Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Proin gravida mauris ac odio efficitur, ut consequat sapien elementum.
Integer egestas nibh et justo suscipit, vel eleifend mauris molestie.
Integer egestas nibh et justo suscipit, vel eleifend mauris molestie.
Berita Terkini HKBP
Update Renungan Harian HKBP
Renungan Terkini
Renungan Harian HKBP | Rabu, 2 Juli 2025
Selamat pagi Bapak, Ibu dan Saudara-saudara yang kami kasihi di dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Semoga di pagi hari ini kita dalam keadaan sehat dan penuh sukacita. Saudara-saudara sebelum kita kembali melakukan pekerjaan kita sepanjang hari ini, terlebih dahulu kita akan merenungkan Firman Tuhan yang menjadi kekuatan bagi kita, untuk itu mari kita berdoa dalam hati kita masing-masing.
Doa Pembuka: Kami memuji dan memuliakan namaMu ya Tuhan Allah Bapa kami didalam nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus. Di pagi hari ini kami bersyukur kepadaMu atas berkatMu kami boleh melewati malam hari dan kini Engkau bangunkan kami dalam keadaan sehat. Ya Tuhan kami selalu rindu akan kebenaran FirmanMu, untuk itu kami telah membuka hati dan pikiran kami agar FirmanMu dapat kami mengerti dan akan kami lakukan dalam kehidupan kami setiap hari. Terimalah doa dan permohonan kami, hanya didalam nama Yesus, kami berdoa dan mengucap syukur kepadaMu. Amin
1 Korintus 11 : 11 – 12
“Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan. Sebab sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan, dan segala sesuatu berasal dari Allah”
Bapak, ibu dan saudara-saudara, perbedaan status sering menimbulkan pertengkaran hingga akhirnya muncul keretakan dan ketidak harmonisan, sebab dalam perbedaan tersebut, iri hati dan saling menyalahkan akan membuat perpecahan. Pada hal, perbedaan itu indah jika dipakai untuk saling melengkapi agar menjadi satu kesatuan yang utuh.
Perbedaan pendapat yang demikian, pada saat itu terjadi dalam kehidupan jemaat Korintus. Mereka terdiri dari orang Yahudi dan Yunani. Diantara mereka muncul perbedaan pendapat mengenai hal penutup kepala perempuan saat beribadah. Yahudi mewajibkan seorang perempuan memakai penutup kepala, sementara dari golongan Yunani berpikiran sebaliknya, sehingga muncullah perbedaan yang mengakibatkan keretakan gereja. Oleh karena itu, rasul Paulus menekankan pentingnya setiap anggota supaya menjalankan kewajibannya masing-masing dan saling memahami bahwa tidak ada perbedaan antara lakilaki dan perempuan, mereka adalah sama-sama ciptaan Tuhan. Paulus meminta agar jemaat saling menghormati, mengasihi dan menghargai, sehingga gereja akan kembali bersatu.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, perselisihan dan perpecahan sering terjadi hingga saat kita sekarang ini, perselisihan tersebut mungkin diakibatkan oleh perbedaan latarbelakang budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Firman Tuhan pada hari ini mengingatkan kita supaya menerima berbagai perbedaan dan marilah memahami bahwa perbedaan itu merupakan cara Tuhan untuk memperkaya kehidupan kita. Secara khusus sebagai warga jemaat hendaknya kita tetap mampu menjaga kesatuan gereja dengan saling mengasihi dan menghormati segala perbedaan yang ada, dan kita harus saling menerima sembari menyadari bahwa Tuhan memberikan karunia yang berlain-lainan yang dianugerahkan kepada kita. Juga kita harus mengingat bahwa kita adalah anggota tubuh Kristus, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus, tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain, (Roma 12 : 5). Untuk itu, marilah bersama-sama untuk menjaga kesatuan dimanapun kita hidup dan bekerja bersama sesama kita umat ciptaan Tuhan, teristimewa di dalam tubuh Kristus yaitu di gerejaNya yang kudus. Amin.
Doa Penutup: Terima kasih ya Tuhan Allah Bapa kami atas FirmanMu yang telah kami dengarkan di pagi hari ini. Oleh FirmanMu kami diingatkan supaya saling menerima untuk dapat memelihara kesatuan sebagai anggota tubuh Kristus. Ya Tuhan, kami menyadari betapa seringnya kami terpecah belah karena memahami perbedaan adalah persaingan yang amat ketat yang menimbulkan berbagai pertikaian dan perselisihan, yang terjadi tidak hanya di dalam kemasyarakatan, tetapi juga terjadi di gerejaMu. Tolong Tuhan sadarkan kami melalui firmanMu di pagi hari ini, agar kami kembali memakai perbedaan menjadi kekayaan yang amat berarti dalam merajuk kembali persatuan dan kesatuan sebagai sesama anggota Tubuh Kristus. Kiranya Tuhanlah yang selalu memampukan kami untuk melalukan FirmanMu melalui pertolongan RohMu yang Kudus, sehingga dalam setiap langkah kehidupan kami, kami akan menjadikan firmanMu sebagai pedoman dalam kehidupan kami. Ya Tuhan, untuk satu hari ini dimana kami akan melanjutkan pekerjaan kami, kiranya Tuhan selalu menolong kami dan memberi kesehatan kepada kami, dan jagailah kami! Tuhan kiranya memberikan berkat yang melimpah dalam kehidupan kami masing-masing. Hapuskanlah segala dosa kami, hanya didalam nama Yesus Kristus Tuhan, kami berdoa dan mengucap syukur kepadaMu. Amin. Anugerah Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih setia dari Allah Bapa, dan Persekutuan dari Roh Kudus, itulah kiranya yang menyertaimu, hari ini sampai selama-lamanya! Amin.
Renungan Harian HKBP | Epistel | Minggu, 29 Juni 2025
SETIA MENGIKUTI & MELAYANI TUHAN
1 TESALONIKA 3 : 1 – 13
“KABAR BAIK YANG DIBAWA OLEH TIMOTIUS.”
[1] Kami tidak dapat tahan lagi, karena itu kami mengambil keputusan untuk tinggal seorang diri di Atena.
[2] Lalu kami mengirim Timotius, saudara yang bekerja dengan kami untuk Allah dalam pemberitaan Injil Kristus, untuk menguatkan hatimu dan menasihatkan kamu tentang imanmu,
[3] supaya jangan ada orang yang goyang imannya karena kesusahan-kesusahan ini. Kamu sendiri tahu, bahwa kita ditentukan untuk itu.
