Minggu I Setelah Trinitatis di HKBP Simpang Marindal, Resort Simpang Marindal, Distrik X Medan-Aceh
Minggu, 02 Juni 2024, Kepala Departemen Koinonia HKBP melayankan khotbah Minggu I Setelah Trinitatis di HKBP Simpang Marindal, Resort Simpang Marindal, Distrik X Medan-Aceh, kebaktian pukul 08.00 WIB dan kebaktian pukul 10.30 WIB. Pada kebaktian pagi Diak. Juni E. Tarigan bertugas sebagai liturgis sedangkan pada kebaktian siang Pdt. Togar Banjarnahor (pendeta resort) melayani sebagai liturgis. Kebaktian Minggu di HKBP Simpang Marindal ada 4 kali, yakni kebaktian subuh, kebaktian pagi, kebaktian siang, dan kebaktian sore. Jumlah pengunjung dari keempat kebaktian ini setiap minggu bisa mencapai 1.200 orang. Tetapi pengunjung kebaktian Sekolah Minggu hanya sekitar 120-an orang, yang dilayani 13 orang Guru Sekolah Minggu (4 diantaranya laki-laki).
HKBP Simpang Marindal ini berdiri tanggal 10 Agustus 1964 dan menjadi resort tahun 1994. Menurut pendeta resort, Pdt. Togar Banjarnahor, melayani di HKBP Simpang Marindal ini sungguh istimewa karena sebagian besar jemaatnya merupakan orang-orang yang berhati baik dan peduli dengan gereja dan pelayanan di gereja. Bila dipersentasekan saat ini jumlah jemaat HKBP Simpang Marindal terdiri dari 689 KK atau sekitar 1.867 jiwa. Jemaat ini dibagi ke dalam 11 sektor yang dilayani 36 orang Sintua. Profesi warga jemaat HKBP Simpang Marindal ini tersebar sebagai ASN 15 %, Peternak 5 %, kuli bangunan 5 %, tidak diketahui profesinya 20 %, pedagang 15 %, dan sekitar 40 % berprofesi di bidang wiraswasta.
Dalam khotbahnya Pdt. Deonal Sinaga menyampaikan, “Allah menempatkan Kristus dan segala kekayaan sorgawi-Nya berdiam dan tinggal dalam diri Paulus dan setiap pengikut Kristus. Ini juga menyatakan bahwa sekali pun rapuh dan tidak bisa diandalkan, tetapi Tuhan bisa pakai sebagai tempat harta berharga – harta yang paling mahal. Karena itu, Paulus dan setiap pengikut Kristus bergantung sepenuhnya pada Tuhan Allah. Dia hanya mengandalkan kasih karunia Allah yang terus mengalir dalam hidupnya dan melalui hidupnya. Sungguh realitas hidup pengikut Kristus yang unik, menarik, dan benar-benar absurd. Tidak masuk akal. Namun inilah kenyataan yang menjadi bagian dari sejarah keselamatan Allah (Heilsgeschichte) dari dulu hingga sekarang. Bahkan dalam sejarah pemberitaan Injil dan penyebaran kerajaan Allah, tidak jarang bahwa bejana tanah liat itu dihancurkan, dibuang, namun harta berharga itu terus menyebar. Tubuh yang menjadi tempat harta berharga itu dihina, disiksa, bahkan dibunuh, namun Injil terus semakin meluas. “Semakin dibabat, semakin merambat.” Sungguh nyata bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu, berasal dari Allah.” (DK-NXC-JDS)