Selamat pagi kami ucapkan kepada kita semua, jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Kami mengharapkan kita dalam keadaan sehat pada saat ini. Sebelum kita mendengar firman Tuhan untuk hari ini, marilah kita beri waktu sejenak untuk saat teduh!
Doa Pembuka: Marilah kita berdoa! Terpujilah Engkau ya Allah Bapa yang selalu mengasihi dan memberkati kami sepanjang masa. Terlebih saat ini sebelum kami memulai segala pekerjaan dalam satu hari ini, kami mau bersekutu dengan Engkau melalui firmanMu yang akan kami dengarkan. Berilah Roh KudusMu agar kami berhikmat untuk mengerti akan firmanMu, dan bersedia melakukannya dalam kehidupan kami sehari-hari. Terimalah doa permohonan kami ini, yang kami sampaikan di dalam nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.
Saudara/i yang terkasih, firman Tuhan yang akan kita dengarkan pada hari ini tertulis di dalam 1 Korintus 3 : 11 “Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus”.
Bapak/Ibu, saudara/i, ada sebuah pepatah batak yang mengatakan “salah mandasor, sega luhutan” yang artinya salah membuat dasar, maka rusaklah bangunan di atasnya. Dasar yang dimaksud disini seperti prinsip, atau fakta bahwa sesuatu didasarkan pada dan dari mana ia tumbuh. Demikian juga dengan hidup kita, diharapkan agar perilaku, nilai-nilai hidup dan keputusan hendaklah berdasarkan ajaran Kristus, supaya kita dapat bertahan dan tidak gampang terjatuh. Hal inilah juga yang disampaikan Rasul Paulus didalam 1 Korintus 3:1-11, agar dasar segala sesuatu yang dibangun jemaat di dalam hidupnya adalah Kristus, sehingga iman mereka pun bertumbuh dewasa dan dapat mengutamakan persatuan daripada kepentingan pribadi. Dalam perikop ini Rasul Paulus menggambarkan jemaat di Korintus sebagai “bangunan Allah” dan “ladang Allah.” Rasul Paulus sebagai hamba Tuhan, mengibaratkan dirinya sebagai seorang tukang bangunan, di mana pemilik-Nya adalah Allah. Dan karena kasih karunia Allah, Rasul Paulus dikaruniakan kemampuan atau keahlian sebagai seorang tukang bangunan. Jadi sebelum memulai membangun sebuah bangunan, apapun itu, haruslah lebih dahulu dibangun pondasi atau dasar yang kuat. Dasar itu adalah Kristus. Di atas dasar dapat dibangun apapun, model dan oleh siapapun. Tapi dasarnya semua sama, yaitu Kristus. Mengapa dasarnya Kristus? Karena hanya Kristus dasar yang kuat dan kokoh, yang dapat menopang segala sesuatunya.
Bapak/Ibu, pada saat itu memang perkembangan jemaat di Korintus sangatlah luarbiasa dan istimewa, tetapi bukan berarti segalanya berjalan dengan lancar tanpa ada tantangan atau masalah. Salah satu tantangannya adalah perpecahan yang terjadi didalam jemaat, disebabkan masalah yang muncul dari luar jemaat ataupun yang berasal dari dalam jemaat itu sendiri. Disini yang sangat mempengaruhi terjadinya perpecahan dalam jemaat adalah karena mereka mengidolakan pemimpin jemaat mereka. Pemimpin jemaat yang mereka idolakan adalah: Rasul Paulus, Kefas dan Apolos. Jemaat terbagi-bagi menjadi kelompok sesuai dengan idolanya masing-masing. Dan yang paling menyulitkan adalah masing-masing kelompok dapat berbuat semaunya tanpa ada aturan. Kelompok yang tanpa aturan inilah yang semakin potensial membuat terjadinya perpecahan dalam jemaat.
