Renungan: Mazmur 91:4
Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.
Bapak Ibu saudara yang dikasihi Tuhan, saat ini, banyak orang yang berjalan dengan hati yang Lelah dan berat namun tersenyum seolah dia baik-baik saja. Kita hidup di zaman ketika ketakutan itu tidak selalu hadir dalam bentuk bahaya fisik, tetapi dalam bentuk yang lebih halus: kecemasan yang mungkin datang tiba-tiba, pikiran yang sering tidak dapat tenang.
Saudara saudari, terkadang Ada orang yang tertawa dalam percakapan, tetapi menangis diam-diam sebelum tidur. Ada yang terlihat kuat di depan umum, tetapi rapuh ketika sendirian. Dunia kita penuh janji keamanan, namun hati manusia sering tetap merasa tidak aman.
Dalam realitas seperti inilah Mazmur 91 berbicara dengan begitu kuat—sebuah mazmur yang seolah memeluk kita ketika dunia terasa terlalu bising. Mazmur ini dari kehidupan nyata yang penuh ancaman dan ketidakpastian. Di balik kata-katanya, ada pergumulan umat yang bertanya: “Adakah tempat aman? Adakah tangan yang sungguh memelihara?” Dan di tengah pertanyaan itu, Mazmur 91:4 muncul bagaikan jawaban yang lembut namun pasti.
Mazmur 91 termasuk dalam mazmur perlindungan, sebuah mazmur yang menguatkan umat ketika mereka menghadapi bahaya yang tidak selalu terlihat oleh mata. Ayat renungan hari ini mencatat bahwa mazmur ini digunakan dalam masa-masa krisis: ketika penyakit menyebar, musuh mengancam, atau ketika hidup terasa tidak stabil.
Saudara yang dikasihi Tuham, Ayat 4 menghadirkan salah satu metafora paling lembut tentang Allah: “Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung; kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.” Gambaran ini merujuk pada induk burung yang menyembunyikan anaknya di bawah sayapnya ketika bahaya datang. Ini bukan gambaran kekuatan saja, tetapi gamabaran kehangatan, kedekatan, dan sentuhan yang penuh kasih. Allah digambarkan sebagai pribadi yang tidak hanya melindungi dari jauh, tetapi mendekap dengan penuh kasih.
Firman hari ini mengingatkan, bahwa hidup orang percaya tidak akan selalu bebas dari kesulitan, Mazmur ini juga tidak menjanjikan bahwa bahaya akan hilang, tetapi kita mau diingatkan, bahwa Allah akan senantiasa hadir di tengah bahaya itu. Perlindungan dalam ayat ini bukan jaminan bahwa badai tidak datang, tetapi kepastiannya adalah bahwa kita tidak akan menghadapi badai itu dengan sendirian.
Saudara yang dikasihi Tuhan, kata “kesetiaan-Nya” dalam ayat ini berasal dari kata Ibrani ’emet, yang berarti keteguhan, keandalan, dan kebenaran yang tidak berubah. Artinya, perlindungan Allah bukanlah perasaan, tetapi fakta rohani. Pemazmur hendak berkata bahwa hidup orang percaya tidak ditopang oleh stabilitas dunia, tetapi oleh kesetiaan Allah yang tidak pernah goyah.
Namun, Mazmur 91:4 ini bukan hanya pernyataan tentang siapa Allah, tetapi juga undangan bagi manusia untuk bertindak: untuk datang, mendekat, dan berlindung di bawah sayap-Nya. Perlindungan Allah tersedia, tetapi harus didekati. Sayap-Nya terbuka, tetapi kita perlu memilih untuk bernaung di bawahnya. Mazmur ini menantang kita untuk memilih posisi hati—apakah kita hidup dalam ketakutan yang menguasai, atau memilih hidup dalam perlindungan Allah yang menenangkan?
Sudara yang dikasihi Tuha, firman Tuhan hari ini berbicara langsung kepada setiap hati yang gelisah. Banyak orang mencoba bertahan dengan kekuatan sendiri—mengatur semuanya, memikul semuanya, dan berusaha terlihat kuat. Namun Mazmur 91:4 mengingatkan bahwa kekuatan sejati tidak selalu ditemukan dalam kemampuan mempertahankan diri, melainkan dalam keberanian untuk berlindung.
Berlindung di bawah sayap-Nya berarti menyerahkan kecemasan yang kita sembunyikan dari orang lain. Itu berarti percaya bahwa ketika kita tidak mengerti jalan hidup kita, Allah tetap menutupi kita dengan kasih-Nya. Percaya meski hati kita belum tenang, sebab ketenangan bukan syarat untuk berlindung, kita berlindung agar hati menjadi tenang.
Firman Tuhan hari ini, membawa penghiburan bagi siapa pun yang mendengarnya hari ini. Di dunia yang penuh ketidakpastian, kita memiliki perlindungan yang tidak tergoyahkan. Di bawah sayap-Nya, kita aman. Dalam kesetiaan-Nya, kita dikuatkan. Dan dalam kasih-Nya, kita menemukan rumah bagi hati kita.
C.Gr. Jepri Tarihoran, S.Ag- LPP III di Biro Sekolah Minggu HKBP



