Penguatan Spiritual HKBP Melalui ‘Christmas Healing’ bagi Pengungsi Bencana Ekologis di Parbotihan

Dokumentasi Foto

Parbotihan (17/12) – Di tengah duka akibat bencana ekologis, Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) hadir membawa kesejukan bagi para pengungsi melalui kegiatan Christmas Healing. Acara yang berlangsung di Sopo HKBP Parbotihan ini menjadi wujud nyata kepedulian gereja dalam mendampingi jemaat dan masyarakat yang kehilangan tempat tinggal serta mata pencaharian.

 

Menghadirkan Imanuel di Tengah Pergumulan

Kepala Departemen Marturia HKBP, Pdt. Bernard Manik, M.Th, memimpin langsung rangkaian kegiatan ini, didampingi oleh perangkat pelayan dari Distrik, Resort Onan Ganjang, Resort Rambe, serta Huria Parbotihan. Dalam khotbahnya, Kadep Marturia menekankan pesan Imanuel, bahwa Tuhan senantiasa hadir menyertai umat-Nya bahkan di masa-masa tersulit sekalipun.

“Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Melalui momen ini, kita diajak menyadari bahwa meski bencana membawa kecemasan dan kerugian besar, kasih Tuhan tetap menjadi sumber pengharapan yang teguh,” pesannya kepada para pengungsi.

 

Kebersamaan yang Memulihkan

Kegiatan dirancang untuk memulihkan trauma (trauma healing) melalui pendekatan spiritual dan kekeluargaan:

  • Makan Bersama: Mengawali acara untuk menciptakan suasana hangat dan mempererat ikatan persaudaraan antar-pengungsi dan pelayan gereja.
  • Ibadah Liturgis: Seluruh peserta terlibat aktif, mulai dari anak-anak hingga 21 orang dewasa yang terbagi dalam dua sesi liturgi, menciptakan suasana ibadah yang khidmat sekaligus penuh sukacita.
  • Dukungan Fasilitas: Seluruh rangkaian kegiatan difasilitasi oleh HKBP melalui Kantor Pusat sebagai bentuk tanggung jawab pelayanan diakonia dan marturia.

 

Komitmen Pelayanan Gereja

Bencana ekologis yang melanda wilayah ini diakui telah menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran mendalam bagi warga. Oleh karena itu, Christmas Healing ini tidak hanya sekadar perayaan seremonial, tetapi merupakan upaya HKBP untuk memastikan bahwa fungsi gereja sebagai tempat perlindungan dan pemberi semangat tetap berjalan optimal di masa krisis. Melalui kehadiran para pelayan dan jemaat yang saling menguatkan, diharapkan para pengungsi dapat kembali bangkit dan merasakan penyertaan Tuhan dalam menata kembali kehidupan mereka pasca-bencana.

Scroll to Top