

Setelah upacara nasional selesai
kemudian dilanjutkan dengan laporan dari ketua umum panitia Rapat Pendeta HKBP
yaitu Sekretaris Jendral HKBP Pdt David F Sibuea, DMin. Dalam kata sambutannya
ketua panita memberikan salam kepada undangan yang hadir dalam pembukaan acara
rapat pendeta HKBP seperti Ketua Umum PGI Pdt Dr. Henrette T Hutabarat-Lebang,
Sekum PGI Pdt Gomar Gultom MTh, Irjen Pol Martuani Sormin (ASOP POLRI), bapak
bupati se-kawasan Tapanuli Raya, Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor,
Bupati Tapanuli Tengah Bakhtiar Ahmad Sibarani, Walikota Sibolga Syarfi
Hutauruk, Perwakilan Bupati Tapanuli Utara, Anggota DPRD Sumatra Utara Dr
Jonius Taripar Hutabarat,
  Kapolres
Tapanuli Utara AKBP Horas Silaen, dan Dandim Tapanuli Utara Letkol Czi Roni
Agus Widodo,
 dari Kementrian Agama RI
yang diwakilkan oleh bapak Januari Pangaribuan, beberapa anggota DPRD, para
mantan Pimpinan HKBP, dan seluruh Pendeta HKBP yang hadir dalam Rapat Pendeta
tahun 2019.

Ketua umum panita juga menyampaikan anggaran yang digunakan dalam
kegiatan Rapat Pendeta tahun ini bersumber dari seluruh dirstik HKBP dengan
jumlah sebesar 3 miliar 99 juta rupiah.Rapat Pendeta HKBP tahun 2019 berangkat
dari pergumulan para pendeta HKBP yang sudah berapa dalam perubahan zaman
terutama memasuki Revolusi Industri 4.0 sehingga para pendeta. Dan semua
pendeta HKBP haruslah saling membantu, saling mendoakan dan saling menguatkan.

Seusai pidato pembukaan Ketua Rapat Pendeta HKBP, dilanjutkan
dengan acara kata-kata sambutan, yang pertama kata sambutan dari Ketua Umum PGI
Pdt. Dr. Henriette T Hutabarat-Lebang. Dalam kata sambutannya mengucapkan
selamat kepada seluruh peserta Rapat Pendeta HKBP 2019 dimana dapat berjumpa
dan bergumul bersama dengan pergumulan masing masing setiap pendeta HKBP. Pada
masa sekarang kita Pendeta mendapati ancaman yang sangat berat, dan kita masih
berusaha membangun demokrasi yang bersih ditengah keragaman yang dimiliki
negara kita Indonesia. Dan beliau juga menekankan pesan kesatuan dalam
kepelbagaian yaitu kita semua adalah kesatuan tubuh Kristus, biarpun kita
berbeda kita harus tetap bersama-sama membangun tubuh Kristus itu di dunia ini,
terutama kita sudah memasuki masa revolusi industri 4.0 yang dimana generasi
sekarang sudah sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, sehingga kita harus
tetap diajari memberi diri untuk melayani sehingga kita harus tetap belajar dan
bergegas mengahadapi perubahan.

Kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan dari para pimpinan
daerah se-Tapanuli Raya, yang diwakilkan oleh bupati Tapanuli Tengah bapak
Bachtiar Ahmad Sibarani dalam kata sambutannya beliau menekankan bahwa agama
bukan menjadi pembatas untuk merajut kerukunan bagi setiap warga negara
Indonesia. Terutama pengalaman beliau yang dimana kabupaten Tapanuli Tengah
merupakan kabupaten yang memiliki pemeluk agama Kristen sebagai agama
mayoritas, Beliau merupakan pemeluk agama Islam tetapi beliau bisa memenangkan
pemilihan kepala daerah Tapanuli Tengah. Sehingga beliau sangat berterima kasih
kepada masyarakat Kristen di Tapanuli Tengah, Khususnya Jemaat HKBP.

Dilanjutkan dengan kata sambutan dari Dr. Binsar Situmorang yang
mewakili Gubernu Sumatera Utara, dalam kata sambutannya beliau menyampaikan
“HKBP berada didalam perkembangan dunia yang sangat cepat, sehingga proses
globalisasi ini menghantarkan masyarakat kita kepada guncangan-guncangan sosial
yang terjadi pada saat ini. Karena itulah peran HKBP sangat penting untuk
menggumuli perkembangan zaman ini. HKBP perlu menjadi perekat dalam masyarakat
Sumatera Utara, dan HKBP dapat hadir menjadi berkat yang bertali kasih di
tengah bangsa yang majemuk.

Kata sambutan dari kementrian Agama RI yang
diwakilkan oleh Dirjen Bimas Kristen Kementrian Agama Indonesia bapak Janus
Pangaribuan. Dalam kata sambutannya beliau mengatakan kita sama-sama menikmati
ada dinamika yang begitu hebat yang terjadi, adanya distrupsi atau
goncangan-goncangan yang mendegradasi moral masyarakat kita saat ini. Sehingga
dalam rangka pencegahan distrupsi iman kita yang sudah kita rasakan saat ini,
Rapat Pendeta HKBP ini merupakan mandatori pelayanan-pelayanan yang HKBP.
(Biro Informasi / DM-Septian)






Scroll to Top