Sudah
menjadi tradisi gereja saat merayakan Jumat Agung, warga jemaat, tua, muda dan juga anak Sekolah Minggu mengenakan
pakaian warna gelap datang ke gereja mengikuti ibadah. Pakaian warna gelap tersebut
menandakan rasa dukacita mengingat penderitaan dan kematian Tuhan Yesus di
Golgota. Demikian
juga warga jemaat HKBP Resort Pearaja Tarutung dengan mengenakan pakaian warna
gelap datang beribadah ke gereja HKBP Pearaja Tarutung, Jumat (7/4/2023), merayakan
hari kematian Tuhan Yesus yang biasa disebut Jumat Agung.
Ibadah
Perayaan Jumat Agung di HKBP Pearaja
Tarutung dilayani Pdt. Dr. Victor Tinambunan Sekjen HKBP sebagai pengkhotbah
dan Perjamuan Kudus, Pdt. Saor Hutagaol, STh sebagai Liturgis dan Perjamuan
Kudus, Pdt. Fortunate, STh melayani Perjamuan Kudus, Pdt. Resmina Sihombing,
STh Perjamuan Kudus, Pdt. Marcia Silaen juga melayani Perjamuan Kudus.
Firman
Tuhan yang menjadi khotbah perayaan Jumat Agung dari Ibrani 5: 7-10 dengan
topik “Yesus pokok keselamatan yang abadi”. Sekjen Pdt. Victor Tinambunan sebelum
melanjutkan khotbahnya mengajak warga jemaat sejenak melepas apa yang menjadi beban
fikiran seperti mengingat lemari yang tidak dikunci atau pakaian yang dikenakan
warna putih tidak sesuai dengan tema Jumat Agung, kepada pemuda untuk meninggalkan kesibukan
bermain handphone, untuk fokus mendengarkan Firman Tuhan. “Hibul ma jo
pikkiranta di ombas on laho manjanghon barita nauli”, ajak Pdt. Tinambunan.
Sekjen
mengatakan, ada tiga kabar baik yang hendak disampaikan diibadah perayaan Jumat
Agung kali ini yaitu yang pertama; jawaban pertanyaan banyak orang dari dulu
hingga sekarang yang mengatakan mengapa Allah menjadi manusia. Sekjen
menerangkan, Allah menjadi manusia adalah cara terbaik Allah supaya manusia
lebih mudah mempercayai bahwa sungguh Yesus Tuhan yang menjadi manusia,
sehingga kita lebih mudah dengan hati terbuka menerima Dia dalam hidup kita.
Lebih
lanjut Sekjen menjelaskan tentang kabar baik yang kedua, bahwa lebih jelas bagi
kita, semua permintaan dan doa didengar oleh Tuhan, tetapi jawabannya hanya
seturut kehendakNya, karena Tuhan lebih tahu apa yang terbaik bagi kita. Oleh
karenanya tidak ada kata putus asa bagi orang percaya tetapi senantiasa bersukacita
berharap padaNya.
Sekjen
menerangkan kabar baik yang ketiga dan yang lebih besar yaitu, apa yang tidak
dapat kita jumpai, tidak dapat dibeli, itu yang diberi cuma-cuma kepada kita
yaitu Yesus pokok keselamatan yang abadi bagi setiap orang, dan itu sudah harus
terlihat dalam kehidupan sehari-hari orang percaya dengan senantiasa
bersukacita.
Diakhir
khotbahnya Pdt. Tinambunan menyampaikan bahwa hidup ini hanya karena anugerah dengan
kata lain disebut sola gracia, meski
orang yang kita cintai banyak yang telah lebih dahulu meninggal membuat duka
hati itu tidak salah, tetapi melalui
perayaan besar Jumat Agung Sekjen mengajak warga jemaat untuk sungguh sungguh bersukacita
mengingat keselamatan yang telah dianugerahkan kepada kita melalui pengorbanan
Yesus Kristus.
Perayaan
Jumat Agung diisi dengan Perjamuan kudus yang diikuti warga jemaat dengan penuh
antusias. Perjamuan Kudus dilayani di beberapa tempat, melihat banyaknya warga
yang datang beribadah. (P.Sam – B’TIK).