HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN
Berita Terkini HKBP



Renungan Harian HKBP
Renungan Terkini
Renungan Marturia HKBP, Kamis 18 Desember 2025
Selamat pagi saudaraku terkasih pendengar renungan aplikasi Marturia HKBP. Sejenak kita akan mendengar Firman Tuhan, mari kita awali di dalam doa.
Doa Pembuka: Allah yang kami sembah di dalam Kristus Yesus, terpujilah Engkau yang setia memberkati kehidupan kami hingga pada pagi hari yang baru ini. Kami akan mendengarkan FirmanMu, kiranya RohMu menolong kami untuk menerima sabdaMu. Di dalam Kristus Yesus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Firman Tuhan terambil dari kitab Mazmur 127:2, demikian dikatakan: “Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah, sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur”.
Saudaraku terkasih di dalam Kristus Yesus, Kitab Mazmur pasal 127 ini ditulis oleh raja Salomo, yang berbicara tentang pentingnya mengimani atau mempercayai Tuhan dalam segala hal, di mana Ia adalah sumber dari segala hikmat dan berkat. Di dalam ayat 2, renungan kita pada pagi ini, Salomo menyebutkan 3 kesia-siaan yaitu bangun pagi-pagi, duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah. Mengapa ketiganya disebut kesia-siaan? Salahkah atau tidak baikkah bangun pagi-pagi? Duduk-duduk atau beristirahat? Dan makan roti? Sesungguhnya tidak ada yang salah atau sia-sia di sana. Melainkan sikap hati yang tidak mempercayai dan tidak mengakui bahwa segala sesuatu bersumber dari Tuhan. Jadi, apa yang diperoleh oleh seseorang dalam kehidupannya, bukan karena kekuatan dan kehebatan dirinya sendiri.
Jika kita bangun pagi-pagi dan bekerja keras, serta memperoleh hasil tetapi tidak mempercayai Tuhan sebagai sumber berkat dan kekuatan, maka semua usaha kita tidak akan membawa hasil yang berarti dan kebahagiaan atau suka cita. Allah sumber segala berkat itu juga bukan tak dapat kita selami bagaimana Ia melimpahkan dan mencurahkan berkat-berkatNya. Di dalam nats renungan pagi ini dikatakan, Tuhan memberikan berkat dan rezeki kepada orang-orang yang dicintaiNya bahkan saat mereka sedang tidur. Artinya, Tuhan tidak hanya memberikan berkatNya ketika kita bekerja keras, tetapi juga ketika kita sedang beristirahat atau dalam situasi yang tidak terduga. Ia mencurahkan berkatNya tidak tergantung kepada usaha dan kekuatan kita sendiri.
Melalui renungan pagi ini, kita kembali diingatkan dan disegarkan bahwa Allah yang kita sembah dan percayai itu adalah sumber dari segala hikmat dan berkat. Dengan ingatan itu, kita akan terhindar dari kesombongan diri bila kita memperoleh berbagai pencapaian dalam kehidupan kita ini. Melainkan kita akan dengan rendah hati mensyukuri dan mengakui bahwa semua yang ada dan yang kita peroleh dalam kehidupan kita berasal dari Tuhan. Sikap iman seperti itulah yang mendatangkan kebahagiaan, sukacita dalam hidup kita. Kiranya kita senantiasa memiliki kerendahan hati, yang mengakui bahwa tanpa Tuhan kita ini bukanlah apa-apa dan bukanlah siapa-siapa. Kita memiliki hidup yang bermakna ketika kita mempercayai bahwa Tuhan adalah sumber segala berkat, sumber hikmat, dan sumber segala kebenaran serta kebaikan. Amin.
Doa Penutup: Kami sudah mendengarkan kebenaran FirmanMu ya Tuhan, Allah kami, yang mengingatkan kami kembali siapa kami di hadapanMu dan Engkau di dalam kehidupan kami. Kuatkan dan mampukan kami melakukan firmanMu, agar kami senantiasa di dalam kerendahan hati mengimani bahwa Engkau adalah sumber segala berkat di dalam kehidupan kami. Maka, ketika kami bekerja keras, memiliki kekuatan dan kemampuan untuk memperoleh hasil dari segala upaya dan kerja keras kami, kami tidak menjadi sombong, tinggi hati, bahkan lupa diri, melainkan penuh syukur atas segala limpahan berkatMu. Di dalam Kristus Yesus, kami berdoa.