Rasul paulus yang dalam hal ini turut diidolakan jemaat saat itu sangat menegaskan, bahwa Allahlah yang berdaulat penuh dalam memilih pelayan-Nya. Siapapun dapat menjadi pelayan-Nya kalau Allah berkehendak. Dan semua pelayan pilihan Allah itu berdiri di atas satu dasar, yaitu Yesus Kristus. Rasul Paulus yang juga dipilih Allah untuk melayani Dia untuk memimpin umat-Nya, menerangkan bahwa bukan hanya satu orang yang terpilih tapi lebih. Dan semua pelayan yang dipilih tersebut dikaruniakan talenta oleh Tuhan agar dapat saling memperlengkapi di dalam pelayanan Kristus. Jadi Karunia talenta itu bukan untuk kepentingan pribadinya melainkan untuk Tuhan. Ingatlah bahwa dasar dan tujuan pelayanan kita adalah Kristus, bukan pimpinan jemaat, bukan manusia, bukan pendeta, evanglist, penatua, diaken, gembala atau apapun sebutan pelayan yang lainnya. Sebenarnya semuanya sama, semua hanya menjadi alat Tuhan saja. Pelayanan itu sesungguhnya berdasar dan berasal dari Kristus, oleh Dia dan untuk Dia, maka itu jangan merampas hak Tuhan sebagai pemilik pelayanan, apalagi kita menjadikan diri kita sebagai tuhan. Sehingga jemaat bukan lagi takut dan taat kepada Tuhan tapi kepada pelayan atau kepada hamba Tuhan. Kita harus ingat ini pekerjaan Tuhan, maka kita tidak bekerja sendiri, Tuhan yang akan menemani kita, dan kita bekerja bukan untuk diri sendiri tapi bekerja untuk Tuhan sehingga melalui pelayanan kita nama Tuhan yang dimuliakan, si empunya pekerjaan (Lih 1 korintus 16 :10). Jadi seharusnya bukan nama Pendeta itu yang selalu di ingat jemaat, tetapi Nama yang diberitakannya, yaitu Yesus Kristus.
Bapak/Ibu, hal diatas juga sering terjadi di dalam kehidupan jemaat dimasa sekarang. Kita juga sering sekali menjumpai para pemimpin gereja yang berlomba berebut simpati dari anggota jemaat yang dilayaninya agar dia diidolakan, atau sebaliknya, anggota jemaat yang dengan berbagai cara mengambil empati dari para pelayan yang membuat para pelayan tergoda untuk bersaing dalam pelayanannya dengan pelayan yang lain. Renungan ini dengan tegas mengatakan bahwa baik Paulus, Apolos, Kefas ataupun Pendeta manapun hanyalah para pelayan. “Pelayan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut tugas yang diberikan Tuhan kepadanya”. Seperti yang dikatakan dalam 1 Kor 3 : 6 – 7 “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan”. Dengan ini kita semakin mengerti akan panggilan Tuhan atas setiap hidup kita untuk melayani sesama sehingga kita menjadi berkat bagi oranglain. Hendaklah kita selalu setia untuk mencapai tujuan Tuhan di dalam kehidupan kita, apapun profesi yang sedang kita jalani saat ini. Tuhan Yesus yang memberkati dan menguatkan kita melakukannya. Amin.
Doa Pembuka: Mari kita berdoa! Ya Allah Bapa, kami mengucapkan terima kasih kepada Mu, karena Engkau mengingatkan kami kembali agar kami sadar bahwa Kristuslah dasar dari di setiap prilaku dan pelayanan kami. Dengan itu kami semakin dikuatkan untuk setia melakukan kehendak Tuhan Yesus di dalam kehidupan kami, sehingga kami dapat melayani sesama kami dan menyenangkan hatiMu. Kami pertaruhkan hidup kami hanya di dalam pengasihan-Mu. Terimalah doa dan permohonan kami ini melalui AnakMu Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup. Amin.
Kasih setia dari Tuhan Yesus Kristus, anugrah dari Allah Bapa dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian. Amin.
Pdt. Susi E.N. Hutabarat, S.Th- Kabag di Biro Ibadah Musik HKBP