Renungan Harian HKBP | 18 Maret 2023

Selamat pagi Bapak, Ibu
saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus. Kita saat ini sudah tiba pada akhir
minggu. Semoga Bapak, Ibu saudara-saudara dalam keadaan sehat-sehat, dan penuh
sukacita mensyukuri penyertaan Tuhan selama dalam satu minggu yang kita jalani.
Biarlah Tuhan memberkati segala pekerjaan yang baik yang kita laksanakan dan
sekaligus mengingatkan kita akan kelalaian kita sebelum kita mengkahiri satu
mingu ini. Untuk itu, marilah kita berdoa mengucapkan syukur kepada Tuhan yang
mengasihi kita!

Doa Pembuka: Ya,
Tuhan Allah! Engkaulah Allah yang kekal dahulu, sekarang dan sampai pada akhir
segala zaman. Terima kasih Tuhan atas segala berkat-berkatMu yang kami terima
dalam satu minggu ini. Engkau memberi kesehatan kepada kami, Engkau memberi
damai dan sukacita, Engkau yang menuntun kami dalam segala aktifitas kami. Setiap
hari kami hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya
dan selamanya. KepadaMulah kami menyembah dan percaya. Ya Tuhan! Berfirmanlah
pagi ini untuk memberi pengharapan dan sukacita bagi kami. Amin!.

 

Bapak, Ibu saudara-saudara
yang dikasihi Tuhan Yesus! Marilah mendengar Firman Tuhan untuk hari ini, Sabtu,
18 Maret 2023, yang tertulis pada Kitab Zakharia 7: 1 “Janganlah menindas janda dan anak yatim,
orang asing dan orang miskin, dan janganlah merancang kejahatan dalam hatimu
terhadap masing-masing”.

 

“Mengasihi, bukan menyakiti”

Sebagai seorang yang sudah
ditolong, patutlah bersedia untuk menolong. Sebagai seorang yang sudah menerima
berkat, haruslah menjadi berkat. Karena hidup ini bukanlah hak, melainkan
anugerah atau pemberian. Hidup ini adalah pemberian Tuhan, tak seorang pun
manusia di atas bumi ini hidup oleh karena dirinya, dan hidup hanya untuk
dirinya sendiri. Tetapi kita hidup, juga karena orang lain diluar diri kita.
Kita membutuhkan orang lain, kita harus sadar bahwa hidup ini harus membutuhkan
orang lain. Kita hidup ditolong oleh orang lain; Pendidikan kita diperoleh dari
orang lain, pendapatan kita juga didapat dari orang lain; mandi pertama kita
hingga mandi terakhir kita juga adalah dilakukan orang lain. Dan segala harta
kita setelah kita meninggal menjadi milik orang lain. Ternyata sejak manusia
lahir hingga kembali kepada sang Penciptanya membutuhkan orang lain. Maka
bertemanlah kepada siapa pun karena kita tidak tau kapan kita membutuhkan mereka.   

Bapak, Ibu saudara-saudara.
Inilah yang disampaikan nabi Zakharia kepada umat Allah dan kepada Yerusalem.
Tuhan menegor dengan keras umat Allah dalam hal upacara puasa yang mereka
lakukan. Mereka melakukan perpuasaan tetapi perpuasaan yang tidak dikehendaki
Tuhan. Mereka berpuasa tetapi melakukan kekerasan. Mereka tidak peduli dengan
orang lain, mereka menindas sesamanya. Mereka menindas para janda dan anak
yatim, orang asing dan orang miskin, mereka suka merancang kejahatan terhadap orang
lain. Untuk itulah nabi Zakharia harus memperingatkan bahwa dosa harus dihukum
dan orang yang bertobat mendapatkan keselamatan. Tuhan mempunyai tujuan yang
agung untuk umatNya. Tetapi tujuan itu tidak akan tercapai tanpa umatNya
dipersiapkan menjadi berkat. Oleh karena itu Tuhan mengingatkan umatNya melalui
nabiNya Zakharia dan mengatakan:
“Janganlah menindas janda
dan anak yatim, orang asing dan orang miskin, dan janganlah merancang kejahatan
dalam hatimu terhadap masing-masing”  

Satu hal yang mereka perlu
ingat, bahwa mereka dahulu adalah orang-orang tawanan, pernah mengalami penindasan,
mereka pernah mengalami kelaparan dan kemiskinan; mereka pernah menjadi orang
asing; mereka juga sama seperti janda dan anak yatim. Tetapi dalam segala
penderitaan mereka, Tuhan telah menyelamatkannya. Tuhan melepaskan mereka dari
keterpurukan, dari kemiskinan. Tuhan memberi mereka makanan ketika kelaparan.
Tuhan melindungi mereka dari para penindas, dan Tuhan menumpas bangsa yang
menindas mereka. Kini mereka sudah menjadi orang yang berada di pihak bangsa
yang merdeka, bangsa yang diselamatkan. Seharusnyalah mereka berbuat kasih dan
menolong orang-orang yang menderita, orang miskin, anak yatim, para janda dan
tidak merencanakan kejahatan kepada orang lain, tetapi mereka harus menjadi
berkat bagi orang lain, mengasihi bukan menyakiti.