[4] Sebab, juga waktu kami bersama-sama dengan kamu, telah kami katakan kepada kamu, bahwa kita akan mengalami kesusahan. Dan hal itu, seperti kamu tahu, telah terjadi.
[5] Itulah sebabnya, maka aku, karena tidak dapat tahan lagi, telah mengirim dia, supaya aku tahu tentang imanmu, karena aku kuatir kalau-kalau kamu telah dicobai oleh si penggoda dan kalau-kalau usaha kami menjadi sia-sia.
[6] Tetapi sekarang, setelah Timotius datang kembali dari kamu dan membawa kabar yang menggembirakan tentang imanmu dan kasihmu, dan bahwa kamu selalu menaruh kenang-kenangan yang baik akan kami dan ingin untuk berjumpa dengan kami, seperti kami juga ingin berjumpa dengan kamu,
[7] maka kami juga, saudara-saudara, dalam segala kesesakan dan kesukaran kami menjadi terhibur oleh kamu dan oleh imanmu.
[8] Sekarang kami hidup kembali, asal saja kamu teguh berdiri di dalam Tuhan.
[9] Sebab ucapan syukur apakah yang dapat kami persembahkan kepada Allah atas segala sukacita, yang kami peroleh karena kamu, di hadapan Allah kita?
[10] Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu.
[11] Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu.
[12] Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu.
[13] Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.
Di tengah kehidupan persekutuan orang Kristen adalah hal yang patut untuk saling mendukung, menguatkan dan menghibur kepada saudara seiman yang sedang menghadapi kesulitan, pergumulan, penderitaan, termasuk dukacita. Itu sebabnya, kalau ada saudara dalam persekutuan di gereja yang sakit, maka dilakukan perkunjungan, baik oleh pelayan (parhalado) dan anggota jemaat yang lain, dengan maksud mendoakan, menguatkan, menyemangati, agar kiranya dapat sembuh dari penyakit yang dialaminya. Demikian juga pada saat ada anggota jemaat yang meninggal dunia, pihak gereja melakukan acara penghiburan (mangapuli) kepada keluarga yang ditinggalkan (keluarga yang berdukacita). Hal ini tidak hanya dilakukan oleh pihak gereja, tetapi juga punguan parsahutaon (STM = Serikat Tolong Menolong), punguan marga, termasuk persekutuan karena satu kantor atau satu tempat kerja. Hal seperti ini dilakukan sebagai bentuk kasih kita kepada sesama seiman, seperti yang dikatakan Rasul Paulus di Galatia 6:10, “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,…! Hal itu yang dilakukan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika. Paulus mengetahui bahwa jemaat tersebut sedang menghadapi pergumulan dan kesusahan, disebabkan iman mereka kepada Kristus. Pada waktu itu, pengikut Kristus menghadapi penghambatan dan penganiayaan dari orang-orang yang tidak menghendaki kehadiran Injil Kristus di tengah-tengah dunia ini. Paulus merasa sangat perlu mengetahui keadaan mereka, apakah ada di antara mereka yang menjadi goyang imannya karena kesusahan tersebut (ayat 3). Karena kasihnya kepada jemaat Tesalonika, Rasul Paulus selalu memikirkan keadaan mereka. Karena Paulus belum dapat pergi ke sana untuk mengunjungi dan melihat keadaan mereka, maka ia mengutus Timotius untuk menguatkan iman anggota jemaat yang sedang menghadapi kesusahan (ayat 1-2). Kesusahan lain dari Iblis, yang kapan saja dan di mana saja dapat menggoda dan mengganggu iman anggota jemaat (ayat 5; bnd: 1 Pet.5:8).
Sebagai pengikut Kristus, ada hal yang perlu kita pahami dengan baik, apabila terjadi kesusahan yang disebabkan iman kepada Yesus Kristus. Pertama, Kesusahan tidak boleh kita pahami sebagai hukuman Allah atas kita, melainkan cara Tuhan untuk menguji kadar iman kita kepadaNya, menguji kadar kesetiaan kita kepada Tuhan, sekaligus untuk semakin mendewasakan iman kita kepada Tuhan. Apakah kita setia hanya pada saat hidup ini berjalan dengan baik sesuai dengan yang kita kehendaki; atau kah kita juga tetap setia kepada Tuhan meskipun sedang menghadapi kesusahan hidup? Kedua, Kesusahan bukan hal yang asing dalam kehidupan orang yang percaya kepada Tuhan. Setiap orang di dunia ini pasti menghadapi kesusahan atau kesulitan. Tidak ada satu manusia pun yang terhindar dari kesusahan atau kesulitan hidup. Apalagi bagi orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus; karena iman kepada Yesus Kristus, kita akan menghadapi kesulitan, kesusahan, kita akan memikul salib. Sejak awal hal itu sudah disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada murid-muridNya dan kepada orang-orang yang mengikutiNya. Di Injil Lukas 9:23 Yesus katakan: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Karena mengikut Kristus kita harus memikul salib. Hal tersebut merupakan konsekuensi atau akibat dari mengikut Kristus. Demikian juga di Injil Markus 13:13, Yesus juga mengatakan: “Kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKu. Tetapi orang yang bertahan sampai kesudahannya ia akan selamat.” Dalam hal ini, kesusahan dan penderitaan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan orang beriman. Itu berarti, kesusahan atau penderitaan adalah realitas/kenyataan yang tidak terpisahkan dari hidup orang Kristen.
Apa yang dilakukan Rasul Paulus dalam perikop ini, mengutus Timotius ke Tesalonika adalah sebagai bentuk kasih, perhatian dan pertolongan kepada jemaat di sana. Apalagi jemaat di Tesalonika sedang menghadapi kesusahan karena iman mereka kepada Kristus, mereka harus ditopang dan ditolong, agar jangan sampai goyang imannya. Hal demikian yang seharusnya dilakukan orang beriman, saling menopang, saling mendoakan dalam setiap pergumulan dan kesusahan yang dihadapi. Hidup yang dipenuhi kasih Yesus akan menjadikan kita saluran berkat bagi sesama yang sedang menghadapi pergumulan dan kesusahan. “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus” (Gal.6:2). Setelah Timotius kembali kepada Paulus, ia merasa sangat senang mendengar berita jemaat Tesalonika, mereka tetap teguh dalam iman di tengah-tengah kesusahan yang mereka hadapi (ayat 6). Yang menambah sukacita Rasul Paulus, jemaat di Tesalonika juga memiliki kerinduan untuk bertemu dengannya (ayat 6).