Anugerah Tuhan kita Yesus Kristus, Pengasihan Allah Bapa, dan Persekutuan dengan Roh Kudus senantiasa menyertai kita. Amin.
Bvr. Risma Sinaga, S.Th., M.Hum- Kepala Biro Kategorial Perempuan HKBP)
Renungan Harian Marturia HKBP, Rabu 17 Desember 2025
Doa Pembuka: Kita berdoa! Allah Bapa kami yang bertahta tinggi dalam kerajaan Surga, terima kasih atas berkat yang Tuhan berikan kepada kami, sebentar kami akan mendengarkan firman Tuhan berkati hati dan pikiran kami. Amin.
Firman Tuhan yang menjadi landasan kita beraktivitas pada hari ini Rabu, 17 Desember 2025 tertulis dari 2 Timotius 1: 8 “Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi InjilNya oleh kekuatan Allah” Demikian firman Tuhan.
Bapak/Ibu, Saudara/i yang terkasih dalam Kristus, tidak sedikit orang percaya yang mengatakan dirinya setia kepada Tuhan selama iman itu tidak dituntut dengan harga yang mahal. Selama kekristenan diterima, dihormati, dan tidak menimbulkan risiko, kita mudah menyebut diri pengikut Kristus. Namun pertanyaannya: bagaimana jika iman itu membawa penderitaan, bahkan penolakan, bahkan juga kehilangan? Di titik inilah Rasul Paulus berbicara kepada Timotius. Surat 2 Timotius bukanlah surat yang ditulis dari ruang kerja yang nyaman, bukan dengan cahaya lampu yang cukup, melainkan dari balik jeruji penjara, dari gelapnya ruang dan hanya secerca cahaya lilin yang membantu menerangi ruang penjara tersebut. Paulus menulis sebagai seorang rasul yang ditinggalkan, disalahpahami, dan sedang menunggu ajalnya.
Bapak/Ibu, Saudara/i yang terkasih ketika bencana datang, banyak hal direnggut dari hidup kita: rumah yang dibangun bertahun-tahun, harta yang dikumpulkan dengan jerih payah, bahkan orang-orang yang kita kasihi semuanya hilang dari hadapan kita. Di saat seperti ini, iman tidak lagi diuji dalam kata-kata, tetapi dalam air mata, keheningan, dan rasa kehilangan yang mendalam. Sekali lagi nas ini ditulis Rasul Paulus disaat dia berada didalam Penjara, sendirian, dan menunggu kematian. Karena itu firman ini sangat mengerti dan memahami bagaimana keadaam hati yang sedang berduka.
Paulus berkata: “Janganlah engkau malu.” Kalimat ini kita dengar sebagai undangan Allah: jangan malu untuk tetap berharap, sekalipun hidup terasa runtuh. Ada saatnya iman tidak kuat untuk bersaksi dengan suara lantang. Namun iman tetap hidup ketika kita berani datang kepada Tuhan dengan hati yang jujur.
Paulus juga berkata: “Ikutlah menderita bagi Injil-Nya.” Ini bukan berarti Allah menghendaki penderitaan, apalagi bencana yang terjadi pada saat ini terhadap kita. Firman ini menegaskan bahwa Allah tidak meninggalkan umat-Nya ketika penderitaan terjadi. Dalam derita, kita tidak berjalan sendiri. Kristus adalah Allah yang terlebih dahulu menderita, menangis, dan merasakan kehilangan.
Dan inilah penguatan terbesar dari ayat ini: “oleh kekuatan Allah.” Bagi Bapak/Ibu, Saudara/i yang saat ini merasa kehilangan segalanya, firman ini tidak menuntut kekuatan iman yang besar. Allah tidak berkata, “Kuatlah dengan dirimu sendiri,” tetapi, “Biarlah Aku yang menopangmu.” Kita merasa Langkah ini sangatlah berat, hari yang sudah dilalui dan yang akan dilalui terasa sangatlah tidak pasti, nafaspun sudah terengah-engah, datanglah serukanlah teriaklah jujurkanlah kepadanNya semuanya. Dan Tuhan pasti akan memberikan dan akan selalu menyertai kita.
