Makin Cakap Digital

Kamis (02/09/21) Distrik XXVII Borneo melangsungkan literasi digital secara virtual dengan tema “Makin Cakap Digital” bekerja sama dengan Biro Pembinaan HKBP dan Kominfo. Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah para pelayan penuh waktu (Pendeta, Guru Huria, Bibelvrouw, Diakones, dan Calon Pelayan) HKBP dan beberapa mahasiswa teologi serta jemaat HKBP. Para pembicara dalam kegiatan ini adalah Pdt. Dr. Enig S. Aritonang (Ka. Biro Pembinaan HKBP), Ibob Tarigan (Content Creator), dan Johannes Octavianus (Content Creator). Para moderator di setiap sesinya adalah Pdt. Mangido Tua Pandiangan (Praeses Distrik XXVII Borneo), Pdt. Bontor Lumbantobing, dan Pdt. Agus P. Siagian dengan Diak. Tiopani Hutahaean sebagai MC.




Kegiatan dibuka dengan ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Mauli H. Aritonang. Setelah ibadah selesai kegiatan dilanjutkan dengan sesi pertama yang membahas tentang “Pelayanan Kreatif di Era Digital” oleh Enig. Enig menjelaskan bahwa penggunaan teknologi yang berkembang dengan sangat pesat saat ini untuk pemberitaan Firman Tuhan sama seperti ketika Marthin Luther menggunakan digital printing dalam pemberitaan Firman Tuhan kepada banyak orang dijamannya. Pemberitaan Firman Tuhan menggunakan media sosial sangat berguna untuk membantu para pelayan Tuhan saat ini untuk memanggil jiwa-jiwa yang rindu akan pelayanan rohani terutama pada masa pandemi ini di mana terjadinya pembatasan dalam pertemuan fisik tetapi sangat mungkin untuk berkumpul dalam dunia virtual.




Ibob sebagai pembicara kedua mengingatkan bahwa pada saat ini begitu banyak informasi yang beredar di media sosial. Ada lebih dari 43.000 portal media yang beredar secara online meski hanya 200 yang diverifikasi oleh dewan pers Indonesia. Oleh karena itu, para pelayan harus hati-hati dalam membagikan informasi kepada orang banyak agar tidak terjadi misinformasi atau membagikan berita hoaks. Selain itu, Ibob juga menekankan bahwa dalam membuat konten yang paling utama adalah 3-8 detik awal sebagai pembuka. Bila pembukaan menarik maka akan membuat banyak orang tertarik melihatnya.




Sebagai pembicara terakhir dalam kegiatan ini, Johannes mengingatkan bahwa dalam menggunakan media sosial sebagai alat pewartaan Firman Tuhan agar disesuaikan dengan kebutuhan. Bila kebutuhannya untuk orang banyak maka hadirlah di Facebook, bila kita mampu untuk selalu aktif dalam media sosial maka hadirlah di Twitter, bila target pelayanan kita adalah kaum muda maka hadirlah di Instagram. Pelayanan di media sosial diupayakan tidak untuk mencari popularitas pribadi melainkan menyatakan Kasih Karunia Tuhan kepada orang-orang yang membutuhkan terutama dalam masa pandemi ini. Jangan patah semangat bila penonton konten kita hanya sedikit tapi layanilah yang sedikit tersebut dengan baik dan konsisten hingga pada akhirnya semakin banyak orang yang terpanggil mengikuti Tuhan melalui pelayanan online kita.




Kegiatan ditutup dengan ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Pansur Sijabat. Semoga dengan diadakannya kegiatan ini semakin banyak pelayan HKBP yang mahir dan mampu hadir dalam pelayanan di dunia virtual tanpa meninggalkan pelayanan secara langsung di gereja masing-masing. (LTN-BP)

Pustaka Digital