Renungan Harian HKBP, Rabu 16 Juli 2025

Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, kiranya kasih karunia dari Tuhan menyertai saudara/i sekalian pada hari ini. Kiranya juga melalui firman Tuhan yang akan kita dengarkan pada saat ini dapat memberikan kita kekuatan serta penghiburan untuk menjalani kehidupan yang diberikan Tuhan kepada kita.

Doa Pembuka: Ya Tuhan Allah, kami mengucap syukur dan berterima kasih kepadaMu atas penyertaan Tuhan di dalam kehidupan kami. Tuhan adalah kekuatan kami sebab bukan karena kekuatan kami sehingga kami layak menjalani kehidupan kami, tetapi karena kasih karunia Tuhan yang menghidupkan kami. Saat ini ya Tuhan, kami memohon penyertaanMu serta firmanMu yang akan kami dengarkan, kiranya dapat menguatkan kami agar tetap setia berjalan di dalam kehendak dan firman Tuhan. Ya Tuhan Allah kami, kami berdoa kepadaMu di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, juruselamat kami. Amin.
Firman Tuhan yang ditetapkan bagi kita pada hari ini, 16 Juli 2025, diambil dari 1 Rajaraja 3:11-12,

“Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: “Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau”.
Demikianlah pembacaan Firman Tuhan.

Salomo merupakan raja ketiga yang diurapi oleh Allah untuk memerintah bangsa pilihanNya Israel. Sebagaimana ayahnya Daud, Salomo meneruskan hidup yang berkenan bagi TUHAN hidup taat menurut ketetapan-ketetapan Allah salah satunya dengan tetap memberikan persembahan dan korban bakaran. Sehingga Tuhan berkenan untuk menawarkan permintaan yang akan Dia berikan kepada Salomo. Maka Salomo memberi respon atas tawaran Tuhan bukan langsung dengan memberi jawaban tetapi diawali dengan pengakuan akan kasih dan setia Tuhan yang senantiasa tidak hanya kepada ayahnya Daud namun juga turut atas perbuatanNya yang menjamin kasih setia besar dengan memberikan anak kepada Daud yakni dirinya untuk menduduki takhta seperti saat ini.

Salomo mengakui bahwa posisi dan jabatan yang saat ini dia terima juga berasal dari Tuhan meskipun dia tidak layak (masih muda dan belum berpengalaman) untuk memimpin bangsa yang besar dan tak terhitung. Berkat dan pemberian Tuhan menjadi latar belakang Salomo untuk meminta kepada Tuhan yakni “hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat” dan permintaan ini baik di mata Tuhan. Maka Tuhan memberikan apa yang Salomo inginkan hati yang penuh hikmat dan pengertian. Melalui Salomo kita belajar untuk berdoa dan meminta kepada Tuhan meminta apa yang menjadi kehendak Tuhan sebagai seorang pemimpin dia meminta untuk kepentingan banyak orang bukan sekedar keuntungan pribadi (umur panjang, kekayaan, nyawa musuh) tetapi hikmat untuk memutuskan hukum yang nantinya berguna untuk kepemimpinannya dan keberlangsungan keadilan di tengah bangsa Israel bahkan bangsa yang lain pun dapat merasakan hikmat yang dimiliki oleh Salomo.

Permintaan Salomo bukan keinginan untuk kesenangan yang bersifat sementara yang bisa dicuri, pudar atau hilang. Tetapi hikmat menjadi karakter dan pribadi yang menyatu dalam dirinya, tidak sementara dan tidak bisa dicuri oleh siapapun. Dan melalui Salomo kita melihat bahwa ketika kita meminta apa yang utama dan paling penting bagi kita dan orang lain sesuai dengan kehendak Tuhan, selain Salomo juga dikaruniai dengan berkat yang tidak dia minta yakni kekayaan maupun kemuliaan. Bahkan dikatakan sepanjang sejarah tidak ada raja yang menerima berkat yang sama dengan yang Salomo terima. Ini menjadi salah satu contoh hidup orang yang takut akan Tuhan hidup sesuai ketetapanNya maka Tuhan berjanji akan memelihara hidup kita. Dia akan menuntun kita hidup benar dan menolong kita menjalani kehidupan yang saat ini kita jalani, meskipun kenyataannya kita tidak mampu dan tidak layak. Oleh karena itu kita perlu datang kepada Tuhan baik susah maupun senang karena Tuhan satu-satunya sumber dari segala hikmat dan berkat yang sudah kita terima dalam hidup kita. Kiranya Tuhan selalu menjadi tempat kita untuk datang meminta dan memohon dalam doa kita sesuai dengan kehendakNya. Amin

Doa Penutup: Ya Tuhan Allah kami di dalam nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus. Terimakasih ya Tuhan, firmanMu yang kami dengar meneguhkan kami untuk mengenal bahwa Tuhan adalah kasih dan sumber dari segala berkat dan karunia. Ajar kami ya Tuhan Allah, untuk selalu datang kepadaMu dan ajari kami hidup sesuai dengan kehendakMu. Kami serahkan seluruh kehidupan kami kepadaMu, kehendakMu lah yang terjadi dan berkuasa memelihara hati dan pikiran kami. Amin.

Pdt. Sahat Monang Sagala, S.Th- Sekretaris Khusus Kepala Departemen Koinonia

Scroll to Top