Bapak/Ibu, Saudara/i yang terkasih, mungkin hari ini kita belum mengerti mengapa bencana ini terjadi. Iman tidak selalu memiliki jawaban, tetapi iman memiliki Pegangan. Rumah boleh runtuh, keluarga boleh direnggut, tetapi kasih Allah di dalam Kristus tidak pernah berubah, malah akan semakin teguh. Firman Tuhan hari ini berkata dengan lembut kepada kita semua: Dalam penderitaan, kita tidak sendirian. Dalam air mata, Tuhan Allah akan selalu hadir. Dalam kelemahan diri, akan ada selalu kuasa Allah yang bekerja.
Kiranya firman ini menjadi penghibur, penguat, bagi setiap hati yang terluka, dan menjadi pengharapan bahwa Allah akan selalu tetap setia menopang umat-Nya, hari ini dan seterusnya. Amin.
Doa Penutup: Kita berdoa! Bapa yang kami kenal di dalam Yesus Kristus terima kasih atas Firman Tuhan pada hari ini yang telah mengajarkan mengingatkan dan memulihkan. Berikanlah kepada kami ketegaran hati untuk selalu dapat mengikutMu, bersama dengan jalanMu, dan agar kami dapat mengenal kehendakMu ya Tuhanku. Teguhkan iman kami untuk selalu memuji memuliakan namaMu, Kuatkan kami untuk terus dapat menyatakan FirmanMu dalam kehidupan kami, sertai setiap pekerjaan kami Ya Tuhan. Didalam Yesus Kristus, kami telah berdoa. Amin.
C.Pdt. Josua Hutabarat, S.Th- LPP III di Biro Kategorial Ama dan Lansia HKBP
Renungan Harian Marturia, Selasa 16 Desember 2025
TUHAN SUMBER KEMENANGAN
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi saudara-saudari yang terkasih, semoga pada pagi ini kita dalam keadaan sukacita dalam menyambut firman Tuhan.
Doa Pembuka: Marilah kita berdoa! Terima kasih Tuhan atas cinta kasihMu di dalam hidup kami dan memberikan yang terbaik buat kami, Tuhan pimpinlah kami agar menjadi pelaku akan FirmanMu, sebentar lagi kami mau mendengarkan FirmanMu berfirmanlah Tuhan agar kami dapat bertumbuh dalam firmanMu. Amin.
Saudara-saudari yang terkasih Firman Tuhan untuk memulai kegiatan pada hari ini yang tertulis dalam: 1 Samuel 17 : 47 Demikianlah Firman Tuhan.
“Dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing, sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu kedalam tangan kami”.
Saudara-saudari yang terkasih …
Kesetiaan mengikut Yesus adalah salah satu syarat memikul salib Kristus, setiap orang percaya harus berani bersaksi bahwa Tuhanlah yang patut di sembah dan di muliakan sebab tidak ada satupun yang bisa di puja selain Tuhan Yesus.
Di dalam kehidupan pada saat ini kita selalu berhadapan dengan sifat yang arogan (sombong) yang selalu menganggap dia lebih pintar, lebih berkuasa dan di muliakan. Demikianlah dalam nats pada hari ini dimana seorang prajurit Filistin yang bernama Goliat yang mengagungkan dirinya, kalau kita lihat sebelum nats hari ini pada ayat 42 demikian : “Ketika Filistin itu menunjukkan pedangnya ke arah Daud serta melihat dia, di hinanya Daud itu karena ia masih muda kemerah-merahan dan elok parasnya”.
Daud seorang yang kecil dan Goliat seorang yang tinggi dan berbadan besar dan ia mengatakan kepada Daud : “ Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat”.
Dalam perbandingan segi tubuh yang tinggi dan badan yang kekar, hal yang mustahil Daud bisa mengalahkan Goliat, tetapi karena kuasa Tuhan tidak ada yang mustahil terjadi demikianlah pertarungan kedua belah pihak terjadi dimana Daud membawa batu dan Goliat membawa pedang, tetapi Daud percaya dengan kuasa Tuhan lebih dari segala-galanya pasti terjadi kebesaran Tuhan nyata dan seorang yang percaya dan takut akan Tuhan akan memperoleh kesuksesan. Demikianlah dialami Daud dia menang di dalam pertempuran tersebut. Hubungan kedekatan Daud dengan Tuhan di gambarkan di dalam nats pada pagi ini : “Dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing, sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu kedalam tangan kami”.
