Doa Pembuka.. Damai sejahtera dari Allah Bapa, yang melampaui akal dan pengertianmu, itulah kiranya yang memelihara hati dan pikiranmu. Di dalam Yesus Kristus Tuhan. Amin.
Bapak Ibu, saudara/i sekalian yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus Firman Tuhan yang menjadi Epistel di Minggu tanggal 21 September 2025, di minggu yang ke-XIV Setelah Trinitatis diambil dari Matius 6 : 25-34. Saya akan bacakan, Demikian Firman Tuhan,
25. “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
26. Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
27. Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
28. Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
29. namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
30. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
31. Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
32. Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
33. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
34. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih Dalam Nama Tuhan, adalah ajaran fundamental Yesus tentang providensi ilahi, yaitu pemeliharaan Allah atas ciptaan-Nya. Perikop ini mengajarkan bahwa kekhawatiran tentang kebutuhan hidup adalah tanda kurangnya iman dan ketidakpercayaan kepada Bapa Surgawi yang setia. Ini adalah antidot spiritual terhadap materialisme dan kecemasan yang mendominasi kehidupan manusia.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di Dalam Nama Tuhan, Hidup adalah anugerah Allah yang lebih besar dari materi. Yesus memulai dengan logika bahwa jika Allah telah memberikan kehidupan dan tubuh kepada manusia, yang jauh lebih berharga daripada makanan dan pakaian, maka Dia pasti akan menyediakan kebutuhan yang lebih kecil. Ini adalah argumen dari yang lebih besar ke yang lebih kecil. Alam sebagai bukti pemeliharaan Allah. Dengan menggunakan perumpamaan burung di udara dan bunga bakung di padang, Yesus menunjukkan bahwa ciptaan yang lebih rendah pun dipelihara oleh Allah. Ini berfungsi sebagai teguran dan sekaligus jaminan bagi manusia yang diciptakan menurut gambar Allah dan memiliki nilai yang jauh lebih tinggi. Kekhawatiran adalah hal yang sia-sia. Kekhawatiran tidak hanya menunjukkan kurangnya iman, tetapi juga tidak produktif. Seperti yang dikatakan Yesus, “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya?” Kekhawatiran tidak dapat mengubah takdir atau memecahkan masalah. Prioritas Kerajaan Allah. Ini adalah inti dari ajaran ini. Yesus memerintahkan untuk “carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya” (ayat 33). Ini adalah perintah untuk menjadikan Allah sebagai pusat kehidupan dan memprioritaskan kehendak-Nya di atas segala kebutuhan duniawi. Mencari Kerajaan Allah berarti hidup sesuai dengan nilai-nilai dan kebenaran-Nya, termasuk keadilan dan kasih. Ketika prioritas ini ditegakkan, pemenuhan kebutuhan hidup akan “ditambahkan” sebagai hasil dari pemeliharaan Allah. Perbedaan antara orang percaya dan orang tidak percaya. Yesus membedakan antara mereka yang memiliki Bapa di surga dan “bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah” (ayat 32). Kekhawatiran akan kebutuhan hidup adalah karakteristik mereka yang tidak mengenal Allah sebagai Bapa yang penuh kasih dan memelihara. Bagi orang percaya, kekhawatiran adalah hal yang tidak konsisten dengan hubungan mereka dengan Allah. Hidup dari hari ke hari. Perikop ini diakhiri dengan nasihat untuk tidak khawatir akan hari esok (ayat 34). Ini mendorong praktik penyerahan diri harian dan iman yang berfokus pada pemeliharaan Allah untuk saat ini. Ini tidak berarti kita tidak boleh merencanakan, tetapi kita tidak boleh membiarkan ketakutan akan masa depan menguasai kita.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di Dalam Nama Tuhan, kita harus menantikan Allah, Secara keseluruhan, Matius 6:25-34 bukan berarti orang Kristen harus bermalas-malasan atau tidak bekerja. Sebaliknya, ayat ini mengajarkan agar kita tidak membiarkan kekuatiran menguasai hidup kita. Yesus tidak melarang perencanaan masa depan, tetapi melarang kekhawatiran yang berlebihan hingga menghilangkan kepercayaan kepada Allah. Inti ajarannya adalah prioritas: utamakan Allah dan kehendak-Nya, dan Dia akan mengurus kebutuhan hidup kita. Kekhawatiran adalah tanda kurangnya iman, dan dengan menaruh kepercayaan penuh kepada Allah, kita dapat hidup damai tanpa dibebani oleh kekhawatiran akan masa depan.Amin. ajakan untuk menyerahkan totalitas hidup kepada Allah dan memprioritaskan misi-Nya di dunia, dengan keyakinan penuh bahwa Ia akan memenuhi segala kebutuhan. Amin.
Doa Penutup : Terima kasih Ya Tuhan Allah, untuk FirmanMu yang telah kami dengar. Ajari kami untuk selalu bersyukur memiliki Engkau, ajarkan kami bahwa betapa bahagianya kami karena Engkau begitu mengasihi kami. Dengan bimbingan rohMu, kami akan melakukan FirmanMu untuk kemuliaan namaMu. Kami serahkan hidup kami hari ini, esok dan selamanya hanya kedalam tangan pengasihanmu. Di dalam Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
Pdt. Andar P. Sitompul, S.Th- Fungsional di Biro Ibadah Musik HKBP