Rasul Paulus selalu mendoakan jemaat di Tesalonika, agar mereka tetap bertahan dalam kesusahan yang terjadi dan berkelimpahan dalam kasih di tengah hidup persekutuan mereka (ayat 10-12); tetap hidup seturut dengan kehendak Tuhan, hidup tidak bercacat dan hidup di dalam kekudusan (ayat 13). Doa adalah kekuatan bagi orang percaya untuk dapat meraih kemenangan pada saat menghadapi kesusahan hidup dan godaan Iblis. Untuk itu, kita perlu senantiasa hidup di dalam doa dan saling mendoakan (bnd: Mrk.14:38). Orang percaya yang sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan akan mengalami kemenangan pada saat menghadapi kesusahan dan godaan Iblis. Amin.
Pdt. Manaris R. E. Simatupang, M.Th- Bendahara Umum HKBP
Renungan Harian HKBP | Evangelium | Minggu, 29 Juni 2025
Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal dan pikiran manusia, itulah kiranya memberkati hati dan pikiranmu, dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita yang hidup. Amin.
SETIA MENGIKUTI & MELAYANI TUHAN
1 RAJA-RAJA 19 : 15 – 21
[15] Firman Tuhan kepadanya: “Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram.
[16] Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.
[17] Maka siapa yang terluput dari pedang Hazael akan dibunuh oleh Yehu; dan siapa yang terluput dari pedang Yehu akan dibunuh oleh Elisa.
[18] Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia.”
[19] Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang kedua belas. Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya.
[20] Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan berlari mengikuti Elia, katanya: “Biarkanlah aku mencium ayahku dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau.” Jawabnya kepadanya: “Baiklah, pulang dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu.”
[21] Lalu berbaliklah ia dari pada Elia, ia mengambil pasangan lembu itu, menyembelihnya dan memasak dagingnya dengan bajak lembu itu sebagai kayu api; ia memberikan daging itu kepada orang-orangnya, kemudian makanlah mereka. Sesudah itu bersiaplah ia, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.
Seorang Nabi di tengah-tengah bangsa Israel, dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, tidak lepas dari tantangan dan pergumulan. Kita tahu, tugas Nabi dalam Perjanjian Lama, adalah: memberitakan Firman Tuhan, menyampaikan pesan Tuhan, memberi peringatan atau teguran bila umat Israel jatuh ke dalam dosa dan menyerukan kepada mereka agar segera bertobat, termasuk memberitahukan hukuman Tuhan atas dosa yang mereka perbuat. Terkadang bangsa Israel tidak berkenan diingatkan akan dosa dan kejahatan yang mereka perbuat, sehingga memberi perlawanan kepada Nabi Allah. Demikianlah yang dialami Nabi Elia dalam nas khotbah hari ini. Hamba Tuhan atau pelayan Tuhan di masa kini pun hidupnya tidak lepas dari tantangan dan pergumulan karena menunaikan tugas pelayanan. Agar kita dapat memahami nas khotbah ini dengan baik, ada baiknya kita membaca pasal 18 dan pasal 19 dari kitab 1 Raja-raja ini.
Saudara-saudara yang terkasih dalam Nama Yesus Kristus,…! Elia menghadapi tantangan dan pergumulan dalam menjalankan tugas pelayanannya, yaitu ancaman pembunuhan dari Izebel, hingga ia lari ke gunung Horeb untuk bersembunyi. Elia mengalami tekanan yang sangat berat, putus asa, depresi, hingga ia ingin mati saja. Di ayat 4 dari 1 Raja-raja 19 Elia sampai berkata: “Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku.” Mungkin Elia sangat kecewa kepada umat Israel. Elia sudah mengingatkan mereka agar tidak menyembah kepada ilah lain, yaitu Baal, tetapi umat Israel tidak mau berubah, mereka tidak mau bertobat. Elia merasa pelayanannya tidak berhasil membawa pertobatan umat Israel.
Hal lain yang membuat Elia tertekan, mungkin ia sangat lelah atau letih, karena ia seorang diri saja melawan nabi-nabi Baal (sebagaimana dikisahkan di pasal 18:20-46). Hal itu dengan jelas tertulis di 1 Raja-raja 18:40 dikatakan, Kata Elia kepada mereka: “Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, seorang pun dari mereka tidak boleh luput.” Setelah ditangkap, Elia membawa mereka ke sungai Kison dan menyembelih mereka di sana. Seorang diri melawan 450 nabi Baal tentu sangat menguras tenaga. Bukan hanya itu, juga menguras pikiran dan emosi. Tentu hal itu pun membuat Elia tertekan.
Satu hal yang dapat kita perhatikan melalui nas khotbah ini, Elia tetap setia menjalankan tugas pelayanannya sesuai dengan perintah Tuhan, walaupun harus menghadapi tantangan dan pergumulan. Bahkan, Elia masih mengurapi Elisa menjadi Nabi atas suruhan Allah, untuk menjadi pembantunya dan juga menjadi penggantinya di kemudian hari. Sebelum sepenuhnya Elisa mengikuti Elia, terlebih dahulu ia memohon agar diijinkan lebih dahulu melihat kedua orangtuanya, ayah dan ibunya (ayat 20). Dalam hal ini, Elisa menyadari, tugas sebagai seorang Nabi adalah tugas yang sangat berat dan pasti akan berada jauh dari kedua orangtuanya; karena melayani sebagai seorang Nabi harus fokus melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai seorang hamba Allah. Hal ini pun ditegaskan Tuhan Yesus di Injil Lukas 14:25-35, yang dalam Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LASI) diberi judul: “Segala sesuatu harus dilepaskan untuk mengikut Yesus.” Terutama ayat 26 dari Lukas 14, “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,…! Melalui nas khotbah hari ini kita dapat merenungkan dua hal, yaitu: Pertama, Setiap hamba Tuhan harus betul-betul menyadari, dalam menjalankan tugas pelayanan tidak lepas dari tantangan dan pergumulan. Untuk itu kita tidak boleh hanya mengandalkan kekuatan dan kemampuan diri saja; kita harus senantiasa mengandalkan Tuhan dalam menjalankan tugas pelayanan. Maka dari itu, mintalah pertolongan dan penyertaan Tuhan dalam setiap doa-doamu. Kedua, Tugas kita sebagai hamba Tuhan atau pelayan adalah, menjalankan tugas pelayanan dengan setia. Mengenai hasil atau buah dari pelayanan kita, mari kita serahkan kepada Tuhan. Hamba Tuhan sebaiknya tidak boleh terlalu kecewa, apalagi tertekan, bahkan depresi, bila merasa pelayanannya belum membuahkan hasil yang baik. Itu barangkali yang dimaksudkan Paulus di 1 Korintus 3:6 “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.” Mengenai hasil, itu adalah urusan Tuhan. Namun kita harus tetap menyerahkan kepada Tuhan melalui doa-doa kita, supaya Tuhan memberi hasil atau pertumbuhan yang baik dari pelayanan kita. Amin.