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Yesus Kristus …
Dan kecongkakan orang Filistin Goliat selesai dan tersungkur ke tanah dan mati. maka kita diingatkan Firman Tuhan pada saat ini jangan menganggap diri kita lebih tinggi dari orang lain, jangan menganggap lebih pintar dan sebagainya, tetapi bagaimana orang kristen selalu rendah hati, dan selalu mau menolong sesama, kerendahan hati dan keyakinan yang dimiliki oleh Daud yang harus kita panuti dan pelajari, oleh sebab itu lah lakukanlah kebaikan bagi semua orang dan setialah melakukan pelayanan demi kemuliaan Tuhan. Amin.
Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Ya Tuhan terima kasih atas kasih setiaMu, menjagai dan menopang hidup kami. Kami sudah mendengarkan FirmanMu, semoga FirmanMu pelita dalam kehidupan kami, bantu kami Tuhan supaya melakukan kabaikan dalam hidup dan dalam kerendahan hati dan setia kepadamu dalam pelayanan kami supaya banyak jiwa mau mendengarkan FirmanMu dan setia hanya kepadaMu. Kami sadar kami orang yang berdosa hapuskanlah Tuhan dosa kami, agar kami layak menjadi anakMu, terpujilah namaMu kekal sampai selama-lamanya. Amin.
Anugerah Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih Setia dari Allah Bapa, dan Persekutuan Roh Kudus menyertai kita sekalian. Amin.
Diak. Linda Siregar- Melayani di Biro Sending HKBP
Renungan Marturia, Senin 15 Desember 2025
Doa Pembuka: Terpujilah Engkau Tuhan yang senantiasa memberkati kami pribadi lepas pribadi dalam setiap aktivitas kehidupan kami. Kami akan memulai segala kegiatan kami pada pagi hari ini engkau yang memberkati kami, terlebih firmanMu yang akan menjadi pedoman bagi kehidupan kami, berkati hati dan pikiran kami supaya kami dipenuhkan oleh hanya karna FirmanMu. Di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa kepadaMu. Amin.
Firman Tuhan yang menjadi pedoman dalam menjalani hari ini di hari Senin 15 Desember 2025 tertulis di Ibrani 13:7 “ Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.” Demikianlah firman Tuhan.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih dalam nama Tuhan.
Surat Ibrani ditulis untuk jemaat Kristen Yahudi yang sedang menghadapi tekanan dan godaan untuk meninggalkan iman. Banyak pemimpin jemaat pertama yang telah mengajar firman Tuhan sudah meninggal atau mengalami penganiayaan. Penulis mengingatkan jemaat untuk tetap mengingat para pemimpin yang setia. Mereka bukan hanya mengajar, tetapi hidup sesuai firman sampai akhir. Kesetiaan mereka menjadi bukti iman yang nyata dan layak ditiru.
Ayat ini mengajak kamu melihat ulang perjalanan rohani kamu. Kamu tidak berjalan sendiri. Ada orang yang Tuhan pakai untuk membimbing dan mengarahkan kamu pada kebenaran. Mereka mungkin tidak sempurna, tetapi mereka menunjukkan iman yang bisa dilihat dan diikuti.
Penulis meminta kamu memperhatikan akhir hidup mereka. Artinya kamu tidak hanya melihat bagian awal atau tengah hidup mereka. Kamu diminta melihat bagaimana mereka tetap percaya kepada Tuhan dalam masa sulit. Kesetiaan seperti itu tidak muncul dalam satu hari. Iman yang tetap kuat adalah hasil dari hidup yang terus dekat dengan Tuhan. Tantangan hari ini, banyak orang pandai berbicara tentang firman tetapi sulit hidup sesuai firman. Banyak yang bisa mengajar tetapi tidak menunjukkan karakter. Ayat ini mengingatkan bahwa teladan hidup lebih kuat daripada kata-kata.
- Ingat siapa yang pernah membimbing kamu dalam iman
- Doakan mereka dan ucapkan terima kasih bila memungkinkan
- Perhatikan bagaimana mereka menghadapi masalah dan tetap percaya
- Jadikan hidup kamu contoh kecil bagi orang lain lewat kerendahan hati, kesetiaan, dan karakter
- Pilih untuk taat kepada firman dalam hal kecil setiap hari
Iman bukan hanya sesuatu yang kamu yakini, tetapi sesuatu yang kamu hidupi. Kamu dipanggil untuk menjadi teladan bagi generasi berikutnya seperti orang yang pernah menuntun kamu.
