Doa Pembuka: Damai sejahtera dari Allah Bapa, yang melampaui akal dan pengertianmu, itulah kiranya yang memelihara hati dan pikiranmu. Di dalam Yesus Kristus Tuhan. Amin.
Bapak Ibu, saudara/i sekalian yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus Firman Tuhan di minggu tanggal 14 Desember 2025, di minggu Advent yang ke-III diambil dari Mikha 7 : 7-13. Saya akan bacakan, Demikian Firman Tuhan.
Â
7 Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!
8 Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun aku jatuh, aku akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam gelap, TUHAN akan menjadi terangku.
9 Aku akan memikul kemarahan TUHAN, sebab aku telah berdosa kepada-Nya, sampai Ia memperjuangkan perkaraku dan memberi keadilan kepadaku, membawa aku ke dalam terang, sehingga aku mengalami keadilan-Nya.
10 Musuhku akan melihatnya dan dengan malu ia akan menutupi mukanya, dia yang berkata kepadaku: “Di mana TUHAN, Allahmu?” Mataku akan memandangi dia; sekarang ia diinjak-injak
seperti lumpur di jalan.
11 Akan datang suatu hari bahwa pagar tembokmu akan dibangun kembali; pada hari itulah perbatasanmu akan diperluas.
12 Pada hari itu orang akan menghadap engkau dari Asyur sampai Mesir, dari Mesir sampai sungai Efrat, dari laut ke laut, dari gunung ke gunung.
13 Tetapi bumi akan menjadi tandus oleh karena penduduknya, sebagai akibat perbuatan mereka.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih Dalam Nama Tuhan, satu hal yang berkurang dari karakter manusia pada hakikatnya sebagai makhluk yang tidak pernah puas dengan apa yang adalah hal Optimisme. Entah kenapa, daya juang manusia dan optimisme di jaman yang semakin tidak terhambat kemajuannya ini justru semakin susut. Upaya untuk mendapatkan sesuatu yang dia mau dan harapkan juga tidak diimbangi dengan daya dan upaya. Mungkin karna kemajuan zaman yang bersifat instan, sehingga membuat orang ingin mendapatkan sesuatu dengan cara yang gampang dan singkat. Ini sepertinya mempengaruhi daya juang, ini mempengaruhi kegigihan yang semakin menurun. Mudah menyerah, inilah gambaran umum manusia zaman sekarang, atau terjebak dalam pemaknaan kata “Nasib” atau “semua akan indah pada waktunya”, sehingga paham ini cenderung menggiring ke pasrah dan menyerah. Nyatanya, jika paham ini tidak dibarengi dengan pengetahuan iman yang tepat bisa saja menggiring penganutnya ke paham pasrah dan tidak mengerjakan imannya. Entah situasi yang kita hadapi dating dari luar (Eksternal) atau yang kita buat sendiri (Internal). Sulit kita memhamai bahwa Allah adalah pengampun, pemberi, dan pengasih. Hal ini membuat kita cenderung pasif dan tidak bergantung pada Allah dan karyaNya, tetapi cenderung mengandalkan sekitar, situasi, orang hebat, keluarga hebat, kekuatan, kekayaan dan apa yang kita anggap dapat membuat kita lebih baik dari situasi sebelumnya.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di Dalam Nama Tuhan, di tengah kesesakan dan ketidakadilan yang melanda bangsa Israel, Mikha memilih untuk menetapkan hati kepada Tuhan. Ia tidak menaruh harapan pada situasi, manusia, atau kekuatannya sendiri, tetapi kepada Allah yang mendengar doa. Ketika situasi hidup tampak buntu ekonomi berat, hubungan retak, atau jalan hidup tidak jelas Tuhan memanggil kita untuk kembali menaruh fokus pada-Nya. Harapan yang benar tidak bergantung pada keadaan, tetapi pada karakter Allah yang setia. Mikha mengakui dosa bangsanya, namun ia juga yakin bahwa Allah akan memulihkan. Ada pengakuan jujur bahwa hukuman Tuhan adil, tetapi juga keyakinan bahwa kasih setia Tuhan lebih besar dari kegagalan manusia. Kejatuhan bukanlah akhir bagi orang yang kembali kepada Tuhan. Tuhan tidak membiarkan kita tinggal di dalam gelap. Ketika kita mengaku dosa dan kembali pada-Nya, Ia membawa kita kembali ke terang-Nya. Restorasi Tuhan bukan hanya mungkin Ia merencanakannya bagi anak-anak-Nya. Kemenangan sejati bukan usaha kita membalas, tetapi ketika Tuhan menyatakan pembelaan-Nya pada waktunya. Kadang kita ingin cepat dibenarkan, tetapi Tuhan bekerja dengan cara dan waktu yang sempurna.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di Dalam Nama Tuhan, Allah adalah spesialis dalam membangun kembali sesuatu yang tampaknya sudah hancur: iman, keluarga, pekerjaan, bahkan panggilan hidup. Jika kita menyerahkan puing-puing hidup kita kepada Tuhan, Ia dapat membangun sesuatu yang jauh lebih kuat. Mikha 7:7–13 mengajarkan bahwa: Di tengah kejatuhan, harapan tetap ada bagi orang yang menantikan Tuhan. Pengakuan dan pertobatan membuka jalan bagi pemulihan. Tuhan adalah pembela yang akan bangkit membenarkan umat-Nya. Pemulihan Tuhan sering kali lebih besar dari kehancuran yang kita alami.
Doa Penutup: Terima kasih Ya Tuhan Allah, untuk FirmanMu yang telah kami dengar. Ajari kami untuk selalu bersyukur memiliki Engkau, ajarkan kami bahwa betapa bahagianya kami karena Engkau begitu mengasihi kami. Dengan bimbingan rohMu, kami akan melakukan FirmanMu untuk kemuliaan namaMu. Kami serahkan hidup kami hari ini, esok dan selamanya hanya ke dalam tangan pengasihanMu. Di dalam Yesus Kristus Kami Berdoa. Amin.
Pdt. Andar P. Sitompul- Pendeta Fungsional di Biro Ibadah Musik HKBP



