Renungan Harian HKBP, Selasa 15 Juli 2025

Salam sejahtera buat kita semua, bahagia sekali dapat bertemu kembali dalam Renungan Harian Marturia HKBP pada hari ini Selasa 15 Juli 2025. Saya berharap, kita semua dalam penyertaan-Nya, sehingga apapun yang terjadi hari ini, kita dapat bersukacita baik dalam suka maupun duka. Kita akan mendengarkan Firman-Nya hari ini sebagai penopang hidup kita agar senantiasa berpaut kepada kuasa-Nya. Karena itu, mari kita bersiap diri dalam saat teduh sejenak.

Doa Pembuka: Puji syukur dan terima kasih kami persembahkan bagi-Mu ya Allah Bapa kami yang Mahakuasa serta penuh kasih. Kami rasakan, topangan tangan Tuhan selalu menuntun kami dalam perjalanan hidup yang penuh cobaan dan tantangan sehingga kami dapat menjalaninya hingga hari ini. Suka dan duka silih berganti, hingga terkadang mau merenggut iman kami, tapi kasih-Mu selalu menuntun kami ke jalan-Mu yang benar. Kami rindu mendengar-Mu karena hanya Firman-Mulah sumber kekuatan kami. Berfirmanlah ya Tuhan, sebab Firman-Mu itu pelita bagi kaki kami dan terang bagi jalan kami. Kami sampaikan doa permohonan kami di dalam Nama Anak-Mu Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Renungan kita hari ini tertulis dalam Filipi 4 : 8. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Injil telah membuka cakrawala berfikir dan memberi pemahaman akan makna dan tujuan hidup yang sesungguhnya bagi setiap orang percaya. Atau dengan kata lain, injil menuntun setiap orang berjalan menuju tujuan akhir yang pasti yaitu kerajaan sorga, sekalipun masih berada di dunia ini. Itulah yang dikerjakan oleh para rasul terdahulu sebagai pewarta kerajaan sorga untuk menarik lebih banyak orang semakin percaya akan penebusan Kristus, serta agar orang-orang percaya tetap bertahan dalam imannya, termasuk Paulus yang menuliskan suratnya ke jemaat Filipi dalam renungan ini. Pada masa itu, jemaat Filipi tengah mengalami persoalan serius yaitu ancaman perpecahan dan pengaruh ajaran-ajaran sesat, Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan. Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.” (Filipi 4:2-3).

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Pertarungan orang-orang percaya sepertinya tidak akan berakhir terhadap dunia yang cenderung menyuguhkan kehidupan sekular yang sangat dekat dengan dosa. Hingga saat ini pun, kita sebagai orang percaya, di era dunia yang sering disebut modern dan maju ini, kerap menghadapi tantangan yang semakin besar baik dari diri maupun sekitar kita, untuk berpaling dari iman percaya kita. Di jaman ini, banyak hal yang menjadi persoalan dalam kehidupan iman baik secara personal, komunal termasuk dalam hidup bergereja, yang bisa menyeret kita jauh dari tujuan sesunguhnya sebagai orang beriman. Salah satu di antaranya termasuk peran teknologi yang berhasil membawa kita menjelajahi dunia secara virtual. Keindahan dunia acap kali mengesampingkan kehidupan beriman dan cenderung memenuhi keinginginan badani. Tetapi, sebagai umat yang telah menerima berita keselamatan itu, renungan ini mengajak kita semakin dewasa dalam iman, dan kuat dalam menaklukkan segala keinginan dan pengaruh-pengaruh duniawi. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Itulah pesan Paulus kepada jemaat Filipi dan menjadi pesan bagi kita di era ini. Maka, tentukanlah pilihanmu, sekalipun dunia semakin menggoda pautkan imanmu kepada kuasa Allah Bapa kita, karena Kristus telah mengorbankan diri-Nya bagi kita serta Roh-Nya telah dicurahkan atas kita. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah (Galatia 6 : 8 – 9). Amin.

Doa Penutup: Terpujilah Engkau ya Allah yang selalu menuntun kami dengan kasih, melalui Firman-Mu yang telah sampai ke dalam hati kami. Sekalipun kami sering menyimpang tetapi Engkau tetap setia. Ajarlah kami supaya kuat melawan segala godaan oleh dunia, agar kami layak menjadi pewaris kerajaan-Mu, di dalam Nama Anak-Mu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan bersyukur. Amin.

St. Menerwatsen Panggabean-Pegawai Biro Ibadah Musik HKBP

Scroll to Top