Doa Penutup: Terima kasih Tuhan untuk berkat-Mu hari ini, yang boleh kami terima dan rasakan. Terimakasih untuk kesehatan, nafas kehidupan, yang senantiasa Tuhan anugerahkan dalam hidup kami. Kami bersyukur untuk Firman-Mu yang telah menyapa kami pada pagi hari ini. Kiranya Tuhan memeteraikannya di dalam hati kami pribadi lepas pribadi, dan kiranya Tuhan memberikan kepada kami kami kemampuan dan kekuatan untuk melakukan firman-Mu dalam kehidupan kami sehari-hari. Dalam nama Putra-Mu Yang Tunggal, Yesus Kristus Juruselamat kami yang hidup, kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Pdt. Manaris R. E. Simatupang, M.Th- Bendahara Umum HKBP
Renungan Harian HKBP | Sabtu, 28 Juni 2025
Doa Pembuka: Segala puji dan syukur kepadamu ya Tuhan pemelihara kehidupan kami. Hari ini Tuhan masih memberikan kesempatan bagi kami untuk merasakan penyertaanmu melalui nafas kehidupan yang Engkau karuniakan di hari yang baru ini. kami mau mendengarkan firman-Mu, tuntun dan ajarlah kami untuk menerima dan melakukan firman-Mu di dalam hidup kami sehari-hari. Amin.
Firman Tuhan untuk kita pada hari ini, tertulis di
Markus 5 : 19
“Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: ”Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!”
Ayat ini mengingatkan saya ketika menonton sebuah video di sebuah media sosial yang menunjukkan ketika seorang anak laki-laki sedang khusyuk berdoa dan menangis kepergok ibunya, seketika anak laki-laki itu buru-buru menyembunyikan dirinya karena merasa kelewat malu pada ibunya.
Seringkali lingkungan paling dekat dengan kita, mungkin keluarga, sahabat dan saudara adalah tempat paling sulit bagi kita untuk menunjukkan kehidupan spiritual kita. mungkin kita merasa mereka adalah pihak paling tahu seluk beluk keburukan kita sehingga kita merasa lebih malu dan merasa bahwa mereka bukan tempat untuk bersaksi apalagi memberitakan kabar mengenai Yesus.
Ketika orang Gerasa yang dipenuhi oleh roh jahat menerima kuasa dari Yesus sehingga dia dibebaskan, dipulihkan dan kemudian menjadi waras dan sembuh, ia ingin sekali mengikut Yesus dan tinggal bersama dengan Yesus. Namun alih-alih menyuruh mengikuti-Nya, Yesus malah menyuruh orang itu untuk pulang ke rumahnya, kepada orang-orang sekampungnya dan memberitahukan semua yang telah diperbuat oleh Tuhan kepadanya, dan bagaimana ia telah menerima kasih dari Yesus itu sendiri.
Berbanding terbalik bukan? tempat dimana kita merasa tempat paling sulit untuk bersaksi, justru disana kita dipanggil untuk terlebih dahulu menyaksikan kasih dan perbuatan Allah yang kita rasakan di dalam hidup kita.
Tapi, ini menjadi sebuah hal yang menarik loh! kenapa? karna Yesus ingin kita bersaksi melalui perubahan dalam diri kita yang timbul oleh perbuatan dan kasih Allah di dalam hidup kita. Orang yang ada di kampung halaman orang Gerasa pasti merasa heran melihat bagaimana Tuhan telah bekerja dalam dirinya dan membuat semua orang percaya bahwa Yesus benar-benar berkuasa atas roh-roh jahat.
Menyaksikan perbuatan Yesus pada orang-orang terdekat kita tentu membuat kita mesti lebih jujur dan tulus karena mereka tau lebih tentang diri kita sehingga bagaimana mungkin kita menyaksikan perbuatan dan kasih Tuhan itu sungguh bekerja padahal kita tidak menunjukkan buah perubahan dari Kasih itu di dalam hidup kita sendiri.
Doa Penutup: Terima kasih ya Tuhan untuk Kemurahan-Mu yang tiada berkesudahan di dalam kehidupan kami. Terimakasih atas pengorbananMu di kayu salib untuk menebus kami dan memberikan keselamatan kekal bagi kami. Ajar kami untuk mau dipulihkan setiap waktu karena kasihmu yang tiada tara dalam hidup kami. ajar kami tidak bersandar kepada pengertian kami sendiri tetapi berserah atas kehendak-Mu yang terbaik di dalam hidup kami. Di dalam nama Anak-Mu, Tuhan Yesus kami berdoa dan bersyukur. Amin.
C.Pdt. Tommy Eko Alexander Tamba- LPP II di Kantor Biro TIK HKBP
Renungan Harian HKBP | Jumat, 27 Juni 2025
Doa Pembuka: Bapa kami yang di Surga, terpujilah Engkau yang telah memelihara kehidupan kami hingga saat ini. Terimakasih atas setiap berkat dan karunia yang senantiasa Engkau limpahkan kepada kami. Tuntun serta bimbinglah hati dan pikiran kami supaya Firman-Mu yang hendak kami renungkan juga akan kami hidupi. Biarlah Roh-Mu yang kudus senantiasa berdiam dalam hidup kami. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Yehezkiel 34: 22
Maka Aku akan menolong domba-domba-Ku, supaya mereka jangan lagi menjadi mangsa dan Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus. Seperti apakah keadaan bangsa yang para pemimpinnya tidak komit dan tidak benar dalam memimpin dan menggembalakan rakyatnya? Pastinya akan berantakan, tidak bisa diatur, bahkan bisa jadi hampir hancur. Hukum tidak ditegakkan sebagaimana mestinya. Akan terjadi kerusuhan di sana sini karena setiap orang melakukan apa yang dia anggap benar.
Demikianlah yang terjadi pada bangsa Israel. Tuhan melihat domba-domba gembalaan-Nya, yang kehilangan figur gembala yang baik, telah berlaku liar dan tak terkendali lagi. Ini dapat kita lihat dan baca pada ayat 17-19. Domba berkelahi satu sama lain. Domba yang kuat memukul dan menindas yang lemah. Domba yang gemuk merampas padang rumput yang subur dari yang kurus.
