Doa Pembuka : Marilah kita berdoa! Allah Bapa yang bertahta di Kerajaan Sorga, Allah Sang Pemilik kehidupan, kami mengucap syukur atas pernyertaan dan berkat Tuhan yang selalu kami rasakan disepanjang kehidupan kami. Kami juga bersyukur dan bersukacita atas satu hari baru yang Engkau anugerahkan bagi kami. Pada saat ini ya Allah kami hendak dituntun oleh Firman-Mu, berilah kami hikmat kebijaksanaan, agar Firman ini dapat menjadi pegangan kami dalam menjalani kehidupan. Dalam Kristus kami berdoa, Amin.
Bapa Ibu, saudara-saudari Firman Tuhan yang menjadi renungan kita hari ini diambil dari Efesus 4:2 beginilah Firman Tuhan…
“Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu”.
Bapa Ibu yang terkasih dalam Kristus, kita memasuki Minggu Advent 1 dengan sebuah tema yang penuh harapan: “Berjalan dalam Terang Tuhan.” Di tengah kerlap-kerlip persiapan Natal dan hiruk pikuk hidup, tema ini mengajak kita untuk sejenak berhenti dan merenungkan: bagaimana sesungguhnya kita berjalan bersama Tuhan? Apakah langkah kita sudah sejalan dengan terang-Nya, ataukah kita masih berjalan dalam bayangan keakuan dan egoisme?
Perjalanan hidup kita diibaratkan sebagai kapal besar di tengah samudra yang penuh konflik dan perbedaan, kita membutuhkan empat karakter Kristen dari Efesus 4:2 untuk berjalan dalam Terang. Kerendahan Hati dan Kelemahlembutan berfungsi sebagai kemudi kapal yang bijak, mengendalikan kita bukan berdasarkan ego atau emosi yang tinggi, melainkan berdasarkan masukan yang benar, sebab kapten yang rendah hati selalu mendengarkan demi keselamatan bersama, dan kerendahan hati sejati adalah mengosongkan diri dari kesombongan untuk mendengar kehendak Tuhan. Sementara itu, Kesabaran adalah jangkar kapal yang krusial, menahan kita dari terombang-ambing atau menabrak di tengah badai, memberi kita kemampuan untuk menunda reaksi instan dan menahan amarah, sebab ia menambatkan kita pada janji dan waktu Tuhan. Terakhir, Kasih dalam Saling Membantu adalah tali-temali yang kuat, mengikat setiap bagian kapal menjadi satu struktur yang saling menopang, sehingga beban atau kesulitan satu anggota dapat ditanggung dan diatasi oleh seluruh tubuh.
Jika kita ingin sungguh-sungguh “Berjalan dalam Terang Tuhan,” maka terang itu harus terlihat dalam interaksi kita sehari-hari. Dimulai dari Keluarga, kita harus belajar memadamkan api amarah, belajar mendengar dengan sabar bukan berteriak kasar. Dalam pekerjaan mari gunanakan otoritas kita dengan kelemahlembutan untuk melayani bukan untuk menindas. Kesabaran adalah menghadapi rekan kerja yang lambat atau sulit dengan kemurahan hati, mengingat bahwa Tuhan juga sangat sabar terhadap kita. Saling membantu adalah menawarkan bantuan sebelum diminta, tanpa mengharapkan imbalan.
Masa Advent adalah masa persiapan menyambut kedatangan Juruselamat. Yesus Kristus adalah terang dunia. Bagaimana Ia datang? Ia datang dalam kerendahan hati, ia lahir di palungan, memilih jalan penderitaan di kayu salib. Ia menunjukkan kelemahlembutan yang sempurna, kesabaran yang tak terbatas, dan kasih yang rela berkorban. Untuk “Berjalan dalam Terang Tuhan” berarti kita harus menanggalkan jubah keangkuhan, kemarahan, dan ketidaksabaran kita, dan mengenakan seragam Kristus: kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran, dan kasih. Hanya dengan begitu, cahaya Kristus yang akan datang dapat benar-benar terpancar dari hidup kita.
Doa Penutup : Kami bersyukur Tuhan atas FirmanMu yang senantiasa mengingatkan kami bahwa Kasih Tuhan sungguh tak terbatas. Mampukan kami untuk meneladani Engkau dan mengandalkan Engkau disetiap langkah kehidupan kami. Biarlah hidup kami selalu memancarkan perbuatan-perbuatan baik supaya Nama-Mu selalu dimuliakan. Dalam Kristus kami berdoa, Amin.
C.Pdt. Naomi Greta Angelia Panjaitan, S.Th – LPP I di Biro TIK HKBP



