BPIP Menjalin Sinergi Dengan HKBP Dalam Pembinaan Ideologi Pancasila

Selasa (27/8), Ephorus Pdt Dr
Darwin Lumbantobing sambut kunjungan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
Republik Iendonesia (BPIP RI) di ruang kerjanya. Kehadiran BPIP RI ke Kantor
Pusat HKBP adalah u
ntuk menjalin sinergi dengan HKBP dalam pembinaan
ideologi Pancasila
. “Kehadiran kami disini
adalah untuk
memulai
kerjasama dengan institusi organisasi kemasyarakatan atau agama di Taput.
Kenapa HKBP? Karena HKBP adalah organisasi Kristen Protestan terbesar di Asia Tenggara.
Ini menjadi awal yang baik supaya kedepan bisa kita kembangkan kerjasama”. Demikian
kata pengantar yang disampaikan oleh
Elfrida
Herawati Siregar

(
Direktur Hubungan Antara Lembaga dan Kerjasama BPIP).


Dalam sambutannya di Ruang
Oval Kantor Pusat HKBP, Ephorus menyampaikan
sangat senang
dikunjungi oleh BPIP. “Atas kehadiran Bapak dan Ibu, kami atas nama Pimpinan
HKBP mengucapkan selamat datang dan kami merasa senang atas kehadiran BPIP di
Kantor Pusat ini”, ungkap Ephorus dalam membuka sambutannya. Ephorus
menambahkan bahwa yang sedang ditekuni dan dikerjakan BPIP adalah untuk
kepentingan bersama dan bangsa, supaya idiologi Pancasila menjadi bagian yang terintegrasi
dalam pikiran dan tingkah laku dan dalam kehidipan seharihari. Sehingga tidak
sekedar dicantolkan tapi merupakan bagian aktivitas. Ephorus juga menjelaskan
bahwa HKBP terdiri dari beberapa jemaat yang berada di 31 distrik di semua Provinsi
yang ada di Indonesia, juga ada di Malasya, Singapura, Amerika dan Jerman.
Kemanapun orang Batak pergi selalu membawa budaya dan agamanya. HKBP boleh
dikatakan gereja suku, tapi persekutuannya memiliki hubungan yang terintegeral
dengan semua gereja dalam dan luar negeri.

 

Ephorus dalam pemaparannya juga
menyampaikan bahwa kita sama-sama memahami, mengaktualisasikan dan menerapkan serta
mengaplikasikan ideologi Pancasila agar jangan sekedar selogan tapi
dipraktekkan, dihayati dalam kehidupan. Ephorus menambahkan bahwa dalam
konteks masyarakat di Tapanuli Raya tidak ada maasalah idiologi. Dalam setiap
kesempatan berkunjung ke jemaat, kami selalu menyampaikan cita-cita Founding Fathers
(pendiri bangsa) kita, sehingga jemaat dapat merumuskan nilai-nilai yang sudah
ada dalam budaya kita, dalam kepribadian masyarakat Indonesia dan dapat
merumuskannya dalam Pancasila. HKBP tidak hanya di Tapanuli tapi juga di berbagai
dareah, Provinsi dan luar negeri. Jadi satu-satunya yang dapat kita promosikan
adalah bagaimana menerapkan menghayati dan memberlakukan ideologi Pancasila
dalam kehidupan berbangsa, bernegara, bermasyarakat dan bernegara karna kita
sangat sadar tidak ada lagi daerah yang homogen. Kami sangat sadar itulah tujuan
kita, satu nusa satu bangsa. Selalu kita ungkapkan bahwa menjadi orang kristen
taat kepada Kristus tapi juga harus terbuka. Beriman kepada Tuhan tetapi
masyarakat harus inklusif yang dipahami jemaat terbuka kepada masyarakat, suku
dan agama lain untuk saling memahami bersama benar ada perbedaan tapi ada
persamaan. Perbedaan dipahami bersama untuk tidak terjadi ketersinggungan. Perbedaan
itu keniscayaan tapi tidak berbahaya. Perbedaan untuk saling membantu, menolong
dan mengisi. Perbedaan itu menjadi perakit persamaan. Itu diakomodir dari makna
pancasila. Lebih lanjut Ephorus menambahkan, kalau kita melihat gambar Burung Garuda Pancasila,
pergatian saya bukan kepada sayap, leher dan kepala tapi pada kaki yang
mencekram erat pita. Bagi saya kaki yang mencekram erat pita sangat berarti.
Itu berarti di jalin, di ikat jangan lepas. Dengan ini, kami sangat senang
menerima berkah atas kedatangan BPIP, kami juga mengulurkan tangan untuk
kerjasma, apa yang dapat kami perbuat akan kami perbuat. Program-program BPIP ke
daerah-daerah dapat berjalan dengan baik dan kami turut bahagia agar bangsa dan
negara kita bersatu, ber-idiologi Pancasila dan menjamin elemen-elemen yang
berbeda.

