Renungan Harian HKBP | 22 Februari 2023

Doa Pembuka:

Kasih karunia dan
damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai
kamu. Amin

Nas Renungan: Ayub 6:14 “Siapa menahan kasih sayang terhadap sesamanya,
melalaikan takut akan Yang Mahakuasa”.

 

Bapak, ibu, dan
saudara/i sahabat Yesus Kristus! Setiap manusia tentulah pernah menghadapi
penderitaan. Penderitaan bisa muncul dari diri kita sendiri, di sekitar kita
maupun dari Tuhan. Penderitaan yang muncul dari diri kita bisa disebabkan oleh
kelalaian kita, kecerobohan kita, keinginan kita yang tidak terkendali, hawa
nafsu dan lain sebagainya. Kemudian ada penderitaan yang muncul dari luar diri
kita atau sekitar kita, misalnya orang yang bersengaja ingin menjatuhkan kita,
sakit penyakit, bencana alam dan lain sebagainya. Terakhir, penderitaan bisa
datang dari Tuhan sebagai ujian.

 

Bapak, ibu, dan
saudara/i sahabat Yesus Kristus! Ayub mengakui penyebab penderitaannya berasal
dari Allah. “Karena anak panah dari Yang
Mahakuasa tertancap pada tubuhku, dan racunnya diisap oleh jiwaku; kedahsyatan
Allah seperti pasukan melawan aku.”
(ay. 4). Pendertiaan Ayub ingin
menunjukkan bahwa orang yang takut akan Tuhan juga mengalami penderitaan.
Penderitaan Ayub tidak berhenti sampai di situ, pendertitaannya pun datang dari
sekitarnya. Di mana teman-teman Ayub telah meninggalkannya. Pada saat dia
mengalami penderitaan; mereka belum menunjukkan simpati yang seharusnya Ayub
terima. Dalam situasi ini Ayub mengalami penderitaan yang amat berat. Dalam
penderitaan yang berat seharusnya Ayub mendapat pertolongan dari sahabatnya,
faktanya justru kebalikannya yang ia terima.

 

Bapak, ibu, dan
saudara/i sahabat Yesus Kristus!
Siapa
menahan kasih sayang terhadap sesamanya

melalaikan takut akan
Yang Mahakuasa.
Teks ini
mengingatkan kita tentang persahabatan dan “hukum utama”. Yesus adalah sahabat
kita yang sejati yang telah memberikan nyawanya untuk menebus kita. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada
kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
(Yoh.
15:13). Dia selalu hadir dan ada bersama dengan kita dalam suka dan duka. Kisah
ini juga mengingatkan kita tentang Hukum Utama, di mana mengasihi Allah sama
harganya dengan mengasihi sesama. Oleh karena itu, kita sebagai orang percaya
dipanggil untuk mengasihi sesama kita.

 

Bapak, ibu, dan saudara/i sahabat Yesus Kristus! Siapakah
sesama kita? Sesama kita adalah segala yang ada di dunia ini. Secara umum, kita
semua adalah sesama ciptaan Allah. Dalam skala yang lebih kecil, kita bisa
melihat perbedaan-perbedaan seperti perbedaan letak teritori, suku, agama dan
ras, warna kulit, dan berbagai perbedaan lainnya. Melalui firman ini kita
diingatkan sekalipun kita memiliki perbedaan, itu tidak menjadi penghalang bagi
kita untuk mengasihi sesama. Persahabatan tidak memiliki syarat, sama seperti
yang telah dilkukan Yesus bagi dunia ini termasuk kita. Dialah Sahabat kita
yang sejati. Amin.

 

Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Bapa kami yang di Sorga terima kasih
atas karuniaMu yang telah memberi kepada kami sahabat yang sejati, Yesus
Kristus. Ajarlah kami untuk mengikuti Kristus yang menjadi sahabat bagi orang
yang lemah, yang sedang menghadapi penderitaan dan dalam kesusahan. Ajarlah
kami agar menjadi orangtua yang bersahabat bagi keluarga kami. Tuntunlah kami
dan jemaat agar menjadi pempimpin yang bersahabat di mana pun kami berada dan
berkerja. Kami serahkan seluruh kehidupan kami ke dalam tangan pengasihanMu.
Terpujilah Engkau kini dan sepanjang segala abad. Amin.

 

Anugerah dari Tuhan Kita Yesus Kristus, kasih setia dari
Allah Bapa, dan persekutuan dengan Roh Kudus, itulah kiranya yang menyertai
Saudara sekalian. Amin



Pdt. Jans Pandapotan Siagian, S.Th – Staf di Biro Personalia HKBP

Scroll to Top