Renungan Harian HKBP | Evangelium | 17 Agustus 2025

Doa Pembuka: Damai sejahtera dari Allah Bapa, yang melampaui segala akal, itulah yang memelihara hati dan pikiran saudara/i, dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Amin.

Marilah kita memberikan hati dan Pikiran kita mau disapa oleh Firman Tuhan yang tertulis pada kitab 1 Petrus 2 : 11 – 17.

Beginilah Firman Tuhan.

11. Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.

12. Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.

13. Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi

14. maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik.

15. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh.

16. Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.

17. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!

Demikian Firman Tuhan.

Saudara yang dikasihi Tuhan. Hari ini kita merayakan hari kemerdekaan negara republik Indonesia. Kita percaya, bahwa kemerdekaan itu adalah anugerah Tuhan. Sejak semula Tuhan Allah tidak menginginkan adanya perbudakan atau penjajahan diantara manusia, baik penjajahan secara fisik, ekonomi dan sosial. Dalam perjanjian lama, Tuhan Allah membuat perjanjian dengan nenek moyang bangsa Israel, agar mereka membebaskan para budak, karena tindakan perbudakan tidak berkenan bagi Tuhan. Sebaliknya Tuhan menginginkan agar diantara manusia, senantiasa tercipta hidup kesetaraan ( egaliter ), karena dengan demikian keadilan akan terpelihara dan jauh dari perilaku diskriminasi. Satu hal yang perlu dihidupi setiap orang, supaya diantara manusia tercipta keharmonisan, bila mana setiap orang memiliki cara hidup yang baik bagi semua orang, baik kepada raja dan lembaga-lembaga yang diutus untuk menghukum orang jahat. Dengan cara hidup demikian, keadilan dan damai sejahtera menjadi bagian dari setiap orang, sekaligus cara tersebut menjadi upaya membungkam orang-orang picik dan bodoh.

Saudara yang dikasihi Tuhan, sebagai orang merdeka, janganlah memaknai kemerdekaan itu menjadi kebebasan tanpa batas, atau kebebasan untuk melakukan hal yang berlawanan dengan kehendak Tuhan. Melainkan kemerdekaan orang percaya, adalah kemerdekaan yang penuh ketaatan kepada Kristus, yang dinyatakan dengan sikap dan perilaku seorang HAMBA ALLAH. Seorang hamba Allah memiliki kharakteristik yang berbeda dari orang lain secara umum. Hamba Allah memaknai kemerdekaannya dengan senantiasa berbuat baik, menjadi pejuang keadilan dan tidak menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan. Mengasihi semua orang seperti dirinya sendiri, bersedia menghormati dan menjadi inisiator dalam menciptakan kerukunan, keharmonisan dan berani melawan perilaku diskriminasi. Menghormati pemimpin-pemimpin, dengan menerima mereka sebagai wali Allah untuk menjalankan kebenaran dan keadilan demi kesejahteraan setiap orang. Seorang hamba Allah, sejatinya adalah orang-orang yang takut akan Allah, dengan senantiasa memelihara apa yang dikehendaki oleh Allah. Amin.

Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Terima kasih Tuhan atas segala anugerahMu, yang telah memerdekakan kami umat ciptaanMu. Berilah kepada kami hati yang bijaksana, untuk mengerti makna kemerdekaan itu. Ajarlah kami, agar kami senantiasa mengasihi sesama dan menghormati raja serta takut akan Tuhan. Amin.

 

 

Pdt. Hantus Hutapea, S.TH., M.M- Kepala Biro Ama dan Lansia HKBP

 

 

 

Scroll to Top