Joint Programme antara Biro Pembinaan, Pengmas, dan Pengelola Jetun


“Singkronisasi program yang ditangani secara serius dan profesional dan yang bisa menjadi model dan menghasilkan sangat penting bagi HKBP,” papar Sekretaris Jenderal HKBP, Pdt. Victor Tinambunan saat membuka rapat tentang Joint Programme tiga biro/unit di Ruang Pertemuan Jetun (16/6/2021).

Rapat ini dihadiri oleh Sekretaris Jenderal, Pdt. Victor Tinambunan, Kadep Diakonia, Pdt. Debora Sinaga, Kabiro Pembinaan, Pdt. Enig Aritonang, Kabiro Pengmas, Pdt. Jhonny Sihite, Pengelola Jetun, Pdt. Agus Manullang.

Memimpin dan membuka rapat tersebut, Pdt. Tinambunan mengatakan bahwa rapat ini adalah untuk bertemu dan membahas program yang bersentuhan antara biro Pembinaan, Pengmas, dan Jetun supaya terjadi program yang berkolaborasi.

Untuk memperjelas program-program yang saling bersentuhan, kedua kepala biro yang hadir memaparkan programnya demikian juga dari pihak pengelola Jetun.

Pdt. Aritonang dari Biro Pembinaan HKBP mengatakan bahwa biro pembinaan mendapat tugas khusus tentang pariwisata sesuai mandat rapat MPS terutama menyikapi Danau Toba sebagai destinasi wisata super prioritas yang dicanangkan Pemerintah Pusat. Oleh karena itu, diusulkanlah program agrowisata berbasis pertanian yang terintegrasi yang di dalamnya juga ada ketahanan pangan. Ketahanan pangan yang dimaksud adalah menanam tanaman yang produktif dan lambat laun dapat menopang pengelolaan keuangan Jetun Silangit. 

"Ini aadalah program bertumbuh, artinya pelan-pelan akan berkembang terus seiring pendanaan kita," kata Pdt. Aritonang.

Pdt. Manullang sebagai pengelola Jetun menyampaikan bahwa enam hektare lahan direncanakan akan dipakai untuk agrowisata berbasis pertanian yang terintegrasi dan ketahanan pangan. "Lahan tersebut rencananya akan dibagi menjadi 4 hektare untuk ketahanan pangan dan 2 hektare untuk agrowisata," terang Pdt. Manullang.

Sementara itu dari Biro Pengmas, Pdt. Sihite mengatakan bahwa Biro Pengmas HKBP sudah membuat Pengmas Center di Patmos untuk memberikan model-model pertanian dan peternakan di berbagai tempat. 

Atas paparan para kepala biro dan pengelola Jetun, Pdt. Tinambunan menanggapi, singkronisasi program yang serius dan profesional yang bisa menjadi model dan menghasilkan sangat penting bagi kita. 

Kadep Diakonia, Pdt. Sinaga juga berharap supaya semua pihak bisa mempromosikan Jetun dengan berbagai programnya. "Seandainya tidak karena pandemi, kita bisa bekerja sama dengan sekolah-sekolah pertanian," kata Pdt. Sinaga.

Pdt. Tinambunan menutup rapat dengan menyampaikan, harapan kita bersama, program ini adalah program yang dikelola dengan profesional, serius, dan berkelanjutan. "Selanjutnya semua program yang saling bersentuhan dapat dikolaborasi supaya penganggaran juga dapat dirancang sedemikian dan disesuaikan. Dari awal harus diperkirakan, apabila program ini mendatangkan laba, bagaimana pengelolaan seterusnya? Supaya ke depan menjadi program yang sukses dan bertahan," tutup Pdt. Tinambunan.

Korespondensi: Kantor Sekjend HKBP


Pustaka Digital