Kalau di perikop sebelumnya Tuhan murka kepada para pemimpin yang menindas para umat-Nya, maka di sini Tuhan akan menjadi hakim yang mengadili perkara di antara umat-Nya tersebut. Lebih tepatnya pada ayat 20-22. Tuhan akan mengangkat seseorang yang mewakili Dia memimpin umat-Nya. Seperti Daud, yang dulu menjadi raja Israel untuk menggembalakan umat Tuhan (2 Sam 7), demikian Tuhan akan membangkitkan keturunan Daud atas takhta umat-Nya. Melalui Daud, umat Tuhan akan mengalami zaman keemasan, seperti masa kerajaan bersatu. Paling sedikit ada dua hal akan terjadi. Pertama, persatuan umat Tuhan akan terwujud, akan menjadi bangsa dan umat yang disayangi Tuhan. “…Aku Tuhan, Allah mereka, …kaum Israel, adalah umat-Ku” yang dikatakan pada ayat 30 adalah pernyataan Perjanjian Sinai yang sekali lagi diberlakukan atas mereka. Kedua, melalui Daud damai sejahtera dan kemakmuran akan dialami lagi oleh umat Tuhan. Dapat kita lihat pada ayat 25-29.
Kristus adalah keturunan Daud yang telah mempersatukan seluruh umat pilihan tersebut di dalam diri-Nya. Bukan hanya bangsa Israel lagi, Ia akan menjangkau ke semua bangsa. Di dalam Dia dan oleh kepemimpinan-Nya gereja dan persekutuan menjadi wadah penuh kasih, menjadi masa keemasan penuh damai sejahtera yang akan datang. Oleh karena itu, jadikanlah Kristus menjadi raja di dalam hati kita dan di dalam hidup kita. Biar Dia memimpin umat-Nya melalui kita, anak-anak-Nya. Amin.
Doa Penutup: Terima kasih Bapa atas firman Mu yang telah meneguhkan hati dan iman percaya kami pada-Mu. Tuntunlah kami agar senantiasa berserah pada kehendak-Mu saja. Bimbing kami, kiranya hidup kami menjadikan Tuhan satu-satunya hakim dan raja yang menuntun perjalanan hidup kami. Kiranya Roh Kudus-Mu yang berdiam dalam hidup kami, agar kami tetap setia pada terang Kasih-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Renungan Harian HKBP | Kamis, 26 Juni 2025
Syalom Bapak/Ibu Saudara-saudari Yang terkasih didalam nama Kristus Yesus, Kiranya damai Sejahtera yang dari Tuhan kita Yesus Kristus senantias memberkati kita semua melalui segala kegiatan yang kita lakukan, oleh karena itu sebelum kita memulai aktifitas kita hari ini mari kita sama-sama menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Oleh karena itu mari kita siapkan hati dan pikiran kita untuk saat teduh sejenak!
Doa Pembuka: Marilah Kita berdoa! Bapa di dalam Sorga, didalam kerendahan hati kami, kami mau bersyukur atas segala kebaikan dan anugerah yang Engkau berikan kepada kami hingga saat hari ini Dimana Tuhan masih memberikan kesempatan untuk menikmati segala berkatMu melalui nafas kehidupan kami, sebelum kami melakukan segala kegiatan kami satu hari ini, kami mau menyerahkan semuanya itu hanya kepadaMu agar Engkau yang membimbing dan melindungi kami melalui pujian dan syafaat kami satu hari ini. Tuntunlah hati dan pikiran kami dalam Firmanmu melalui perenungan FirmanMu, di dalam Kristus kami berdoa. Amin.
Bapa/Ibu saudara/I yang terkasih di dalam nama Kristus Yesus Tuhan kita, Firman Tuhan yang mengawali aktifitas kita hari ini tertulis di dalam
2 Korintus 8 : 9
“Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya”
Kasih Karunia Tuhan
Karya penebusan Yesus kepada manusia berdosa melalui kematianNya di kayu salib, Yesus merendahkan diriNya menjadi manusia (Kenosis = mengosongkan diriNya) agar Ia yang tidak mengenal dosa dapat menghapuskan dosa manusia. Di dalam Firman Tuhan kita hari ini meceritrakan tentang bagaimana Allah yang penuh kuasa (melalui segala kekayaanNya) memberikan kepada kita yang miskin ini. Salah satu kekayaanNya ialah Anugerah yang diberikan kepada orang-orang percaya dan inilah yang menjadi modal bagi kita sebagai orang Kristen, tidak ada kekayaan yang dapat mengimbangi Anugerah Tuhan itu sendiri.
Didalam Firman Tuhan kita hari ini, Paulus mau menggambarkan bagaimana Yesus yang penuh kuasa mau memberikan diriNya menjadi orang yang miskin sekalipun Ia adalah orang yang kaya, agar kita yang miskin ini diberikan kekayaanNya. Ini merupakan sebuah gambaran metafora dari Yesus yang penuh kuasa untuk menghapus dosa manusia, sebab tidak ada satu orangpun yang mampu memberikan kekayaannya sepenuhnya kepada orang lain.
Saudara-saudari yang terkasih dapat kita lihat tentang pengorbanan Yesus yang tidak ternilai harganya, dan kerendahan hatinya agar kita menjadi orang yang kaya dihadapanNya, melalui Firman Tuhan kita hari ini ada beberapa gambaran yang diberikan Paulus dalam teks ini, yaitu:
Pertama : Ia yang oleh karena kamu menjadi miskin. Disini Paulus mau memberitahukan bahwa Yesus yang merendahkan dirinya menjadi manusia, yang terlahir dari keluarga anak tukang kayu dan lahir di kandang domba dan dibesarkan dalam kesederhanaan menunjukkan pengorbananNya yang besar kepada manusia. Sebab kata ‘miskin’ disini merujuk kepada situasi dan keadaan Yesus yang menjadi manusia pada saat itu, Sejatinya Ia mampu dengan segala kekayaanNya menyatakan kuasaNya namun Ia mau memperlihatkan apa artinya sebuah pengorbanan. Sebab tidak ada hasil tanpa pengorbanan itu sendiri, Tak banyak orang didunia ini yang mampu mengorbankan kekayaanNya demi orang lain, namun disini kita diberikan penjelasan, bahwa kekayaan sejatinya ialah bagaimana orang lain juga dapat merasakan apa yang kita miliki, sebagaimana Yesus dengan kekayaanNya melalui korban pengampunan kepada Kita manusia sehingga kita diselamatkan dari dosa dan maut, dan hal itulah yang menjadi kekayaan setiap orang yang percaya kepadaNya.
