Ibadah Jubileum 75 tahun HKBP Pardamean Pekan Kamis Distrik Tebing Tinggi Deli

DOLOK MASIHUL, hkbp.or.id - Daerah Dolok Masihul dibuka menjadi pemukiman sekitar tahun 1935 dan setelah itu orang dari Tanah Batak mulai berdatangan untuk merantau di Dolok Masihul.

Setelah para perantau dari Tanah Batak tersebut bertemu dan berkomunitas muncullah kerinduan untuk beribadah dan mendirikan rumah ibadah. Ibadah yang pertama dilaksanakan pada 16 Oktober 1949 dan disepakati menjadi hari jadi Jemaat HKBP Pardamean Pekan Kamis.

Ibadah Jubileum 75th saat ini dilayani oleh Praeses HKBP Distrik Tebing Tinggi Deli, Pdt. Sikpan Sihombing sebagai Liturgis dan Pendeta HKBP Resort Palembang yaitu Pdt. Ebenezer Napitupulu yang pernah melayani di HKBP Pekan Kamis.


Pdt. Lerik Jon Panjaitan selaku Pendeta HKBP Resort Dolok Masihul melayani sebagai Pembaca Warta Jemaat dan Sekretaris Jenderal HKBP, Pdt. Victor Tinambunan sebagai Pengkhotbah.


Khotbah yang disampaikan Pdt. Tinambunan berdasar kepada Surat Efesus 4: 25-32.


Dalam khotbahnya, Pdt. Tinambunan menyampaikan berdasarkan nas khotbah saat ini paling tidak ada tiga hal yang harus kita singkirkan dari kehidupan kita yaitu:

Pertama, membuang dusta dan mengatakan kebenaran seorang kepada yang lain. "Di era post-truth saat ini kehidupan dilanda badai dusta dan kebohongan atau hoax baik melalui langsung maupun melalui media. Umat Tuhan terpanggil untuk membuang dusta dan mengatakan kebenaran Tuhan supaya setiap perkataan kita bisa, seperti visi HKBP, menjadi berkat bagi sesama," terang Pdt. Tinambunan.

Kedua, menjauhkan amarah karena hidup kita saat ini adalah buah dari pengasihan dan kelemahlembutan Tuhan. Apabila Tuhan langsung membalaskan dosa kita dengan amarah maka tidak ada satu orang kita pun yang dapat hadir di tempat ini untuk beribadah. Amarah tidak pernah berdampak baik bagi diri sendiri juga bagi orang lain.

Ketiga, jangan mencuri! Meskipun kadang kala kita merasa kehidupan ini sangat pahit, namun itu tidak menjadi pembenaran untuk perilaku mencuri. Meskipun mencuri seakan sudah membudaya di kehidupan, itu pun tidak menjadi pembenaran untuk perilaku mencuri. Kebahagiaan kita terletak ketika kita mensyukuri berkat Tuhan yang kita terima sejak dahulu sampai sekarang.

Mengakhiri khotbahnya, Pdt. Tinambunan menyampaikan bahwa sebagai umat Tuhan, sikap saling mengampuni menjadi tanggungjawab yang harus kita kerjakan setiap hari seperti Tuhan yang selalu mengampui dosa kita setiap hari.

Setelah ibadah, acara dilanjutkan dengan makan bersama seluruh warga jemaat dan perayaan jubileum.

(SKS-NS)


Pustaka Digital