Dengan firman Tuhan hari
ini, kita kembali diingatkan akan tanggungjawab kita masing-masing, sebagai
makhluk social, haruslah punya sosial terhadap orang lain. Pada zaman itu kerap
kali para janda, anak yatim dan orang miskin sering mengalami penindasan dan
ketidak-adilan social. Salah satu sisi dari kepedulian social orang Kristen,
adalah tanggungjawabnya untuk peduli terhadap orang-orang yang miskin dan
tertindas karena hal ini Yesus sudah melaksanakannya lebih awal kepada kita.
Injil Lukas pasal 4: 18 mengatakan:  “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia
telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin;
dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang
tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang
yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”

Memang kita juga perlu
mengetahui penyebab kemiskinan itu terjadi. Pendekatan alkitab dalam masalah
ekonomi pasti akan menyoroti masalah kemiskinan. Apakah penyebabnya, dan apakah
bentuk-bentuk kemiskinan tersebut? Masyarakat harus dibimbing dan diberdayakan
untuk mencari jalan keluar dari kemiskinan. Miskin dan sederhana haruslah boleh
kita bedakan. Miskin adalah kondisi hidup, sedangkan sederhana adalah sikap
hidup tetapi keduanya harus kita kelola. Kondisi yang kita alami haruslah
dihadapi dengan aksi, perbuatan dan juga sikap. Sesungguhnya banyak kategori
dari orang miskin karena berbagai penyebab. Itu boleh saja karena kebiasaan
bergantung kepada orang lain. Atau boleh saja karena ketidakmampuan dari suatu
generasi yang lain untuk berpartisipasi dalam masyarakat yang lebih luas.
Mungkin saja kemiskinan dan masalah lainnya ditimbulkan dari kemalasan. Untuk itu
perlunya pengentasan kemiskinan dengan cara pendidikan, pelatihan untuk
mengubah minset yang dapat membangun cara berfikir memahami dunia dan memahami dirinya
sendiri. Namun tidak bermaksud untuk melepaskan tanggungajawab social kita
terhadap orang-orang yang mengalami penderitaan.

Saudara-saudara yang
dikasihi Yesus. Alkitab berkata:   Maka tidak akan ada orang miskin di antaramu,
sebab sungguh TUHAN akan memberkati engkau di negeri yang diberikan TUHAN,
Allahmu, kepadamu untuk menjadi milik pusaka, asal saja engkau mendengarkan
baik-baik suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segenap perintah
yang kusampaikan kepadamu pada hari ini (Ulangan 15: 4 – 5 )

Saudara-saudara yang
dikasihi Yesus. Orang miskin selalu ada di dunia ini, janda dan yatim piatu
segala penderitaan selalu ada di dunia ini. Oleh karena itu, tugas kita selalu
ada, tanggungjawab social kita selalu ada. Mari menolong mereka, mari peduli
kepada mereka. Ibadah dan puasa yang kita laksanakan setiap hari tidaklah cukup
untuk menunjukkan kita seorang yang beriman. Karena iman itu juga terlihat dari
perbuatan dan perilaku kita setiap hari. Marilah mengasihi, dan bukan
menyakiti. Ula na denggan tu halak sude, songon binaenNa tu ho. Ingot, urupi
luhut na gale, gabe parholong ma ho. Jadilah berkat bagi semua, s’perti Tuhan
lakukan. Beri bantuan bagi yang lemah, didalam kasih Tuhan. Amin.   

 

Doa Penutup: Terima kasih Bapa atas firmanMu pagi ini yang mengingatkan kami untuk
menolong orang-orang yang mengalami kesusahan, para janda dan anak yatim, orang
asing dan orang miskin dan agar kami tidak merencanakan kejahatan terhadap
siapa pun. Karena Tuhan telah menyelamatkan kami dari perbudakan, dari
perhambaan dan dari kebinasaan. Tuhan telah memberi anugerahMu yang tak
ternilai dan tidak dapat kami miliki dari siapapun. Engkaulah Tuhan Penolong
kami dalam segala kesusahan, utuslah kami menjadi berkat kepada sesama dan
semua orang. Berkatilah lembaga-lembaga social pemerintah dan swasta yang
memberi perhatian untuk menolong, membantu meringankan beban saudara-saudara
kami. Ya Tuhan! Biarlah dengan firmanMu hari ini kami juga tidak hanya
mengasihi sahabat dan saudara, tetapi biarlah kami menjadi orang yang peduli
bagi setiap orang. Ajarlah kami untuk tetap setia melaksanakan kehendakMu,
setia terhadap perintahMu. Amin.

 

Gr. Abdul Rachman Sitorus (Waka Biro Ibadah Musik HKBP)

 

Scroll to Top