Renungan Epistel, Minggu XXIII Set. Trinitatis, tgl. 23 November 2025

Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, kiranya memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Amin.

Renungan :

Jemaat yang dikasihi Tuhan, firman Tuhan yang menjadi Renungan Epistel pada Minggu Akhir Tahun Gerejani dan sekaligus Peringatan akan Orang-orang yang telah meninggal, tertulis dalam Zefanya 1 : 1-7 yang berbunyi demikian : “Firman TUHAN yang datang kepada Zefanya bin Kusyi bin Gedalya bin Amarya bin Hizkia dalam zaman Yosia bin Amon, raja Yehuda. “Aku akan menyapu bersih segala-galanya dari atas muka bumi, demikianlah firman TUHAN. Aku akan menyapu manusia dan hewan; Aku akan menyapu burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut. Aku akan merebahkan orang-orang fasik dan akan melenyapkan manusia dari atas muka bumi, demikianlah firman TUHAN. Aku akan mengacungkan tangan-Ku terhadap Yehuda dan terhadap segenap penduduk Yerusalem. Aku akan melenyapkan dari tempat ini sisa-sisa Baal dan nama para imam berhala, juga mereka yang sujud menyembah di atas sotoh kepada tentara langit dan mereka yang menyembah dengan bersumpah setia kepada TUHAN, namun di samping itu bersumpah demi Dewa Milkom, serta mereka yang berbalik dari pada TUHAN, yang tidak mencari TUHAN dan tidak menanyakan petunjuk-Nya.” Berdiam dirilah di hadapan Tuhan ALLAH! Sebab hari TUHAN sudah dekat. Sungguh TUHAN telah menyediakan perjamuan korban dan telah menguduskan para undangan-Nya.” Demikian firman Tuhan.

Bangsa Yehuda melakukan praktek sinkritisme, di satu pihak mereka menyembah dan bersumpah setia kepada Tuhan Allah, namun di samping itu mereka bersumpah demi Dewa Milkom, dewa yang disembah bangsa Amon. Mereka juga berbalik dari Tuhan dan tidak mau mencari dan menanyakan kehendak Tuhan dalam hidup mereka. Mereka lebih memilih meminta pertolongan dari Baal dan tentara langit. Karena itu Tuhan murka kepada bangsa Yehuda dan akan melakukan penghakiman atas umat-Nya pada hari yang Tuhan tentukan sendiri. Semua itu terjadi karena dosa dan kejahatan para pemimpin, para nabi, para imam dan rakyat Yehuda itu sendiri, yang membuat murka Tuhan turun atas bangsa Yehuda. Melalui nabi Zefanya, Tuhan menyatakan penghukuman-Nya bagi bangsa Yehuda, jika mereka tidak mau bertobat dari perilakunya yang jahat dan meninggalkan Tuhan.

Melalui renungan ini, kita diingatkan untuk tidak menyembah kepada dewa-dewa lain. Kita diperintahkan untuk menyembah Tuhan Allah saja, sebagaimana bunyi Hukum Taurat yang pertama: “Akulah Tuhan, Allahmu, seru Tuhan kita, tidak boleh ada allah lain kecuali Aku.” Menyembah Tuhan berarti percaya kepada Tuhan dengan segenap hati dan melakukan firman-Nya dalam kehidupan kita setiap hari. Barangsiapa yang hidup di dalam Tuhan, dia tidak akan gentar menghadapi hari penghakiman Tuhan kelak. Sebaliknya, orang yang meninggalkan Tuhan dan melakukan kejahatan tidak akan bertahan pada hari Tuhan yang memusnahkan itu. Sebab itu, selama kita hidup di dunia ini, tetaplah setia kepada Tuhan dan lakukanlah firman-Nya. Sesulit apa pun yang kita alami dan hadapi, jangan pernah meninggalkan Tuhan. Jangan pernah tergoda untuk mencari pertolongan kepada kuasa-kuasa kegelapan. Percaya dan berharaplah pada Tuhan, maka Dia akan bertindak untuk menolong dan memberkati kita. Amin.

Doa Penutup: Bapa yang di surga, kami bersyukur kepada-Mu atas kebaikan-Mu sehingga kami bisa hidup sampai saat ini. Bimbinglah kami ya Tuhan agar kami selalu setia kepada-Mu meskipun dalam kesusahan dan pergumulan. Ajarlah kami untuk menjalani hari-hari hidup kami dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Dengarlah doa kami di dalam Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.

Berkat:

Terimalah berkat Tuhan! Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan dengan Roh Kudus menyertai kamu sekalian. Amin.

 

Pdt. Berton R. Hutapea, S.Th- Wakabiro Jemaat HKBP

Scroll to Top