Balige
5/7, Departemen Marturia HKBP melaksanakan kegiatan penutup EKO PASTORAL CARE
di BALIGE. Berawal kegiatan ini dimulai dari pelabuhan Balige, menuju pinggiran
kawasan danau toba di Balige untuk penaburan bibit ikan sebanyak 125.000.000
bibit dibagi dalam dua kapal. 100.000 bibit dari UPT Dinas Lingkungan Hidup
Provinsi Sumatera Utara dan 25.000 dari Pemerintah Kabupaten Toba Samosir. Kapal
pertama yang ditumpangi oleh Bupati, Sekretaris Jenderal HKBP, dan jajarannya
menggunakan kapal dinas kesehatan pemkab. Kapal kedua ditumpangi oleh Panitia
Eko pastoral care, pejabat pemerintahan propinsi sumatera utara, pemerintahan
kabupaten Tobasa, ibu kadep, para bapak ibu praeses, pelayan penuh waktu dan
jemaat beberapa HKBP. penaburan bibit ikan dikawasan danau toba ini berlangsung
sekitar 30 menit dari waktu yang telah disepakati oleh panitia, setelah doa
pemberangkatan dibawakan oleh bapak Pdt. David F. Sibuea, M.Th, D.Min
(Sekretaris Jenderal HKBP).
Suasana
pelabuhan semakin ramai, sebab pada waktu yang sama disini sedang belangsung
jual beli kebutuhan rumah tangga (onan Balige). Sambil menuju parkiran, para
peserta kegiatan eko pastoral care menuju parkiran mobil yang berada ditanah
lapang dan segera menuju pendopo yang berada di sebelah rumah dinas Bupati
Tobasa. Hanya sekitar 15 menit, seluruh peserta penaburan bibit ikan dijamu
dengan sarapan pagi dirumah dinas Bupati Tobasa dengan menu “mie gomak”. Acara
ibadah pembukaan dimulai setelah sarapan bersama sekitar pukul 10.15 wib,
ibadah dilayani oleh Pdt. David Silaban melayani liturgi, Pdt. Sarman Naibaho
membawakan doa syafaat dan Pdt. Renova Sitorus menyampaikan Firman Allah yang
tetulis dari Kejadian 1:28, Allah memberkati mereka,… firman Allah yang baru
kita dengarkan ini adalah sebuah amanah. Dalam nats ini sangat jelas bahwa
Tuhan menginginkan semua tugas yang diberikan kepada manusia agar dilaksanakan
manusia. Apa tugas dan tanggungjawab manusia? Untuk memelihara ciptaan Allah
agar kelangsungan hidup manusia dapat berjalan dengan baik. Manusia sebagai
manager atas ciptaan Allah, bukan menjadi penguasa untuk kepentingan
pribadinya. Pada hari ini, gereja dan pemerintah diajak untuk melakukan tugas
itu kembali, sebagai ciptaan Tuhan marilah kita memelihara ciptaan Tuhan.
Setelah
ibadah, dilanjutkan dengan sambutan dari beberapa yang ditunjuk oleh
pemerintah, pertama disampaiakan oleh Bapak Parlin Sianipar. Terima kasih
kepada HKBP, secara khusus kepada Departemen Marturia HKBP dalam memprakarsai
kegiatan ini. Harapan kami kedepan, ini kita tindak lanjuti agar masyarakat
sadar dan ikut bertanggungjawab akan lingkungan kita bersama. Sambutan dari Dr.
Sumihar Tambunan (Kominsi Pelaksana Pelayanan Strategis HKBP), sisi dari KPPS
HKBP untuk mewujudkan Go Grenn, KPPS hanya membangunkan masyarakat untuk
mewujudkan Tanah Batak sebagai destinasi pariwisata internasional. Pembangunan
ini terjadi apabila masyarakat mau bekerjasama dengan gereja dan pemerintah,
sebab bila kita saja itu tidak bermanfaat dan berdampak besar. Harapan kami,
ini mempunyai program lanjutan agar ini meluas dan mendarat kepada masyarakat.
Sambutan Bupati Tobasa, Ir. Darwin Siagian menyampaikan apresiasi atas kegiatan
ini yang dilaksanakan oleh HKBP, tentu kita dari pemerintah mendukung kegiatan
yang baik dan bermanfaat untuk masyarakat. Harapan kita pemerintah, mari kita
mulai dari lingkungan gereja kita masing-masing untuk menanam dan merawat
pohon. Kegiatan ini dimulai dari gereja tentu dimulai dari gereja pula,
kemudian kita pengaruhi masyarakat yang lainnya.