Kedua, Supaya kamu menjadi Kaya oleh karena kemiskinanNya.
Kekayaan yang kita terima bukan berbicara tentang seberapa banyak harta benda yang diberikan Tuhan kepada kita, yang walupun itu merupakan sebagai salah satu bentuk kasih karunia Tuhan, namun disini yang mau dikatakan ialah kekayaan yang bersifat kekal tentang bagaimana Allah meberikan kekayaanNya kepada kita melalui karya penebusan. Kekayaan yang kita miliki sebagai orang yang beriman ialah tentang bagaimana kita telah ditebus melalui karya penebusanNya di kayu salib dan itu menjadi harta yang paling berharga bagi kita manusia. Jika tidak demikian maka tidak ada kekayaan yang kita terima melalui kelahiran dan kematiaanNya di kayu salib.
Maka mari kita sama-sama melihat bagaimana Kasih karunia Allah tercurah bagi manusia. Kristus sang juruselamat tergambar melalui peristiwa kematianNya di kayu salib untuk menebus kesalahan dan dosa-dosa kita. Keselamatan yang diberikan oleh Yesus bersifat Universal, karya penebusanNya terlihat betapa ia menginginkan sebuah perubahan dari diri manusia yang dulunya orang berdosa dan sekrang menjadi orang yang dibenarkan, sebab Ia yang tidak berdosa mau menghapuskan dosa dan kesalahan kita, Tetapi karya Yesus Kristus mau memperlihatkan kepada kita betapa besar kasih sayangNya kepada kita manusia dan menjadi penyembuh akan dosa-dosa kita.
Oleh karena itu melalui Firman Tuhan kita hari ini mau diajarkan kepada Kita sebagai orang-orang yang dahulunya adalah orang misikin ( Ini menunjukkan akan gambaran orang-orang berdosa) dan sekarang telah menjadi orang kaya ( ini menunjukkan gambaran keselamatan). Lihatlah dan perhatikanlah betapa besar kasih karunia Allah kepada semua orang, dapat dirasakan melalui hal-hal yang terkecil melalui kesehatan dan nafas kehidupan yang diberikanNya kepada kita manusia. Maka jangan sia-siakan pengerbonan yang diberikan Yesus Kristus kepada kita yang telah menyatakan kekayaanNya kepada kita manusia, disini kita mau diperlihatkan untuk menikmati segala kekayaan yang diberikan kepada kita mansuai terlebih akan pengampunan dosa kepada kita. Sebab kita semua adalah sama dihadapan Tuhan yang penuh dengan dosa dan kesalahan, oleh karena itu jangan melihat kesalahan temanmu ataupun kekurangannya akan tetapi mari kita sama-sama untuk melihat Karya kebesaran Yesus kepada kita. sebab Tuhan ada di tengah-tengah orang berdosa untuk mengingatkan dan agar Kembali ke jalan Tuhan. Amin.
Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Ya Allah Bapa kami yang bertahta di dalam kerajaan sorga, kami sangat mensyukuri akan kekayaan yang Engkau berikan kepada kami melalui karya penebusanMu di dunia ini dari dosa dan kesalahan kami, oleh karena itu Tuhan ajari kami untuk senantiasa memperlihatkan pengorbananMu di dalam kehidupan kami, agar kami tahu bahwa kami adalah orang-orang yang beruntung yang engkau selamatkan dari kemiskinan kami. Maka, jarilah kami Tuhan untuk memakai kekayaan kami ini dalam ranah menunjukkan kasih setia Tuhan dalam kehidupan kami dan memberitahukan pengorbananMu kepada orang-orang yang belum mengenal Enkau. Begitu juga Tuhan untuk saudara-Saudari Kami kiranya Engkaulah yang memberkati segala perkerjaan, keluarga mereka Tuhanlah yang melimahkan berkat kepada Mereka. Jikalau mereka dalam keadaaan sakit Tuhanlah yang memulihkan mereka dan yang memberikan pengharapan kepada mereka. Kegiatan satu hari kami serahkan dalam tangan pengasihanMu, di dalam Kristus Yesus Tuhan kami. Amin.
Renungan Harian HKBP | Selasa, 24 Juni 2025
Selamat pagi saudara-saudari. Kiranya Rahmat Tuhan yang senantiasa menaungi kehidupan kita. Marilah kita menyatukan hati kita untuk memohon tuntunan Tuhan dalam merenungkan FirmanNya.
Doa Pembuka: Kita berdoa! Terima kasih Ya Tuhan untuk kasihmu yang tidak pernah berkesudahan bagi kami. Tuntunlah kami senantiasa untuk semakin mengenal kedalaman kasihMu melalui perenungan akan FirmanMu pada pagi hari ini. Amin.
Yohanes 1: 29
“Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan berkata: Lihatlah anak domba Allah yang menghapus dosa dunia”
Ayat renungan kita pada pagi hari ini merupakan sebuah deklarasi penting mengenai identitas dan misi Yesus hadir ke dunia. Yang pertama Yohanes menyebutkan identitas Yesus sebagai Anak Domba Allah. Dalam ibadah-ibadah umat Israel pada Perjanjian Lama selalu ada ritual penyembelihan anak domba yang dilakukan sebagai kurban permohonan pengampunan dosa dari Allah. Berdasarkan sejarah perjalanan hidupnya, umat Israel benar-benar menyadari kestabilan hidup hanya akan mereka peroleh bila mereka tunduk dan taat kepada Allah, sebaliknya bila mereka berdosa dengan meninggalkan Allah dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendakNya, pada saat itu mereka akan mengalami kekacauan hidup. Itu sebabnya, mereka akan segera melakukan ritual pengurbanan anak domba untuk memohon pengampunan dosa bila mereka melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum Allah. Yohanes dalam ayat ini menyatakan, Yesus adalah anak domba yang sejati yang dikurbankan demi keampunan dosa manusia.
Yeng kedua dalam ayat ini, Yohanes menyatakan missi Yesus hadir ke dunia yaitu untuk menghapus dosa dunia. Kita tahu, betapa Tuhan menciptakan dunia penuh keindahan dan kedamaian. Satu-satunya hal yang Allah inginkan untuk dialami dan dirasakan umat manusia adalah kebahagiaan dan kedamaian. Namun kejatuhan manusia ke dalam dosa telah menodai segalanya. Dosa mengakibatkan manusia harus mengalami berbagai penderitaan. Manusia dengan kekuatannya sendiri tidak dapat melepaskan diri dari jerat dosa, tidak dapat memperoleh keselamatan. Namun oleh belas kasihNya, anakNya Yesus Kristus telah menjadi anak domba yang dikurbankan untuk keampunan dosa dunia. Perngorbanan Yesus menjadi jalan bagi manusia untuk memperoleh keselamatan, untuk kembali kepada kebahagiaan dan kedamaian.
