Syalom, bapak/ibu saudara/i dan seluruh jemaat yang terkasih, sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan di hari ini, marilah kita mengambil saat teduh sejenak, kita bersatu di dalam doa.
Doa Pembuka: Ya Allah Tuhan kami, bapa yang kami kenal melalui anakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan juruselamat kami, kami bersyukur untuk penyertaan dan kebaikanMu yang mengantarkan kami boleh ada hingga saat ini. Saat ini ya Tuhan, sebelum kami melanjutkan kegiatan dan aktivitas kami di hari ini, kami terlebih dulu akan menyerahkan diri kami untuk mendengarkan firmanMu yang akan menyapa dan menguatkan kami. Karena itu, kami siapkan hati dan pikiran kami sepenuhnya ya Tuhan, kiranya engkau berkati agar kami dapat dengan sukacita menerima Firman Tuhan. Kami sambut Kasih setia Tuhan di dalam sukacita. Amin.
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih, firman Tuhan yang menyapa kita saat ini tertulis dalam:
Mazmur 25 : 7
“Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kau ingat, tetapiingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikanMu ya Tuhan.”
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, Setiap kita pasti pernah melakukan kesalahan di masa lalu. Ada hal-hal dari masa muda kita yang mungkin kita sesali kata-kata yang menyakiti orang lain, keputusan bodoh, bahkan mungkin dosa-dosa tersembunyi yang kita pikir Tuhan sudah lupa. Demikian juga hal yang terjadi kepada Daud. Daud pernah melakukan kesalahan namun Daud tidak menyangkal masa lalunya. Ia tidak menutupi pelanggarannya. Kita tahu kisah bagaimana di masa lalu Daud jatuh ke dalam dosa besar: Ia pernah berzinah dengan Batsyeba, istri Uria, lalu mencoba menutupi dosanya dengan cara keji yaitu mengatur kematian Uria di medan perang. Itu bukan kesalahan kecil. Itu dosa yang menyakitkan hati Tuhan dan membawa dampak besar dalam hidupnya. Namun hidup Daud tidak berhenti sampai disitu, karena kita akan melihat hal yang luar biasa dari respon imannya. Ia datang kepada Tuhan bukan karena ia layak, tapi karena Tuhan itu penuh kasih setia. Di sini kita belajar bahwa Tuhan bukan hanya Allah yang adil, tapi juga Allah yang mengampuni. Daud tidak berkata, “Ingatlah aku karena jasaku”, tapi dia berkata, “Ingatlah aku karena kasih setia-Mu.” Kasih setia Tuhan adalah dasar pengampunan kita. Dan kasih setia itu tidak tergantung pada baik buruknya kita, tapi pada karakter Tuhan sendiri yang penuh belas kasihan.
Bapak/ibu saudara/i mungkin kita juga pernah merasa tertuduh oleh masa lalu. Kita merasa tidak layak. Tapi ingat: Tuhan tidak memanggil kita untuk hidup dalam penyesalan, melainkan dalam pertobatan yang penuh harapan. Dan hal ini juga berlaku buat kita. Mungkin ada dosa yang kita sesali dari masa lalu, kebohongan, kemarahan, hubungan yang rusak, keputusan keliru, bahkan dosa yang menurut kita “terlalu besar untuk diampuni.” Tapi Tuhan yang mengampuni Daud juga Tuhan yang sama hari ini. Sering kali iblis menipu kita dengan mengatakan, “Dosamu terlalu berat. Tuhan tidak mungkin mengampunimu.” Tapi itu dusta. Yesaya 1:18 berkata: “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju.” 1 Yohanes 1:9 menegaskan: “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” Kalau Tuhan sudah berjanji mengampuni, siapa kita yang meragukan-Nya?Saat kita datang dan berseru seperti Daud, “Tuhan, ingatlah aku karena kasih setia-Mu,” Tuhan memulihkan. Hari ini, mari kita berani membawa seluruh hidup kita termasuk masa lalu yang kita sesali ke hadapan Tuhan. Kita tidak perlu menunggu jadi sempurna untuk datang kepada-Nya. Tuhan sudah tahu segalanya. Tapi Dia menanti hati yang hancur, hati yang berserah, hati yang mengandalkan kasih setia-Nya. Percayalah, kasih setia Tuhan lebih besar dari dosa kita. Jangan hidup dalam bayang-bayang kesalahan masa lalu. Sebaliknya, datanglah kepada Tuhan setiap hari, seperti Daud, dengan hati yang berharap pada kebaikan dan pengampunan-Nya.
Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Kami bersyukur ya Tuhan Allah kami untuk kesempatan yang begitu berharga yang engkau berikan kepada kami. Saat ini kami boleh dan telah bersekutu bersama untuk mendengarkan firmanMu. Ajar kami ya Tuhan untuk selalu berharap dan berpegang teguh hanya kepadaMu, jika suka ataupun duka datang menghampiri kami. Biarlah rohMu ya Tuhan menguatkan kami untuk tetap berdiri dengan teguh di dalam iman kami kepadaMu. Biarlah hidup kami ya Tuhan menjadi berkat bagi banyak orang, lewat pekerjaan, pelayanan dan seluruh cara hidup kami. Tuhan ajari dan kuatkan kami untuk hidup sesuai dengan kehendakMu. Inilah doa dan permohonan kami, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Pdt. Nazar M.E. Nainggolan, S.Th- Staf di Kantor Sekjend HKBP