Bapak, ibu terkasih,
sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan pada hari ini, marilah kita berdoa
terlebih dahulu. Kita berdoa!
Doa Pembuka: Bapa yang kami kenal di
dalam nama Yesus Kristus, kami datang ke hadirat-Mu dengan rasa penuh syukur
atas karunia kehidupan yang masih kami terima pada hari ini. Kami ingin
menjalani hidup kami sesuai dengan Firman-Mu ya Bapa, karena itu pimpin dan
tolonglah kami untuk dapat melakukannya setiap hari. Di dalam nama-Mu yang
besar kami berdoa dan bersyukur, amin.
Jemaat yang terkasih,
Firman Tuhan yang akan membantu kita dalam menjalani hari kita pada hari ini
tertulis dalam Yohanes 16:33, demikian:
Semuanya itu Kukatakan kepadamu,
supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku.
Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah
hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
pada suatu waktu, saya pernah mendengar cerita dari seorang rekan tentang
pengalamannya bersekolah di tempat di mana ia merasa sangat tertekan dan
menjadi seorang minoritas. Meski sekolah itu adalah sekolah negeri, namun
jumlah siswa Kristen sangatlah sedikit, hanya 5 orang per-angkatan dari jumlah
280 siswa dalam satu angkatan yang sama. Dalam usia yang masih sangat muda, ia
merasa amat tertekan berada di sekolah itu, terlebih ia dan teman-temannya yang
beragama Kristen tidak memeroleh pelajaran agama Kristen selayaknya siswa
beragama lainnya, juga tak diberi ruangan khusus untuk melakukan ibadah di
sekolah.
Melihat keadaan itu, ia dan
beberapa siswa Kristen di sekolah itu membentuk kelompok doa dan kelompok kecil
(KK) guna saling menguatkan satu sama lain. Dalam kelompok itu mereka rutin
beribadah seusai pulang sekolah di selasar ruang kelas setiap minggunya di mana
tak banyak orang melewati selasar itu. Selama tiga tahun penuh ia dan
teman-temannya terus berkomitmen untuk berdoa bersama, bersekutu dan menguatkan
satu sama lain.
Tidak ada hal besar yang
terjadi ketika mereka aktif dalam kelompok doa itu selama tiga tahun penuh hingga
suatu waktu di mana ia dan teman-temannya baru saja lulus dan penerimaan siswa
baru telah berlangsung, salah seorang dari adik kelasnya memberi informasi
kepada mereka. Mereka diberitahu bahwa siswa Kristen yang diterima di sekolah
itu pada tahun yang sama ketika mereka baru saja lulus telah bertambah sebanyak
33 orang. Informasi ini tentu saja sangat berharga bagi dia dan teman-temannya,
namun mereka sedikit mempertanyakan tentang apa yang terjadi sehingga siswa
Kristen bisa diterima dalam jumlah yang sangat banyak pada saat itu. Tak
berselang lama, ternyata mereka baru mengetahui bahwa pimpinan sekolah tersebut
telah berganti tepat setelah mereka lulus dan sebelum proses penerimaan siswa
baru berlangsung. Kini jumlah siswa Kristen di sekolah itu telah berjumlah
lebih dari 100 orang dari seluruh angkatan.
Jemaat terkasih, sebagai
pengikut Kristus kita memang telah mengetahui bahwa berbagai penderitaan dan
penganiayaan akan sangat mungkin kita alami ketika kita hidup mengikut Dia.
Namun teks renungan kita pada hari ini kembali mengingatkan kita bahwa kekhawatiran
kita tidak perlu untuk kita pelihara sebab Tuhan telah mengalahkan dunia.
Menguatkan hati adalah
tugas yang harus kita kerjakan dalam menjalani proses kehidupan kita di dunia
ini. Memang tidak akan mudah, memang akan penuh dengan tekanan, tapi damai
sejahtera yang dari Allah akan kita alami ketika kita telah berhasil melewatinya.
Seperti kisah yang telah kita dengar di atas, perubahan besar kadang kala tidak
terjadi pada waktu yang sama ketika kita sedang memintanya kepada Allah, namun yang
jelas itu pasti akan terjadi sesuai dengan kehendak Allah.
Kiranya kita dapat menjadi
anak-anak Allah yang dapat bertahan menghadapi penderitaan dan penganiayaan di
dunia ini sehingga kelak kita akan beroleh damai sejahtera yang dari Allah.
Amin, kita berdoa.
Doa Penutup: Bapa di dalam Surga yang
kudus, terima kasih atas Firman Tuhan yang telah menerangi hidup kami. Apa yang
telah kami dengarkan pada hari ini telah menguatkan kami untuk dapat bertahan
menghadapi berbagai-bagai persoalan di dalam hidup kami. Tuhanlah kiranya yang
tetap memampukan kami untuk dapat benar-benar menghidupinya setiap hari,
Tuhanlah juga yang memimpin hidup kami agar tetap sesuai dengan yang Engkau
kehendaki. Terima kasih Bapa, di dalam Kristus Yesus kami telah berdoa dan
menyerahkan hidup kami. Amin.
Pdt. Cintya Crisna Pardede,
M.Th- Pendeta Fungsional di Biro TIK HKBP