Sebagai umat yang percaya marilah kita mendeklarasikan dan mengimani hal yang sama seperti hal yang Yohanes nyatakan di ayat ini. Marilah juga kita menyatakan “Lihatlah, Yesus anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, yang menghapus dosa-dosaku”. Marilah kita menjalani hidup yang akrab denganNya, menyediakan waktu-waktu khusus bagi kita setiap harinya untuk bertemu denganNya di dalam ibadah dan doa. Dengan demikian, meski kita masih hidup dalam dunia yang penuh kemelut, kita tetap dapat merasakan kebahagiaan dan kedamaian bersamaNya.
Doa Penutup: Kita berdoa! O Tuhan Yesus Kristus, kami sungguh bersyukur untuk kedalaman kasihMu yang tiada terukur bagi dunia ini. Engkau mengurbankan diriMu di kayu salib bagi keampunan dosa-dosa kami, sehingga dengan itu keselamatan boleh menjadi milik kami. Tolonglah kami manusia yang lemah ini untuk mengimani pengorbananMu itu serta mensyukurinya setiap hari dengan membaktikan hidup kami bagi kemuliaanMu. Amin.
Renungan Harian HKBP | 18 Juni 2025 (1)
SUKACITA DALAM MEMBERI
Selamat pagi bagi saudara-saudari yang terkasih, semoga pada pagi ini kita dalam keadaan Sehat dalam menyambut firman Tuhan. Sebelum kita mendengarkannya marilah kita berdoa!
Doa Pembuka: Bapa kami yang baik, Terima kasih atas kasih setiaMu yang selalu memberkati kami, terimakasih atas kehidupan yang Engkau berikan buat kami, dimana hari-hari kami penuh dengan sukacita. Sebentar lagi kami hendak mendengarkan Firman Mu, berfirmanlah kami sudah siap untuk mendengarkannya. Amin.
Saudara-saudari yang terkasih Marilah kita mendengarkan Firman Tuhan yang tertulis dalam
1 Tawarikh 29 : 9a
“Bangsa itu bersukacita karena kerelaan mereka masing-masing, sebab dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada Tuhan”.
Saudara-saudari yang terkasih …
Dalam Kitab 1Tawarikh 29 : 9a ini memberikan insfirasi bagi orang percaya dalam hal memberi. Kita sering mendengarkan kata memberi, dalam hal memberi ini tidak ada paksaan,tetapi memberi dengan hati yang tulus.
Kalau kita memberi,janganlah mengharapkan imbalan, kalau kita perhatikan di dalam kehidupan kita,baik di dalam acara-acara pesta sering kita dengarkan ucapan kalau dia datang ke pesta saya,maka saya akan datang ke pestanya inilah disebut istilah balas membalas. Kehidupan pada saat ini sudah bergeser dalam hal kasih-mengasihi, kasih tersebut bersifat sementara.
Saudara-saudari yang terkasih …
Pada zaman Raja Daud bangsa israel bersukacita ketika mereka bisa memberi untuk membangun rumah Tuhan. Mereka memberi dengan hati yang riang, tidak ada sifat iri hati, dan tidak ada memberikan dengan paksaan, mereka menyadari apa yang sudah mereka terima semua berasal dari Tuhan. Melalui renungan di pagi ini kita belajar bahwa Tuhan menginginkan kita untuk memberi bukan karena kewajiban, tetapi kita menyadari betapa baiknya Tuhan di dalam kehidupan kita, sebab Dia memberikan apa yang kita butuhkan, ketika kita memberi dengan hati yang tulus,maka dari situ kita mengatakan : “Lebih baik memberi daripada menerima.
Memberi merupakan kesempatan untuk menjadi berkat, berkat bagi diri sendiri dan di sekeliling kita, kepedulian kita kepada sesama mencerminkan sifat kasih yang tulus, yang tidak mengharapkan balas jasa.
Sukacita kita seperti bangsa israel dengan memberikan apa yang ada padanya, Dia tidak pandang bulu, tetapi mau memberi, maka hendaklah hidup kita memberi dengan hati yang tulus dan tidak mengungkit-ungkit pemberian kita kepada orang lain, supaya kita menjadi berkat bagi sesama kita. Amin.
Doa Penutup: Marilah kita berdoa. Terima kasih atas Firman yang sudah kami dengarkan, Firman Tuhan hari ini mengajarkan kami supaya hidup saling mengasihi dengan tidak memandang bulu dan mau memberi bantuan bagi siapapun di sekitar kami, ajarilah kami Tuhan hidup dan seturut akan FirmanMu. Bapa yang baik kasihinilah kami orang yang berdosa ini, Amin.
Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih setia dari Allah Bapa serta Persekutuan dari Roh Kudus, kirannya menyertai kita sekalian. Amin.
Diak. Linda Siregar – Biro Zending HKBP
Renungan Harian HKBP | 18 Juni 2025
SUKACITA DALAM MEMBERI
Selamat pagi bagi saudara-saudari yang terkasih, semoga pada pagi ini kita dalam keadaan Sehat dalam menyambut firman Tuhan. Sebelum kita mendengarkannya marilah kita berdoa!
Doa Pembuka: Bapa kami yang baik, Terima kasih atas kasih setiaMu yang selalu memberkati kami, terimakasih atas kehidupan yang Engkau berikan buat kami, dimana hari-hari kami penuh dengan sukacita. Sebentar lagi kami hendak mendengarkan Firman Mu, berfirmanlah kami sudah siap untuk mendengarkannya. Amin.
Saudara-saudari yang terkasih Marilah kita mendengarkan Firman Tuhan yang tertulis dalam
1 Tawarikh 29 : 9a
“Bangsa itu bersukacita karena kerelaan mereka masing-masing, sebab dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada Tuhan”.
Saudara-saudari yang terkasih …
Dalam Kitab 1 Tawarikh 29 : 9a ini memberikan insfirasi bagi orang percaya dalam hal memberi. Kita sering mendengarkan kata memberi, dalam hal memberi ini tidak ada paksaan,tetapi memberi dengan hati yang tulus.
Kalau kita memberi,janganlah mengharapkan imbalan, kalau kita perhatikan di dalam kehidupan kita,baik di dalam acara-acara pesta sering kita dengarkan ucapan kalau dia datang ke pesta saya,maka saya akan datang ke pestanya inilah disebut istilah balas membalas. Kehidupan pada saat ini sudah bergeser dalam hal kasih-mengasihi, kasih tersebut bersifat sementara.
