Doa Pembuka: Mari kita berdoa! Allah
Bapa di dalam Yesus Kristus, kami bersyukur untuk hari baru yang Engkau berikan
kepada kami. Terima kasih untuk nafas kehidupan, kesehatan, dan kekuatan yang
sejatinya bersumber dari-Mu ya Tuhan. Sebentar, kami akan membaca dan
merenungkan firman-Mu, berkatilah hati dan pikiran kami semua, baik yang
menyampaikan maupun yang mendengarkan, agar Roh KudusMu menerangi hati pikiran
kami, sehingga kami beroleh kekuatan dan pencerahan dalam menjalani kehidupan
yang menyenangkan hati Tuhan. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan
Juruselamat kami yang hidup, kami sudah berdoa dan bersyukur. Amin.
Selamat pagi Bapak/Ibu, saudara/saudari terkasih di dalam Tuhan
Yesus. Salam sejahtera bagi kita semua. Renungan pada hari ini sesuai dengan
Almanak HKBP, diambil dari kitab Galatia 3:26 “Sebab kamu semua
adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.”
Demikianlah firman Allah.
Saudara/i terkasih, saya punya satu pengalaman di bangku Sekolah
Dasar. Entah mengapa saya masih mengingat pengalaman itu sampai pada hari ini. Bila
saya ingat kala itu, ada teman saya yang orangtuanya bekerja sebagai Polisi maupun
Tentara. Jadi sering pada masa itu, apabila mereka dibuat kesal oleh teman saya
yang lain, mereka akan berkata bahwa ada pistol atau senjata di rumahnya milik
orangtua mereka. Setiap mereka mengatakan kalimat tersebut, teman yang lain pun
menjadi takut terhadap mereka.
Pengalaman itu terjadi sekitar 30 tahun yang lalu. Bagaimana
saya memahami dan meresponi kalimat tersebut pada 30 tahun yang lampau tentunya
jauh berbeda dibandingkan hari ini. Sebab, kalimat teman saya itu muncul dari
pikiran anak-anak SD yang masih terbatas dalam memahami pekerjaan orangtuanya.
Namun saudara/i terkasih di dalam Tuhan Yesus, pengalaman yang
saya sampaikan tadi dapat menjadi perumpamaan/ilustrasi bagi kita dalam memahami
firman Tuhan pada hari ini. Sebab kamu semua adalah
anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Kita,
yang sedang mendengarkan renungan ini, yang sepenuh hati beriman kepada Yesus
Kristus, adalah anak-anak Allah. Wow! Kita adalah anak-anak
Allah, bukan saja anak polisi atau tentara. Bukan saja anak pendeta atau
pengusaha. Bukan saja anak pegawai negeri atau pegawai swasta. Kita adalah
anak-anak Allah! Bukankah kebenaran firman Tuhan ini sangat membanggakan dan
menghiburkan kita semua? Atau, adakah saudara merasa biasa-biasa saja?
Saudara-saudari terkasih, saya harap kita tidak lebih membanggakan
perbedaan status sosial kita lalu merendahkan kelompok status sosial lainnya.
Pengelompokan bedasarkan status sosial ini hanya berlaku bagi manusia. Tidak
berlaku bagi Allah. Mungkin ada di antara kita yang pernah lupa diri dan
semakin arogan karena harta dan jabatan, padahal perlakuan yang membeda-bedakan
seseorang menurut status sosialnya hanyalah buatan manusia berdosa. Kalau meminjam
pemikiran seorang sosiolog terkenal bernama Peter L. Berger, dalam bukunya The
Social Construction of Reality, perlakuan yang membeda-bedakan orang atas
status sosialnya merupakan konstruksi sosial yang dibentuk oleh interaksi manusia
itu sendiri.
Artinya, kita sesungguhnya mampu membentuk realitas yang lebih
baik daripada realitas hari ini. Kita membentuk realitas yang bersandarkan pada
kasih Allah yang kekal di dalam Yesus Kristus. Kita bisa membentuk realitas
yang baru seperti yang dituliskan dalam Gal. 3:28-29, bahwa tidak ada orang
Yahudi atau orang Yunani; tidak ada hamba atau orang merdeka; tidak ada
laki-laki atau perempuan; karena kita semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.
Bukan berarti Paulus ingin menghilangkan identitas kebangsaan. Bukan! Maksudnya
adalah Paulus ingin menyingkirkan perbedaan perlakuan terhadap orang lain hanya
karena perbedaan suku. Hanya karena perbedaan warna kulit, bangsa, sosial, dan
lain-lain.
Istilah bahasa Batak yang mungkin kita dengar adalah marnida
bohi. Kalau kita hidup dalam iman kepada Yesus Kristus, mestinya kita tak lagi
pilih kasih dalam mengasihi. Kita tak lagi tebang pilih dalam berbuat baik. Mengasihi
semua orang. Berbuat baik kepada semua orang. Tidak hanya mengasihi orang yang
kita kenal dekat. Itulah yang dikehendaki oleh Tuhan. Bahkan Lukas 6:33
menuliskan: Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik
kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian.
Saudara/i yang Tuhan Yesus kasihi, saat saudara mendengarkan
renungan ini, apakah anda merasa bahwa selama ini anda masih marnida bohi
dalam mengasihi dan berbuat baik kepada orang lain? Renungkanlah firman Tuhan
hari ini. Kita semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.
Yesus Kristus mengasihi dan berbuat baik kepada semua orang. Mengapa kita masih
tebang pilih? Mari, kasihi siapa saja, berbuat baik kepada siapa saja, karena
kita adalah anak-anak Allah. Amin.
Doa Penutup: Kita berdoa! Allah yang
Mahatinggi yang menyelamatkan kami di dalam nama Yesus Kristus, kami bersyukur
untuk firman Tuhan yang telah menyapa kami saat ini. Ajari dan mampukan kami ya
Tuhan untuk mengasihi siapa saja tanpa melihat kedekatan atau perbedaan sosial
di antara kami. Pimpin kami supaya kami menyerahkan hidup kami pada
kedaulatan-Mu yang memegang kehidupan kami. Ingatkan kami bahwa Yesus Kristus
sudah mengasihi kami sampai mati di kayu salib. Biarlah ingatan itu mendorong
kami untuk mengasihi semua orang sebagai tanda bahwa kami adalah anak-anak
Allah. Terimalah doa syukur dan permohonan kami ini, ya Allah, di dalam nama
Yesus Kristus Juruselamat kami yang hidup, kami berdoa. Amin.
Pdt. Ferdinand Ricardo Hutabarat, S.Si., S.Si (Teol.)- Pendeta
Fungsional di Biro Personalia HKBP