Doa Penutup: Terima kasih Tuhan untuk FirmanMu yang memberikan pemahaman dan kekuatan untuk memenangkan hari ini di dalam kemuliaan namaMu. Berkatilah setiap pekerjaan kami, lindungi dan jaga setiap orang tua kami, keluarga kami, jemaatmu, anak-anak kami dalam menjalani kehidupannya dan pendidikannya. Kami serahkan hidup kami hari ini, esok dan untuk selamanya kedalam tangan pengasihanMu. Di dalam Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Doa Pembuka: Terpujilah Engkau Tuhan yang senantiasa memberkati kami pribadi lepas pribadi dalam setiap aktivitas kehidupan kami. Kami akan memulai segala kegiatan kami pada pagi hari ini engkau yang memberkati kami, terlebih firmanMu yang akan menjadi pedoman bagi kehidupan kami, berkati hati dan pikiran kami supaya kami dipenuhkan oleh hanya karna FirmanMu. Di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa kepadaMu. Amin.
Firman Tuhan yang menjadi pedoman dalam menjalani hari ini di hari Senin 15 Desember 2025 tertulis di Ibrani 13:7 “ Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.” Demikianlah firman Tuhan.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih dalam nama Tuhan.
Surat Ibrani ditulis untuk jemaat Kristen Yahudi yang sedang menghadapi tekanan dan godaan untuk meninggalkan iman. Banyak pemimpin jemaat pertama yang telah mengajar firman Tuhan sudah meninggal atau mengalami penganiayaan. Penulis mengingatkan jemaat untuk tetap mengingat para pemimpin yang setia. Mereka bukan hanya mengajar, tetapi hidup sesuai firman sampai akhir. Kesetiaan mereka menjadi bukti iman yang nyata dan layak ditiru.
Ayat ini mengajak kamu melihat ulang perjalanan rohani kamu. Kamu tidak berjalan sendiri. Ada orang yang Tuhan pakai untuk membimbing dan mengarahkan kamu pada kebenaran. Mereka mungkin tidak sempurna, tetapi mereka menunjukkan iman yang bisa dilihat dan diikuti.
Penulis meminta kamu memperhatikan akhir hidup mereka. Artinya kamu tidak hanya melihat bagian awal atau tengah hidup mereka. Kamu diminta melihat bagaimana mereka tetap percaya kepada Tuhan dalam masa sulit. Kesetiaan seperti itu tidak muncul dalam satu hari. Iman yang tetap kuat adalah hasil dari hidup yang terus dekat dengan Tuhan. Tantangan hari ini, banyak orang pandai berbicara tentang firman tetapi sulit hidup sesuai firman. Banyak yang bisa mengajar tetapi tidak menunjukkan karakter. Ayat ini mengingatkan bahwa teladan hidup lebih kuat daripada kata-kata.
- Ingat siapa yang pernah membimbing kamu dalam iman
- Doakan mereka dan ucapkan terima kasih bila memungkinkan
- Perhatikan bagaimana mereka menghadapi masalah dan tetap percaya
- Jadikan hidup kamu contoh kecil bagi orang lain lewat kerendahan hati, kesetiaan, dan karakter
- Pilih untuk taat kepada firman dalam hal kecil setiap hari
Iman bukan hanya sesuatu yang kamu yakini, tetapi sesuatu yang kamu hidupi. Kamu dipanggil untuk menjadi teladan bagi generasi berikutnya seperti orang yang pernah menuntun kamu.
Doa Penutup: Terima kasih Tuhan untuk FirmanMu yang memberikan pemahaman dan kekuatan untuk memenangkan hari ini di dalam kemuliaan namaMu. Berkatilah setiap pekerjaan kami, lindungi dan jaga setiap orang tua kami, keluarga kami, jemaatmu, anak-anak kami dalam menjalani kehidupannya dan pendidikannya. Kami serahkan hidup kami hari ini, esok dan untuk selamanya kedalam tangan pengasihanMu. Di dalam Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Pdt. Pangihutan Hasibuan, S.Th- Pendeta Fungsional di Biro Remaja Naposobulung HKBP
Evangelium Renungan Marturia, Minggu Advent III tgl. 14 Desember 2025
Doa Pembuka: Damai sejahtera dari Allah Bapa, yang melampaui akal dan pengertianmu, itulah kiranya yang memelihara hati dan pikiranmu. Di dalam Yesus Kristus Tuhan. Amin.