Saudara-saudari yang terkasih …
Pada zaman Raja Daud bangsa israel bersukacita ketika mereka bisa memberi untuk membangun rumah Tuhan. Mereka memberi dengan hati yang riang, tidak ada sifat iri hati, dan tidak ada memberikan dengan paksaan, mereka menyadari apa yang sudah mereka terima semua berasal dari Tuhan. Melalui renungan di pagi ini kita belajar bahwa Tuhan menginginkan kita untuk memberi bukan karena kewajiban, tetapi kita menyadari betapa baiknya Tuhan di dalam kehidupan kita, sebab Dia memberikan apa yang kita butuhkan, ketika kita memberi dengan hati yang tulus,maka dari situ kita mengatakan : “Lebih baik memberi daripada menerima.
Memberi merupakan kesempatan untuk menjadi berkat, berkat bagi diri sendiri dan di sekeliling kita, kepedulian kita kepada sesama mencerminkan sifat kasih yang tulus, yang tidak mengharapkan balas jasa.
Sukacita kita seperti bangsa israel dengan memberikan apa yang ada padanya, Dia tidak pandang bulu, tetapi mau memberi, maka hendaklah hidup kita memberi dengan hati yang tulus dan tidak mengungkit-ungkit pemberian kita kepada orang lain, supaya kita menjadi berkat bagi sesama kita. Amin.
Doa Penutup: Marilah kita berdoa. Terima kasih atas Firman yang sudah kami dengarkan, Firman Tuhan hari ini mengajarkan kami supaya hidup saling mengasihi dengan tidak memandang bulu dan mau memberi bantuan bagi siapapun di sekitar kami, ajarilah kami Tuhan hidup dan seturut akan FirmanMu. Bapa yang baik kasihinilah kami orang yang berdosa ini, Amin.
Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih setia dari Allah Bapa serta Persekutuan dari Roh Kudus, kirannya menyertai kita sekalian. Amin.
Diak. Linda Siregar – Biro Zending HKBP
Renungan Harian HKBP | 4 Juni 2025
Doa Pembuka: Ya Bapa yang Mahakasih, kami bersyukur atas kasih dan anugerah-Mu yang senantiasa melingkupi hidup kami. Saat, kami datang di hadapan-Mu dengan hati yang rindu untuk mengenal Engkau lebih dalam melalui firman-Mu. Kiranya Roh Kudus-Mu membimbing dan membuka mata hati kami untuk melihat kebenaran dan keindahan hikmat-Mu. Mampukan kami untuk tidak hanya memahami, tetapi juga mengalami sukacita yang Engkau tawarkan. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.
Lukas 10:21
“Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.”
Saudara/i dalam Kristus Yesus, Firman Tuhan hari ini menunjukkan sukacita Yesus yang baru saja mendengar laporan dari ketujuh puluh murid yang diutus-Nya, yang kembali dengan sukacita karena melihat kuasa Tuhan bekerja melalui mereka (Lukas 10:17-20). Respons Yesus terhadap berita ini adalah luapan syukur yang mendalam kepada Bapa.
Yang menarik dari syukur Yesus adalah apa yang Ia syukuri. Ia bersyukur karena Tuhan menyembunyikan kebenaran ilahi dari “orang bijak dan orang pandai”, tetapi justru menyatakannya kepada “orang kecil”. Siapakah “orang bijak dan orang pandai” yang dimaksud Yesus? Mereka adalah orang-orang yang mengandalkan kecerdasan, pengetahuan, dan pemahaman duniawi mereka sendiri untuk memahami Tuhan. Mereka mungkin ahli Taurat, Farisi, atau filsuf yang merasa cukup dengan kebijaksanaan manusia.
Sebaliknya, “orang kecil” atau “anak-anak kecil” mengacu pada mereka yang rendah hati, yang mengakui keterbatasan mereka, dan yang bersedia menerima kebenaran Tuhan dengan iman yang sederhana. Mereka tidak mengandalkan kecerdasan mereka sendiri, tetapi bersandar sepenuhnya pada anugerah Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang memiliki hati yang terbuka dan mau diajar.
Pesan penting dari ayat ini adalah bahwa pengenalan akan Tuhan dan kerajaan-Nya bukanlah soal kemampuan intelektual atau status sosial. Bukan pula soal seberapa banyak gelar yang kita miliki atau seberapa tinggi pendidikan kita. Sebaliknya, wahyu ilahi diberikan kepada mereka yang memiliki sikap hati yang benar. Tuhan tidak memilih siapa yang “layak” berdasarkan standar dunia, melainkan berdasarkan kerendahan hati dan kesediaan untuk menerima anugerah-Nya.
Ini adalah kabar baik bagi kita semua! Kita tidak perlu merasa tidak mampu atau tidak cukup pintar untuk memahami Tuhan. Yang dibutuhkan adalah hati yang merendah, yang haus akan kebenaran-Nya, dan yang percaya pada apa yang dinyatakan-Nya. Ketika kita datang kepada Tuhan dengan hati yang seperti anak-anak, dengan kepercayaan penuh, Ia akan mengungkapkan kebenaran-Nya kepada kita.
Mari kita merenungkan: Apakah kita datang kepada Tuhan dengan hati yang rendah hati, seperti “orang kecil,” ataukah kita terkadang mengandalkan pemahaman atau pengalaman kita sendiri? Ingatlah, sukacita sejati dalam Tuhan datang ketika kita membuka diri untuk wahyu-Nya yang sederhana namun mendalam, yang seringkali tersembunyi dari kesombongan dunia.
Doa Penutup: Ya Tuhan, Bapa kami yang di surga, kami bersyukur atas firman-Mu hari ini. Terima kasih karena Engkau tidak memilih berdasarkan kebijaksanaan dunia, melainkan Engkau menyatakan diri-Mu kepada mereka yang memiliki hati yang rendah hati. Ampunilah kami jika terkadang kami terlalu mengandalkan akal budi kami sendiri dan melupakan kerendahan hati yang Engkau inginkan. Mampukanlah kami melalui Roh Kudus, untuk senantiasa memiliki hati yang seperti anak-anak, yang bersedia diajar, yang percaya, dan yang menerima wahyu-Mu dengan sukacita. Biarlah kami tidak pernah merasa terlalu bijak atau terlalu pandai untuk belajar dari-Mu. Penuhi hati kami dengan sukacita yang meluap karena mengenal Engkau, ya Tuhan langit dan bumi. Dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.