Renungan Harian HKBP | 1 Agustus 2025

MENJADI SAKSI KRISTUS

Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal dan pikiran manusia, itulah kiranya memberkati hati dan pikiranmu, dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita yang hidup. Amin.

1 Yohanes 1 : 3 – 4
[3] Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.
[4] Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,…! Agar kita dapat memahami nas renungan hari ini, sebaiknya kita membacanya mulai ayat 1 – 4, karena di Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) merupakan satu bagian, yang diberi judul “Kesaksian Rasul Tentang Firman Hidup.” Nas renungan ini ada kaitannya dengan Injil Yohanes pasal 1:1,14. Yohanes 1:1 “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Selanjutnya Yohanes 1:14 “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” Siapa yang dimaksud Firman yang menjadi daging? Tidak lain adalah Yesus Kristus. Dalam Perjanjian Lama, para Nabi menubuatkan kehadiran-Nya di dunia ini, di tengah-tengah umat manusia. Di dalam Perjanjian Baru, ia lahir ke dalam dunia, menjadi manusia dan bersama-sama dengan manusia.
Kemudian di Surat 1 Yohanes 1:1-4 ini, ada perjumpaan Yohanes dengan Yesus. Itu sebabnya di ayat 1 dengan jelas dikatakan: “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup – itulah yang kami tuliskan kepada kamu.” Artinya, Yohanes mau mengatakan bahwa ia telah bertemu dengan Firman yang menjadi daging itu, Yohanes telah bertemu dengan Yesus, Yohanes telah bersama-sama dengan Yesus, Yohanes juga telah telah melihat apa yang diperbuat Yesus. Kemudian di ayat 2 dikatakan: “Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.” Artinya, Yohanes memberitakan Yesus, Sang Juruselamat dunia, Sang Juruselamat manusia itu. Tentu ada maksud dan tujuan dari pemberitaan itu. Supaya orang yang mendengar pemberitaan itu menjadi percaya dan satu persekutuan dengan Yohanes dan orang-orang yang telah percaya. Supaya bukan hanya mereka saja yang percaya kepada Yesus dan diselamatkan, tetapi orang lain pun mengalami persekutuan dengan Yesus Kristus dan mereka pun ikut diselamatkan. Di Injil Markus 16:16 dengan jelas dikatakan: “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.”
Saudara-saudara,…adalah tugas dan tanggungjawab orang yang sudah percaya untuk bersaksi tentang Yesus, atau memberitakan Injil. Mengacu kepada nas renungan hari ini, supaya semakin banyak orang yang percaya kepada Yesus dan diselamatkan. Bersaksi atau memberitakan Injil adalah tugas yang mulia, tetapi bukanlah tugas yang mudah, melainkan tugas yang sangat berat dan penuh resiko. Mengapa saya mengatakan demikian? Karena dalam Sejarah Gereja dicatat, begitu banyak pemberita Injil yang mengalami penolakan, penganiayaan bahkan pembunuhan karena memberitakan Injil. Kita tidak perlu jauh-jauh melihat sejarah penginjilan di negara lain atau di daerah lain, mari kita lihat sejarah penginjilan di tanah Batak yang dicatat di dalam sejarah gereja HKBP. Ada penginjil yang mengalami penolakan bahkan menjadi korban pembunuhan. Tahun 1864, tepatnya tanggal 28 Juni, dua orang penginjil yang diutus Kongsi Zending Boston – Amerika, mati terbunuh di Lobu Pining, yaitu Pdt. Samuel Munson dan Pdt. Henry Lyman. Nommensen yang datang dari tanah Jerman pun pada awalnya mengalami penolakan dan ancaman pembunuhan di tanah Batak, karena memberitakan Injil kepada orang-orang Batak. Walaupun pada akhirnya, orang Batak menerima kehadiran para penginjil, dan orang Batak pun menjadi percaya kepada Kristus.
Di jaman kita ini pun banyak tantangan yang dihadapi oleh orang Kristen ketika bersaksi tentang Yesus. Ada ancaman penolakan, pengusiran, penganiayaan, bahkan pembunuhan. Di beberapa tempat, beribadah saja mengalami larangan dari warga masyarakat sekitar. Dengan situasi dan kondisi yang demikian, apakah kita berhenti untuk bersaksi? Tentu tidak! Sebagai orang beriman, sebagai orang Kristen, di mana pun kita berada, kita harus tetap bersaksi tentang Kristus. Di Kisah Para Rasul pasal 1:8 dengan jelas dikatakan: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Orang Kristen harus menjadi saksi Kristus sampai ke ujung bumi. Di manakah ujung bumi itu? Ujung bumi adalah, di mana bumi kita injak atau di mana kita berada, itulah ujung bumi, dan di situlah kita bersaksi tentang Yesus Kristus.
Bersaksi tentang Kristus tidak hanya melalui khotbah, tidak hanya dengan memberitahukan atau menjelaskan isi Alkitab kepada orang lain. Kesaksian atau pemberitaan yang baik dan justru paling efektif adalah melalui sikap dan perilaku hidup yang baik; cara bertindak yang baik, perbuatan yang baik, cara berbicara yang baik, pergaulan yang baik. Orang lain dapat melihat Kristus melalui kehidupan kita. Itu juga kesaksian Rasul Paulus di Galatia 2:20 “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mangasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” Bagaimana mungkin orang lain percaya kepada Kristus, kalau orang lain melihat perilaku yang tidak baik dari orang-orang Kristen. Orang akan mengalami perjumpaan dan persekutuan dengan Kristus, kalau mereka melihat kehidupan yang benar di dalam diri orang Kristen. Itulah tugas dan tanggungjawab kita sebagai orang Kristen. Amin.

Doa Penutup: Terima kasih Tuhan untuk kesehatan dan nafas kehidupan yang Engkau anugerahkan dalam hidup kami. Kami bersyukur atas Firman-Mu yang telah menyapa kami pada pagi hari ini. Beri kami kemampuan dan kesungguhan untuk melakukan kehendak-Mu dalam kehidupan kami sehari-hari. Berkati kami hari ini dalam segala aktifitas dan kegiatan kami. Kiranya Tuhan senantiasa berkenan menganugerahkan kepada kami kesehatan dan umur yang panjang. Tuntun kami dalam perjalanan hidup kami, agar kami dapat hidup seturut dengan kehendak-Mu. Dalam nama Putra-Mu Yang Tunggal, Yesus Kristus Juruselamat kami yang hidup, kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.

 

Pdt. Manaris R. E. Simatupang, M.Th. – Bendahara Umum HKBP

Scroll to Top