Sambutan
dari Dinas Lingkungan Hidup Provisnsi Sumatera Utara oleh bapak Dr. Binsar
Situmorang, apresiasi untuk kegiatan yang dilakukan oleh HKBP yang memikirkan
lingkungan hidup di Danau Toba. Inilah gambaran sinergitas pemerintah dan
gereja untuk menjaga dan merawat lingkungan, HKBP sudah memulai menanam bibit
serewangi di kawasan Danau Toba. Sambutan dari Bapak Sekretaris Jenderal HKBP
yang mewakili pimpinan HKBP dengan tegas menyapaikan arahan dan bimbingan.
Hanya Tuhan saja yang mampu menyampaikan kata-kata langsung tejadi, berbeda
dengan manusia. Jika kita menginginkan perubahan yang baik di dalam lingkungan
hidup kita saat ini mari berbuat dengan tindakkan bukan hanya dengan kata-kata.
Sambutan dari kementrian Lingkungan hidup dan kehutanan yang diwakilkan oleh
ibu Prof. Winarni Monaarfa (staf ahli kementrian LHK) menyampaikan salam dari
ibu menteri yang tidak bisa hadir pada saat ini. Danau di Indonesia berguna
untuk kebutuhan manusia, misalnya untuk air minum dan irigasi kepada sawah
masyarakat. Tetapi karena kepentingan pribadi dan kelompok, danau kita rusak
dan tercemar. Untuk pemerintah telah menggumuli dan merencanakan perbaikan
danau dengan dana yang telah diputuskan. Pengembangan masyarakat dan sinegitas
dengan pemerintah sedang dalam proses pelaksanaan untuk pengembalian danau yang
kita harapakan. Ada lima belas danau yang prioritas untuk diperbaiki dan
dikelolah dengan baik. Danau Toba termasuk danau yang prioritas skala
internasional. Tentu ini tidak mudah, masih membutuhkan upaya, kerja keras dan
kerja sama pemerintah dan masyarakat yang baik. Inilah yang menjadi perhatian
kita semua, bagaimana kita memulihkan kembali danau toba.
Seusai
sambutan dari beberapa pejabat pemerintah dan pimpinan HKBP, acara dilanjutkan
dengan diskusi panel yang dimoderasi oleh Pdt. Robert Pandiangan. Pembicara
pertama di sampaiakan oleh bapak Ir, Monang Naipospos (aktivis danau toba dan
lingkungan hidup), semua tindakan ini di sebut dengan Habatahon. Hukum dalam
arti peraturan dan tindakan keadilan dalam masyarakat dulu sangat dihargai dan
mempunyai keadaulatan penuh dari wilayah disekitarnya. Pengakuan itu dinyatakan
dengan pernyataan “disi tano didege, disi langit nijungjung”, sidapot solup na
ro”. Drs. Marandus Sirait (aktivis lingkungan hidup dan tokoh adat) harapan
kita bersama agar gereja berada diposisi terdepan dalam hal peduli lingkungan
hidup, pemerintah bersinergi dengan seluruh denominasi gereja yang ada
dikawasan danau toba dalam hal penjagaan dan perbaikan lingkungan hidup, serta
pemerintah yang berada dikawasan Danau toba menciptakan perda untuk lingkungan
hidup. Pdt. Dr. Tiapul Hutahaean (KPPS), harapan kita melalui KPPS adalah
penanaman pohon dilokasi gereja dikawasan Danau Toba, membentuk kelompok atau
forum diskusi di tujuh distrik dikawasan danau toba, dan mendukung pemerintah
dalam program pariwisata di kawasan danau toba. Pdt. Dr. Anna Ch. Vera Pangaribuan (Kepala
Departemen Marturia), tentunya melalui kegiatan ini memotivasi kita untuk
mencintai kehidupan yang seutuhnya yaitu peduli terhadap makluk hidup dan
lingkungan hidup. Eko pastoral care ini adalah salah satu elemen gereja yang
berkelanjutan untuk memenuhi panggilan Tuhan yaitu mengusahakan dan memelihara ciptaan
Tuhan .
Diskusi panel
dipimpin oleh Pdt. Robert Pandiangan berjalan dengan baik, secara umum diskusi
mengarahkan kepada rencana selanjutnya untuk menindaklanjuti program ini
bersama-sama dengan denominasi gereja bahkan tanpa dibatasi oleh agama. Inilah
peranan pemerintah akan kelanjutan program ini, kiranya melalui program ini
pemerintah dan masyarakat serta gereja dapat meningkatkan sinergitas kerjasama
utnuk merawat dan melestarikan lingkungan hidup di kawasan danau toba. (JLS)