Renungan Marturia HKBP, Kamis 18 Desember 2025

 

Selamat pagi saudaraku terkasih pendengar renungan aplikasi Marturia HKBP. Sejenak kita akan mendengar Firman Tuhan, mari kita awali di dalam doa.

 

Doa Pembuka: Allah yang kami sembah di dalam Kristus Yesus, terpujilah Engkau yang setia memberkati kehidupan kami hingga pada pagi hari yang baru ini. Kami akan mendengarkan FirmanMu, kiranya RohMu menolong kami untuk menerima sabdaMu. Di dalam Kristus Yesus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.

Firman Tuhan terambil dari kitab Mazmur 127:2, demikian dikatakan: Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah, sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur”. 

Saudaraku terkasih di dalam Kristus Yesus, Kitab Mazmur pasal 127 ini ditulis oleh raja Salomo, yang berbicara tentang pentingnya mengimani atau mempercayai Tuhan dalam segala hal, di mana Ia adalah sumber dari segala hikmat dan berkat. Di dalam ayat 2, renungan kita pada pagi ini, Salomo menyebutkan 3 kesia-siaan yaitu bangun pagi-pagi, duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah. Mengapa ketiganya disebut kesia-siaan? Salahkah atau tidak baikkah bangun pagi-pagi? Duduk-duduk atau beristirahat? Dan makan roti? Sesungguhnya tidak ada yang salah atau sia-sia di sana. Melainkan sikap hati yang tidak mempercayai dan tidak mengakui bahwa segala sesuatu bersumber dari Tuhan. Jadi, apa yang diperoleh oleh seseorang dalam kehidupannya, bukan karena kekuatan dan kehebatan dirinya sendiri.

Jika kita bangun pagi-pagi dan bekerja keras, serta memperoleh hasil tetapi tidak mempercayai Tuhan sebagai sumber berkat dan kekuatan, maka semua usaha kita tidak akan membawa hasil yang berarti dan kebahagiaan atau suka cita. Allah sumber segala berkat itu juga bukan tak dapat kita selami bagaimana Ia melimpahkan dan mencurahkan berkat-berkatNya. Di dalam nats renungan pagi ini dikatakan, Tuhan memberikan berkat dan rezeki kepada orang-orang yang dicintaiNya bahkan saat mereka sedang tidur. Artinya, Tuhan tidak hanya memberikan berkatNya ketika kita bekerja keras, tetapi juga ketika kita sedang beristirahat atau dalam situasi yang tidak terduga. Ia mencurahkan berkatNya tidak tergantung kepada usaha dan kekuatan kita sendiri.

Melalui renungan pagi ini, kita kembali diingatkan dan disegarkan bahwa Allah yang kita sembah dan percayai itu adalah sumber dari segala hikmat dan berkat. Dengan ingatan itu, kita akan terhindar dari kesombongan diri bila kita memperoleh berbagai pencapaian dalam kehidupan kita ini. Melainkan kita akan dengan rendah hati mensyukuri dan mengakui bahwa semua yang ada dan yang kita peroleh dalam kehidupan kita berasal dari Tuhan. Sikap iman seperti itulah yang mendatangkan kebahagiaan, sukacita dalam hidup kita. Kiranya kita senantiasa memiliki kerendahan hati, yang mengakui bahwa tanpa Tuhan kita ini bukanlah apa-apa dan bukanlah siapa-siapa. Kita memiliki hidup yang bermakna ketika kita mempercayai bahwa Tuhan adalah sumber segala berkat, sumber hikmat, dan sumber segala kebenaran serta kebaikan. Amin.

 

Doa Penutup: Kami sudah mendengarkan kebenaran FirmanMu ya Tuhan, Allah kami, yang mengingatkan kami kembali siapa kami di hadapanMu dan Engkau di dalam kehidupan kami. Kuatkan dan mampukan kami melakukan firmanMu, agar kami senantiasa di dalam kerendahan hati mengimani bahwa Engkau adalah sumber segala berkat di dalam kehidupan kami. Maka, ketika kami bekerja keras, memiliki kekuatan dan kemampuan untuk memperoleh hasil dari segala upaya dan kerja keras kami, kami tidak menjadi sombong, tinggi hati, bahkan lupa diri, melainkan penuh syukur atas segala limpahan berkatMu. Di dalam Kristus Yesus, kami berdoa.

Anugerah Tuhan kita Yesus Kristus, Pengasihan Allah Bapa, dan Persekutuan dengan Roh Kudus senantiasa menyertai kita. Amin.

Bvr. Risma Sinaga, S.Th., M.Hum- Kepala Biro Kategorial Perempuan HKBP)

 

Scroll to Top