Bapak Ibu, saudara/i sekalian yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus Firman Tuhan di Epistel Minggu tanggal 14 Desember 2025, di minggu Advent yang ke-III diambil dari Markus 1 : 1-8. Saya akan bacakan, Demikian Firman Tuhan.
1 Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.
2 Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: “Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu;
3 ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan,
luruskanlah jalan bagi-Nya”,
4 demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.”
5 Lalu datanglah kepadanya orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem, dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis di sungai Yordan.
6 Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan.
7 Inilah yang diberitakannya: “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.
8 Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.”
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih Dalam Nama Tuhan, Jika muncul pertanyaan rohani darimana kita maka kita beriman? Mungkin akan, muncul berbagai jawaban dari aspek logika, aspek pengalamn bahkan aspek pengetahuan sekalipun. Dan bisa saja jawabannya tidak ada yang salah, dengan situasi dan latarbelakang yang berbeda sekalipun akan mengarahkan pada nilai kebenaran. Tentu disiplin ilmu teologi, agama manapun akan menghantar pada jawaban yang bermuatan kebenaran tentang bagaimana kita dapat percaya dan beriman. Seperti seorang Kristen yang lahir di keluarga Kristen kita akan menjawab bahwa saya mengenal Yesus dan beriman kepadaNya karena dari kecil saya sudah dibawa oleh orangtua ke perkumpulan dan peribadahan Kristen (jawaban mendasar dan berdasarkan empiris kehidupan masing-masing mayoritas Kristen). Setelah itu, mayortias dari kita sesuai dengan perkembangan usia dan kemampuan berfikir paa akhirnya kita menerima pelajaran dan informasi teringat Kristus dan ajaran gereja, maka kita akhirnya tahu dan mengerti tentang Iman kepada Kristus. Semua itu adalah pengajaran yang benar. Tetapi bagaiman mungkin beriman kepadanya tanpa harus bertanya-tanya, meragukan, mengkritisi, mencari-cari dalam segala aspek tetapi benar bergantung dan tidak membuat perbandingan lain akan Imannya, inilah yang dinamakan Kristen sejati. Ini yang nats ini ingin ungkapkan kepada kita, bagaimana beriman kepada Kristus dari dasar berangkat utama yaitu “mengenal”.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di Dalam Nama Tuhan, Kitab Markus dibuka dengan penegasan bahwa Yesus adalah Kristus (Mesias) dan Anak Allah. Markus ingin kita melihat sejak awal bahwa seluruh cerita Injil berpusat pada pribadi Yesus. Hidup rohani yang sejati selalu dimulai dari pengenalan akan Yesus. Bukan dari ritual, bukan dari perasaan, tetapi dari pribadi sang Juruselamat. Pertumbuhan iman terjadi ketika Yesus menjadi pusat hidup kita. Nabi Yesaya menubuatkan tentang seseorang yang akan mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Dalam zaman kuno, seorang utusan dikirim untuk menyiapkan jalan raja meratakan, membersihkan, dan memastikan jalur siap dilalui. Tuhan ingin masuk dalam hidup kita setiap hari, tetapi apakah “jalan”-nya sudah siap? Kadang jalan hati kita dipenuhi batu kecewa, semak kekhawatiran, atau kesombongan. Pertobatan dan kerendahan hati membuka jalan bagi hadirat Tuhan bekerja lebih dalam. Yohanes tampil di padang gurun, bukan di pusat kota. Ia mengajak orang-orang kembali kepada Tuhan melalui pertobatan, bukan dengan upacara yang rumit, tetapi