Renungan Harian HKBP, Rabu 05 November 2025
Syalom, bapak/ibu saudara/i dan seluruh jemaat yang terkasih, sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan di hari ini, marilah kita mengambil saat teduh sejenak, kita bersatu di dalam doa.
Doa Pembuka: Ya Allah Tuhan kami, bapa yang kami kenal melalui anakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan juruselamat kami, kami bersyukur untuk penyertaan dan kebaikanMu menyertai kami hingga hari yang baru ini. Saat ini ya Tuhan, sebelum kami melanjutkan kegiatan dan aktivitas kami di hari ini, kami terlebih dulu akan menyerahkan diri kami untuk mendengarkan firmanMu yang akan menyapa dan menguatkan kami. Kami siapkan hati dan pikiran kami sepenuhnya ya Tuhan, kiranya engkau berkati agar kami dapat dengan sukacita menerima Firman Tuhan. Amin.
Renungan
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih, firman Tuhan yang menyapa kita saat ini tertulis dalam:
“Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.” (1 Yohanes 3:2)
Saudara-saudari yang terkasih, ketika jemaat Kristen mula-mula sedang menghadapi kebingungan identitas, ada ajaran-ajaran menyimpang yang meragukan kemanusiaan Kristus, tekanan sosial yang membuat para pengikut Kristus merasa kecil, terasing, bahkan tidak dianggap, Yohanes melalui nats ini menegaskan sebuah kebenaran dasar: “Sekarang kita adalah anak-anak Allah.” Identitas ini bukan janji masa depan, tetapi realitas saat ini meski belum sepenuhnya tampak.
Dalam budaya Romawi kuno, status anak angkat sering dipakai untuk menunjuk pada seseorang yang diberi warisan dan hak penuh dalam keluarga baru. Yohanes memakai gambaran ini untuk menyatakan bahwa orang percaya telah menerima status baru, meskipun belum sepenuhnya diakui dunia. Dunia mungkin tidak melihat nilai kita, tetapi Bapa melihat kita sebagai anak-anak-Nya. Menjadi anak Allah adalah sebuah perjalanan pembentukan oleh Allah. Ada kemuliaan yang sedang disiapkan, ada perubahan yang sedang berlangsung dan menjadi anak Allah tidak selsai Ketika kita menjadi percaya, tetapi justru dimulai dan dibentuk meniru Kristus.
Dalam konteks kita hari ini, banyak orang juga mengalami krisis identitas. Kita sering menggantungkan nilai diri pada standar validasi sosial: pekerjaan, penampilan, jumlah pengikut di media sosial, atau penghargaan dari orang lain. Tapi 1 Yohanes 3:2 mengajak kita berhenti dan bertanya: Apakah kita hidup berdasarkan apa yang dunia lihat, atau berdasarkan apa yang Allah tetapkan?
Sebagai orang percaya kita diajak untuk hidup dalam pengharapan yang bukan sekadar berorientasi “masuk surga,” tetapi harus tetap menjaga kemurnian iman kita selama di dunia ini dengan menjadi serupa dengan Kristus memulihkan karakter kita, memurnikan kasih, dan kemuliaan-Nya dinyatakan dalam diri kita. Itu sebabnya Yohanes menegaskan: siapa yang percaya pada pengharapan ini, akan menyucikan dirinya (ayat 3). Identitas melahirkan cara hidup.
Maka bapak ibu dan saudara/i yang terkasih marilah kita berefleksi bahwa apakah kita hidup sebagai anak-anak Allah yang sedang bertumbuh? Apakah kita menyadari bahwa hidup kita bergerak menuju perjumpaan dengan Kristus? Jika ya, maka setiap hari adalah kesempatan untuk mencerminkan kemuliaan-Nya, meski masih belum sempurna.Kita belum selesai dibentuk. Tapi kita sudah dikasihi. Dan kita akan disempurnakan ketika Kristus dinyatakan.
Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Kami bersyukur ya Tuhan Allah kami untuk kesempatan yang begitu berharga yang engkau berikan kepada kami. Saat ini kami telah bersekutu bersama untuk mendengarkan firmanMu. Ajar kami ya Tuhan untuk selalu berharap dan berpegang teguh hanya kepadaMu. Biarlah rohMu ya Tuhan menguatkan kami untuk tetap berdiri dengan teguh di dalam iman kami kepadaMu. Biarlah hidup kami ya Tuhan menjadi berkat bagi banyak orang, lewat pekerjaan, pelayanan dan seluruh cara hidup kami. Tuhan ajari dan kuatkan kami untuk hidup sesuai dengan kehendakMu. Inilah doa dan permohonan kami, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Renungan Harian Marturia HKBP, Rabu 05 November 2025
Pdt. Nazar M.E. Nainggolan, S.Th- Staf di Kantor Sekjend HKBP


