Ibadah Jumat Agung pada Malam Hari, HKBP se-Amerika Berkumpul Beribadah Bersama

PEARAJA, hkbp.or.id - Ibadah Jumat Agung di HKBP umumnya dilaksanakan pada pagi hari atau sebelum pukul 14.00. Setelah itu biasanya dilanjutkan dengan Ibadah Hening (Parpunguan Na Hohom) yang secara khusus menekankan peringatan detik-detik peristiwa kematian Yesus Kristus.

Berbeda dengan Jemaat HKBP di Amerika Serikat, dan mungkin beberapa negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Jemaat di negara tersebut harus merayakan Ibadah Jumat Agung pada sore atau malam hari mengingat di negara tersebut hari Jumat Agung tidak termasuk dalam hari libur nasional, bahkan banyak juga gereja di Amerika yang tidak merayakan Jumat Agung.


Empat jemaat HKBP se-Amerika Serikat merayakan Jumat Agung bersama dalam Ibadah yang dilayani oleh Sekretaris Jenderal HKBP, Pdt. Victor Tinambunan sebagai Pengkhotbah. Ibadah tersebut dilaksanakan pada hari Jumat (15/4) sekitar pukul 21.00 waktu Amerika yang berarti hari Sabtu (16/4) pukul 08.00 WIB.


Ada empat jemaat yang beribadah Jumat Agung bersama yaitu: HKBP ILC Fontana, HKBP Manhattan-New York, HKBP MLCC Colorado, dan HKBP Queen-New York. Setiap warga jemaat mengikuti ibadah dari tempat masing dan terhubung melalui ruang virtual dan terpantau ada sekitar 30 akun yang mengikuti ibadah tersebut. Pdt. Tinambunan sendiri terhubung langsung dari Gereja HKBP Pearaja, Tarutung.

Khotbah yang disampaikan oleh Pdt. Tinambunan berdasar kepada teks Yesaya 52: 13-15. Mengawali khotbahnya Pdt. Tinambunan menyapa seluruh warga jemaat di Amerika serta mensyukuri teknologi sebagai anugerah Tuhan sehingga dapat mendekatkan yang jauh antara Pearaja dan Amerika.


Kesehatian keempat jemaat di Amerika untuk beribadah bersama merupakan refleksi iman jemaat atas karya Tuhan. Tuhan Yesus berkarya lebih dari apa yang dapat dilakukan dan dipikirkan oleh manusia. Pdt. Tinambunan menekankan tentang mengapa dalam Kitab Yesaya disebutkan, "Hamba-Ku akan berhasil" yang dalam bahasa Batak disebut "Ida ma pistar do pambahen ni naposongki."

"Tuhan Yesus berhasil dan 'pistar' artinya Dia melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh manusia," terang Pdt. Tinambunan. Berefleksi tentang peristiwa Jumat Agung, Pdt. Tinambunan mengajak seluruh jemaat untuk menjadi pembawa damai, menghadirkan kesembuhan, dan membawa kesejukan di setiap lingkup kehidupan.


Seusai ibadah, warga jemaat dipandu oleh Pdt. Mangasa Lumbantobing, saling menyapa dan menyampaikan salam satu sama lain dan juga kepada Pdt. Tinambunan yang berada di Pearaja. SKS-NS


Pustaka Digital