Renungan Harian HKBP | 15 Oktober 2025

Renungan Harian Marturia HKBP, Rabu 15 Oktober 2025

 

Doa Pembuka: Allah Bapa yang kami puji dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur untuk kasih dan penyertaanMu dalam kehidupan kami, kami boleh merasakan hari yang baru dan nafas kehidupan. Saat ini kami akan mendengarkan firmanMu, terangi hati dan pikiran kami supaya kami dapat memahami dan melakukan firmanMu dalam kehidupan kami. Di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus Tuhan kami kami berdoa. Amin.

 

Syalom Bapak ibu dan saudara saudari, Firman Tuhan yang menyapa kita hari ini tertulis di dalam Efesus 5:7 “Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka”

Demikian firman Tuhan.

 

Bapak ibu saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, mari kita merenungkan sejenak apa yang terjadi saat ini. Dalam perkembangan zaman, kita selalu dihantui oleh tren tren baru, guncangan informasi dan hoax sekalipun. Bahkan kita juga melihat begitu banyak contoh kesuksesan yang dicapai dengan cara yang tidak benar entah itu dalam politik, bisnis, atau bahkan media sosial—semua berlomba mencari perhatian dan keuntungan instan. Kadang kala, godaan untuk ikut hanyut dalam mencari jalan pintas, menghalalkan segala cara atau bersekutu dengan mereka yang hidup dalam ketidakjujuran kadang memikat kita demi memperoleh hidup yang serba ada. Bahkan di tengah gereja pun, batas antara nilai-nilai Kerajaan Allah dan standar dunia semakin kabur.

Dalam hal itulah kita memerlukan kompas, untuk menuntun kita kearah yang benar. Dalam konteks surat Efesus, dimana ada banyak sekali praktik kehidupan yang bisa mempengaruhi jemaat di Efesus. Kata ”Mereka” dijelaskan dalam ayat sebelumnya yaitu mereka yang melakukan perbuatan kegelapan seperti: percabulan, kecemaran, keserakahan, perkataan kotor dan penyembah berhala. Sehingga Paulus menuliskan ini sebagai pembatasan spiritual. Dimana kita harus menyadari identitas kita sebagai anak terang bukan anak kegelapan. dalam ayat 6, Paulus sudah memperingatkan, “Janganlah kamu disesatkan orang dengan perkataan-perkataan yang hampa, karena semuanya itu mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.” Ditegaskan kembali dalam ayat 7 Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka” adalah kesimpulan yang sangat logis dari semua daftar dosa dan peringatan murka Allah sebelumnya. Ini bukan sekadar saran, tapi perintah untuk membuat jarak yang jelas antara kehidupan terang dan kehidupan kegelapan.

Jangan berteman artinya jangan “turut mengambil bagian bersama,” atau “bersekutu.” Yang artinya sevisi dan setujuan dengan para pelaku dosa tersebut. sebab Paulus tidak melarang kita berinteraksi atau berdialog dengan orang yang tidak seiman karena Yesus sendiri makan bersama pemungut cukai dan orang berdosa—tetapi Paulus melarang kita bersekutu atau berpartisipasi dalam cara hidup mereka yang berdosa. Intinya: kita boleh berinteraksi dan hidup di dunia tetapi jangan sampai kita menjadi bagian dari dunia dalam hal nilai-nilai dan perbuatan jahatnya.

Oleh karena itu marilah kita tetap teguh dalam identitas kita sebagai anak anak terang, sebagai anak anak kerajaan Allah. Meskipun ada banyak sekali godaan untuk peningkatan gaya hidup atau kompitisi yang tidak dengan cara yang benar, janganlah kita turut serta mengambil bagian karna Tuhan tidak menghendaki hal itu. Amin.

 

Doa Penutup: Kita berdoa! Ya Allah Bapa kami yang baik, terima kasih untuk Firman yang baru saja kami dengarkan, kiranya FirmanMu menjadi kekuatan dan meneguhkan iman kami untuk tetap mempertahankan identitas kami sebagai anak terang. Biarlah kami hidup selalu dalam tuntunanMu supaya kami tidak masuk ke dalam perbuatan perbuatan kegelapan. Inilah doa kami, di dalam anakMu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa, Amin.

 

C.Pdt. Anita Finery Yenny Sianturi, S.Th- LPP I di Biro TIK HKBP

 

 

Scroll to Top