dengan hati yang benar. Pertobatan adalah undangan untuk pulang, bukan hukuman. Tuhan tidak mencari kesempurnaan kita, tetapi kejujuran kita. Pertobatan sejati mengubah arah hidup, bukan sekadar penyesalan, melainkan keputusan untuk kembali pada jalan Tuhan. Respons orang banyak menunjukkan bahwa ketika suara Tuhan bergema, hati manusia bisa dilunakkan. Hati yang mau mengaku dan jujur di hadapan Tuhan adalah tempat di mana pemulihan mulai terjadi. Tidak ada kesembuhan tanpa kejujuran. Tidak ada pemulihan tanpa pengakuan.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di Dalam Nama Tuhan, Secara keseluruhan, nats Epistel kita mengarahkan agar pengenalan sejati tidak ditentukan oleh mampu menerangka secara jelas dan baik, rutinitas ibadah yang baik, kemampuan berdoa dengan kata-kata yang tersusun atau hal-hal tampak luar lainnya, tetapi oleh kesetiaan pada panggilan Allah. Tuhan tidak memerlukan kemewahan untuk menyatakan kuasa-Nya, Ia memerlukan hati yang taat. Yohanes mengakui bahwa ia bukan pusat. Mesias yang akan datang jauh lebih agung dan akan membaptis dengan Roh Kudus. Yohanes tahu tempatnya dan memuliakan Yesus, bukan dirinya. Hidup yang dipenuhi Roh Kudus dimulai dari kerendahan hati. Kita dipanggil bukan untuk meninggikan diri, tetapi untuk menunjuk kepada Yesus. Roh Kudus bekerja dengan kuat dalam hidup orang yang rela berkata, “Dialah yang harus makin besar, aku harus makin kecil.” Yesus adalah pusat segala sesuatu. Pertobatan membuka pintu bagi karya Allah, kesederhanaan dan kerendahan hati adalah dasar pelayanan sejati, Roh Kudus diberikan kepada orang yang siap menerima Yesus sebagai Tuhan dalam hidupnya.
Doa Penutup: Terima kasih Ya Tuhan Allah, untuk FirmanMu yang telah kami dengar. Ajari kami untuk selalu bersyukur memiliki Engkau, ajarkan kami bahwa betapa bahagianya kami karena Engkau begitu mengasihi kami. Dengan bimbingan rohMu, kami akan melakukan FirmanMu untuk kemuliaan namaMu. Kami serahkan hidup kami hari ini, esok dan selamanya hanya kedalam tangan pengasihanMu. Di dalam Yesus Kristus Kami Berdoa. Amin.
Pdt. Andar P. Sitompul- Pendeta Fungsional di Biro Ibadah Musik HKBP
Evangelium Renungan Marturia, Minggu Advent III tgl. 14 Desember 2025
Doa Pembuka: Damai sejahtera dari Allah Bapa, yang melampaui akal dan pengertianmu, itulah kiranya yang memelihara hati dan pikiranmu. Di dalam Yesus Kristus Tuhan. Amin.
Bapak Ibu, saudara/i sekalian yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus Firman Tuhan di minggu tanggal 14 Desember 2025, di minggu Advent yang ke-III diambil dari Mikha 7 : 7-13. Saya akan bacakan, Demikian Firman Tuhan.
7 Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!
8 Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun aku jatuh, aku akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam gelap, TUHAN akan menjadi terangku.
9 Aku akan memikul kemarahan TUHAN, sebab aku telah berdosa kepada-Nya, sampai Ia memperjuangkan perkaraku dan memberi keadilan kepadaku, membawa aku ke dalam terang, sehingga aku mengalami keadilan-Nya.
10 Musuhku akan melihatnya dan dengan malu ia akan menutupi mukanya, dia yang berkata kepadaku: “Di mana TUHAN, Allahmu?” Mataku akan memandangi dia; sekarang ia diinjak-injak
seperti lumpur di jalan.
11 Akan datang suatu hari bahwa pagar tembokmu akan dibangun kembali; pada hari itulah perbatasanmu akan diperluas.
12 Pada hari itu orang akan menghadap engkau dari Asyur sampai Mesir, dari Mesir sampai sungai Efrat, dari laut ke laut, dari gunung ke gunung.
