Renungan Harian HKBP | Evangelium | 28 September 2025

Evangelium Minggu XV Setelah Trinitatis/Minggu Ekologi HKBP, Tanggal 28 September 2025

 

“Segala Sesuatu Diciptakan dalam Kristus”

 

Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, itulah yang memelihara hati dan pikiranmu, di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, Amin.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini, tertulis di Kolose 1: 15-20. Beginilah firman Tuhan:

15 Dialah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama daripada segala yang diciptakan,

16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan melalui Dia dan untuk Dia.

17 Ia ada terlebih dahulu daripada segala sesuatu dan segala sesuatu menyatu di dalam Dia.

18 Dialah kepala tubuh, yaitu gereja. Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Dialah yang lebih utama dalam segala sesuatu.

19 Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan tinggal di dalam Dia,

20 dan melalui Dialah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian dengan darah salib Kristus. Demikian Firman Tuhan.

Saudara-saudari yang dikasihi Kristus Yesus, Terry Swearingen, seorang perawat dan pemenang sebuah penghargaan lingkungan pada tahun 2007, pernah membuat pernyataan yang cukup terkenal. Dia mengatakan: “Kita hidup di planet ini, seolah-olah kita punya planet lain untuk dituju”. Pernyataan ini dapat kita maknai sebagai sebuah kegelisahan, sekaligus peringatan atas sumber daya alam yang bisa semakin terbatas dari segi kuantitas dan kualitas, sehingga perlu dikelola secara bertanggung jawab. Dan ini bisa juga menjadi hal yang sangat relevan untuk dicermati saat ini, mengingat semakin beragamnya bentuk dominasi, eksploitasi, pencemaran, dan pengrusakan manusia atas alam atau ciptaan Allah lainnya, yang dilakukan terhadap beragam sumber daya hayati dan non-hayati, serta kerap dilakoni tanpa kompromi dan tanpa mempertimbangkan aspek keseimbangan dan keberlanjutan, ataupun dampak bencana yang bisa ditimbulkan. Apalagi, beragam bentuk kerusakan dan bencana, memang telah terjadi di masa lalu dan berpotensi untuk semakin banyak terjadi di masa mendatang.

Untuk itu, pada hari minggu, yang juga menjadi Minggu Ekologi HKBP ini, kita diajak untuk merenungkan:

1. Kristus adalah Pencipta dan Pusat Tatanan Ciptaan. Ini dapat kita lihat pada ayat 15-17, sebagai gambaran kesaksian tentang siapa dan bagaimana kedudukan Kristus dalam tatanan alam semesta. Ini sangat penting untuk membantu kita, agar dapat memposisikan diri dengan benar di hadapanNya dan juga ciptaan lainnya. Kristus adalah Allah itu sendiri dalam wujud tubuh manusia. Meski Dia bukanlah ciptaan, sebab Kristus sudah ada sebelum segala sesuatu diciptakan. Dan sebaliknya, segala sesuatu diciptakan oleh dan untuk Dia, sehingga segala sesuatu berada di bawah kekuasaan dan berpusat padaNya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk segera kembali hidup selaras dan harmonis dengan sang Pencipta, serta dengan seluruh ciptaan lainnya.

2. Kristus adalah Penebus dan Pendamai Seluruh Ciptaan. Ini dapat kita cermati pada ayat 18-20. Di sini, kita diajak untuk merenungkan bahwa segala tatanan ciptaan, sesungguhnya memang telah rusak sejak manusia jatuh ke dalam dosa. Kejatuhan manusia tersebut juga menjadi kejatuhan bumi dan ciptaan Allah lainnya. Pada titik inilah, kehadiran Kristus menjadi begitu sangat krusial. Dia hadir untuk menyelamatkan, menebus, memperbaharui dan memulihkan ciptaan, dengan menjadikan seluruhnya sebagai ciptaan baru di bawah kuasaNya. Dia adalah Kepala dari sebuah tatanan seluruh ciptaan yang menjadi anggota tubuhNya. Tubuh itu telah dibawaNya ke dalam kematian, serta kemudian bangkit bersamaNya dan beroleh keselamatan. Seluruhnya menjadi diperbaharui dan dipulihkan. Oleh karena itu, gereja dan seluruh ciptaan lainnya tetap saling berhubungan dan sama-sama menerima perdamaian dari Allah melalui Kristus dan darah salibNya. Oleh karena itu, melalui nas ini, sesungguhnya kita dipanggil untuk semakin mewujudkan realitas dan kesinambungan perdamaian, pembaharuan dan pemulihan tersebut, melalui segenap rasa cinta kasih, solidaritas, kepedulian dan keadilan bagi seluruh ciptaan. Bukan hanya terbatas pada sesama manusia, namun juga seluruh alam dan habitatnya. Dengan tujuan, agar melalui itu semua, seluruh ciptaan dapat hidup di dalam keteraturan dan keharmonisan. Amin.

Doa Penutup: Terima kasih Tuhan atas segala berkatMu di sepanjang kehidupan kami. Terlebih atas firman-Mu, yang telah kami dengarkan saat ini, yang mengajak kami untuk jauh lebih mewujudkan cinta kasih, solidaritas, kepedulian dan keadilan bagi seluruh ciptaan. Tuntunlah kami dan tolonglah kami, agar dapat senantiasa menghidupinya di dalam kehidupan kami. Di dalam nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus, Juru Selamat kami yang hidup, kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.

 

Pdt. Togarisman S.A. Tarihoran, S.Th- Fungsional di Biro Hukum HKBP

 

 

 

Scroll to Top