Renungan Harian HKBP | 8 September 2025

“Apakah Terang Kecilku Cukup?”

Doa Pembuka: Tuhan yang penuh kasih, kami datang dengan hati yang penuh syukur. Engkau memberi kami hari baru, nafas baru, dan kesempatan untuk kembali berjalan dalam terang-Mu. Kami memuji Engkau, ya Allah, karena Kristus, Sang Terang sejati, sudah datang ke dunia dan menerangi setiap langkah kami. Bukalah hati kami saat merenungkan firman-Mu, supaya hidup kami dikuatkan untuk menjadi saksi-Mu. Amin.
Amang/inang saudara/I yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, Firman Tuhan yang menyapa kita hari ini diambil dari Yohanes 1:9 beginilah firman Tuhan:
“Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.”
Saudara yang dikasihi Tuhan,
pernahkah kita berjalan di jalan yang gelap tanpa penerangan? Satu-satunya harapan kita adalah cahaya, entah dari lampu kecil, senter, atau bahkan cahaya ponsel kita. Meski kecil, cahaya itu memberi kita rasa aman, membantu kita untuk melangkah, dan memperlihatkan jalan di depan. Tanpa cahaya itu, mungkin kita bisa tersandung. Tetapi dengan cahaya, kita bisa berjalan lebih yakin.
Yohanes 1:9 berkata: “Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.”
Inilah kabar sukacita yang kita terima karena iman kita, yaitu Kristus, Sang Terang sejati. Terang yang tidak bisa dipadamkan oleh kegelapan. Terang yang membongkar kebohongan, mengobati luka, mengusir ketakutan, dan menghadirkan kasih serta pengharapan dalam hidup kita. Namun, terang itu tidak berhenti hanya pada Kristus yang datang. Terang itu harus terus hadir melalui hidup kita. Sebagai orang yang percaya dan beriman kepada Kristus, Sang Terang, kita dipanggil bukan hanya untuk menerima terang, tetapi juga menjadi pembawa terang, menjadi saksi Allah di tengah dunia.
Menjadi saksi tidak selalu berarti melakukan hal besar. Kadang itu berarti berani berkata benar ketika dunia terbiasa untuk berbohong. Kadang itu berarti memperjuangkan keadilan ketika banyak orang lebih memilih diam dan melakukan ketidakadilan. Kadang juga berarti menghibur hati yang terluka, atau mengampuni meski dunia menuntut balas dendam. Semua itu adalah cara kita memancarkan terang Kristus dan menjadi saksi-Nya di dunia.
Mungkin kita merasa kecil, bahkan mungkin kita bertanya: “Apakah terang kecilku cukup?” Tetapi ingatlah, satu lilin kecil saja sudah bisa memberi terang dan mengusi kegelapan di sekitarnya. Dengan kata lain, terang Kristus tidak bergantung pada besarnya kemampuan kita, tetapi pada keberanian kita untuk memantulkannya. Sama seperti bulan memantulkan sinar matahari, demikianlah kita dipanggil memantulkan kasih, kebenaran, dan keadilan Kristus.
Amang inang, saudara/i yang dikasihi Tuhan, mari kita menjadi berani. Dunia ini butuh terang, bukan hanya terang penghiburan, tetapi juga terang kebenaran. Dunia ini menanti kita untuk membawa suara keadilan, kasih yang nyata, dan harapan yang hidup. Sebab kita tahu: kita tidak berjalan sendiri. Kristus, terang sejati, menyertai setiap langkah kita. Amin.

Doa Penutup: Ya Tuhan, Sang Terang Dunia, kami bersyukur karena Engkau datang menerangi hidup kami. Kami tahu seringkali kami takut untuk bersuara, takut untuk berdiri di pihak kebenaran, atau malu untuk membawa terang-Mu ke tengah kegelapan, untuk itu ampunilah kami, ya Allah. Saat ini kami hadir di hadapanmu memohon: kuatkanlah hati kami. Jadikan kami saksi-Mu yang berani membawa kasih, berani menyatakan kebenaran, dan berani memperjuangkan keadilan. Walau sulit, walau tantangan berat harus kami hadapi, walau berarti kami harus berjerih lelah untuk itu. Biarlah terang Kristus terus terpancar melalui hidup kami, agar dunia boleh merasakan kasih dan pengampunan-Mu. Kami serahkan hidup kami ke dalam tangan-Mu, dalam nama Yesus Kristus, Sang Terang sejati. Kami berdoa dan menyerahkan hidup kami.
Amin.

 

C.Pdt. Randi Simbolon, S.Si (Teol)- LPP II di Biro Sekolah Minggu HKBP

Scroll to Top