 

Dr Lia Kian (Staf Khusus Ketua Dewan
Pengarah) dalam sambutannya mengapresiasi sambutan Pimpinan HKBP atas kunjungan
BPIP. Mengawal ideologi Pancasila adalah kerja kita semua. Ini momen besar bisa
bertemu dengan pimpinan HKBP pusat. Hasil diskusi dengan HKBP akan
ditindaklanjuti termasuk saran dan masukan agar penerapan ideologi Pancasila
diaplikasi oleh ragam stakeholder. Berdirinya BPIB mengalami proses yg panjang.
Sebelum menjadi Badan ada proses yang sangat banyak dan panjang, butuh dukungan
dari Komisi 2 DPR RI. Harus kita akui, Pancasila mulai luntur pasca reformasi. Untuk
itu, seluruh stakeholder baik ASN, TNI, Polri dan masyarakat akan
dibekali penguatan ideologi Pancasila,” kata Lia. Dia mengakui bahwa
pemahaman dan penerapan ideologi Pancasila belum dapat dimaknai secara solid
oleh segenap rakyat NKRI. Fakta-fakta yang muncul lewat survei
terkait adanya aparatur sipil negara (ASN) hingga aparat hukum dan keamanan yang lebih
peracaya ideologi selain Pancasila, membuktikan kerja BPIP tidaklah mudah.


Brigjen TNI Ardiansyah Triono (Kapok
Sahli Kasad Bidang Ideologi) mengatakan, salah satu tugas 
TNI AD adalah pemberdayaan wilayah pertahanan darat,
yakni membantu pemerintah daerah. “Babinsa punya tugas yang sangat berat
harus bergandeng tangan dengan semua kementerian. Pembinaan teritorial dengan
kerja sama BPIP adalah dengan sosialisasi penguatan nilai ideologi
Pancasila,” kata Ardiansyah.


Usai kunjungan ke
Kantor Pusat HKBP, Rombongan BPIP dan Ephorus HKBP menuju Aula Kantor Bupati
Tapanuli Utara. Ephorus Pdt Dr Darwin Lumbantobing dalam kesempatan Sosialisasi
Gali Mutiara Pancasila dan Tumbuh Kembang Semangat Gotong Royong bersama Umat
Lintas Agama/Dedominasi Kota Tarutung, memberi Sambutan sekaligus sebagai Panel
Session. Acar dibuka oleh Bupati Tapanuli Utara Drs Nikson Nababan MSi. Turut
memberi sambutan Elfrida Herawati Siregar Direktur Hubungan Antara Lembaga dan
Kerjasama, BPIP. Kegiatan mengambil Tema: “Menjalin Kerjasama Dalam Rangka
Revitalisasi dan Reaktualisasi Nilai-nilai Pancasila di Sumatera Utara”.
Juga turut memberi Panel Session “Membumikan Pancasila, Merawat Keberagaman
antara lain:Dr Lia Kian (Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah), Brigjen TNI
Ardiansyah Triono (Kapok Sahli Kasad Bidang Ideologi), Yana (Komunitas Cirendeu
peraih Prestasi Pancasila 2019), Hendrik Surbakti (Kepala Kesbangpol Kabupaten
Tapanuli Utara).


Ephorus dalam sambutannya
menyampaikan bahwa kita menghargai apa yang sudah dilakukan pemerintah dalam
menjaga dan menggali muatan-muatan Pancasila. Ideologi Pancasila tidak hanya
berhenti dalam hal hapalan tapi kiranya dapat mempengaruhi motorik kita dalam
arti prilaku, tindakan dan perbuatan. Tidak hanya dalam memori tapi
mempengaruhi kehidupan sehari-hari. “Sukses kepada BPIP dan kepada kita semuanya”.


Undangan yang hadir
pada kegiatan ini dari FKUB, Forum Pembauran Kebangsaan (FPK), BKAG, Lembaga
Adat Dalihan Natolu, MUI, Utusan Denominasi Gereja dan Jajaran Pimpinan Bupati
dan Kesbangpol Taput. Sebagai moderator dalam kegiatan ini adalah Pdt Demak
Simanjuntak MTh. 


BPIP adalah salah satu lembaga yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden memiliki tugas membantu presiden merumuskan arah kebijakan pembinaan ideologi Pancasila, melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembinaan ideologi Pancasila secara menyeluruh dan berkelanjutan.  BPIP juga melaksanakan penyusunan standardisasi pendidikan dan pelatihan, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, serta memberikan rekomendasi berdasarkan hasil kajian terhadap kebijakan atau regulasi yang bertentangan dengan Pancasila kepada lembaga tinggi negara, kementerian/lembaga, pemerintahan daerah, organisasi sosial politik, dan komponen masyarakat lainnya. 



Scroll to Top