13 Tetapi bumi akan menjadi tandus oleh karena penduduknya, sebagai akibat perbuatan mereka.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih Dalam Nama Tuhan, satu hal yang berkurang dari karakter manusia pada hakikatnya sebagai makhluk yang tidak pernah puas dengan apa yang adalah hal Optimisme. Entah kenapa, daya juang manusia dan optimisme di jaman yang semakin tidak terhambat kemajuannya ini justru semakin susut. Upaya untuk mendapatkan sesuatu yang dia mau dan harapkan juga tidak diimbangi dengan daya dan upaya. Mungkin karna kemajuan zaman yang bersifat instan, sehingga membuat orang ingin mendapatkan sesuatu dengan cara yang gampang dan singkat. Ini sepertinya mempengaruhi daya juang, ini mempengaruhi kegigihan yang semakin menurun. Mudah menyerah, inilah gambaran umum manusia zaman sekarang, atau terjebak dalam pemaknaan kata “Nasib” atau “semua akan indah pada waktunya”, sehingga paham ini cenderung menggiring ke pasrah dan menyerah. Nyatanya, jika paham ini tidak dibarengi dengan pengetahuan iman yang tepat bisa saja menggiring penganutnya ke paham pasrah dan tidak mengerjakan imannya. Entah situasi yang kita hadapi dating dari luar (Eksternal) atau yang kita buat sendiri (Internal). Sulit kita memhamai bahwa Allah adalah pengampun, pemberi, dan pengasih. Hal ini membuat kita cenderung pasif dan tidak bergantung pada Allah dan karyaNya, tetapi cenderung mengandalkan sekitar, situasi, orang hebat, keluarga hebat, kekuatan, kekayaan dan apa yang kita anggap dapat membuat kita lebih baik dari situasi sebelumnya.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di Dalam Nama Tuhan, di tengah kesesakan dan ketidakadilan yang melanda bangsa Israel, Mikha memilih untuk menetapkan hati kepada Tuhan. Ia tidak menaruh harapan pada situasi, manusia, atau kekuatannya sendiri, tetapi kepada Allah yang mendengar doa. Ketika situasi hidup tampak buntu ekonomi berat, hubungan retak, atau jalan hidup tidak jelas Tuhan memanggil kita untuk kembali menaruh fokus pada-Nya. Harapan yang benar tidak bergantung pada keadaan, tetapi pada karakter Allah yang setia. Mikha mengakui dosa bangsanya, namun ia juga yakin bahwa Allah akan memulihkan. Ada pengakuan jujur bahwa hukuman Tuhan adil, tetapi juga keyakinan bahwa kasih setia Tuhan lebih besar dari kegagalan manusia. Kejatuhan bukanlah akhir bagi orang yang kembali kepada Tuhan. Tuhan tidak membiarkan kita tinggal di dalam gelap. Ketika kita mengaku dosa dan kembali pada-Nya, Ia membawa kita kembali ke terang-Nya. Restorasi Tuhan bukan hanya mungkin Ia merencanakannya bagi anak-anak-Nya. Kemenangan sejati bukan usaha kita membalas, tetapi ketika Tuhan menyatakan pembelaan-Nya pada waktunya. Kadang kita ingin cepat dibenarkan, tetapi Tuhan bekerja dengan cara dan waktu yang sempurna.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di Dalam Nama Tuhan, Allah adalah spesialis dalam membangun kembali sesuatu yang tampaknya sudah hancur: iman, keluarga, pekerjaan, bahkan panggilan hidup. Jika kita menyerahkan puing-puing hidup kita kepada Tuhan, Ia dapat membangun sesuatu yang jauh lebih kuat. Mikha 7:7–13 mengajarkan bahwa: Di tengah kejatuhan, harapan tetap ada bagi orang yang menantikan Tuhan. Pengakuan dan pertobatan membuka jalan bagi pemulihan. Tuhan adalah pembela yang akan bangkit membenarkan umat-Nya. Pemulihan Tuhan sering kali lebih besar dari kehancuran yang kita alami.
Doa Penutup: Terima kasih Ya Tuhan Allah, untuk FirmanMu yang telah kami dengar. Ajari kami untuk selalu bersyukur memiliki Engkau, ajarkan kami bahwa betapa bahagianya kami karena Engkau begitu mengasihi kami. Dengan bimbingan rohMu, kami akan melakukan FirmanMu untuk kemuliaan namaMu. Kami serahkan hidup kami hari ini, esok dan selamanya hanya ke dalam tangan pengasihanMu. Di dalam Yesus Kristus Kami Berdoa. Amin.
Pdt. Andar P. Sitompul- Pendeta Fungsional di Biro Ibadah Musik HKBP
Renungan Lainnya
HKBP Channel
Video Terkait Lainnya
34:11
34:13
49:11
58:01
6:13
12:37
13:35
3:33
15:52
15:10
