Pada Minggu Pentakosta
(Parningotan hasasaor ni tondi Parbadia) HKBP Parsaoran Sipultak di kunjungi
Pimpinan HKBP, Kepala Departemen Koinonia (9/6). Kunjungan Pastoral Bapak Pdt.
Dr. Martongo Sitinjak bertujuan untuk bersama-sama meneguhkan iman kepada Tuhan
dan bersama merayakan Hari Pentakosta juga memberitakan bahwa Roh Kudus yang
Menghidupkan (Tondi Parbadia na Pangoluhon), yang merupakan topik minggu
Pentakosta I di HKBP dan menjadi Minggu Pesta Zending Pekabaran Injil HKBP.
HKBP Resort Parsaoran Sipultak
merupakan wilayah pelayanan HKBP Distrik XVI Humbang Habinsaran yang merupakan
Resort khusus (tidak memiliki huria pagaran). Huria ini berada di Sipultak,
Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara. Huria ini beranggotakan 105 KK
Jemaat, Pelayanan Huria dilayani oleh Pdt. Benson Banjarnahor, S.Th (Pendeta
Resort) dan 11 orang Sintua laki-laki
juga 3 orang Sintua perempuan.
Peribadahan pada Minggu
Pentakosta dan minggu Pesta Zending Pekabaran injil HKBP Parsaoran ini dilayani
oleh Pdt. Beson Banjarnahor sebagai liturgis, St. B. Lumbangaol Membawakan doa syafaat serta Pdt. Dr. Martongo
Sitinjak memberitakan Firman Tuhan.
Roma 8 : 9-11 menjadi landasan
khotbah pada minggu ini di seluruh HKBP, melalui firman Tuhan ini Pdt. Martongo
Sitinjak menekankan kepada “Parsaoran ni
halak na porsea na di bagasan/digohi Tondi Parbadia”. Perjalanan hidup
manusia haruslah masuk (bongot) kedalam Kerajaan Allah, segalanya itu dapat terjadi jika Roh Kudus hidup
di dalam dirinya, terang Pengkhotbah.
Senyum dan tawa seseketika lepas
dari jemaat ketika terbersit beberapa kalimat dari Pengkhotbah yang mungkin
mengelitik perasaan jemaat dalam peribadahan. Rasa kagum juga hinggap pada para
jemaat yang hadir dalam peribadahan itu, sebab meresa merasa takjub atas
hadirnya pimpinan Gereja HKBP serta memimpin ibadah minggu di hari Pentakosta.
Sesuai dengan ketetapan Pusat
yang menjadikan Minggu Pentakosta juga menjadi Minggu Pesta Zending Pekabaran
Injil HKBP, maka huria ini juga melaksanakannya serta mengumpulkan persembahan
dua ke depan guna kebutuhan pekabaran
Injil HKBP. Pelayanan yang totalitas dari seorang Pendeta sangat dirasakan oleh
para pelayan yang lain, hal ini disampaikan oleh beberapa Sintua di bilut
parhobasan dan ternyata alat musik yang digunakan dalam peribadahan minggu
merupakan milik pendeta.
Sai digohi Tondi Parbadia ma, ndang digohi roha daging ganup angka na
porsea, Ucap pengkhotbah. Bentuk nyata dari rasa percaya kepada Roh Kudus
yaitu masuk kedalam “Parsaoran nabadia”, parsaoran na manjalo hasesaan ni dosa,
tambahnya.
Kadep Koinonia juga mengingatkan
kembali akan iman kepercayaan yang sesuai dengan ajaran kita yaitu harus sesuai
Khatekhismus dan konfessi HKBP. Manusia yang hidup dalam Roh Kudus pasti
kehidupannya akan baik, ia akan menganggap keluarga di tempat tinggalnya
(sisada tondong dohot sisada ianakhon) yang hidup dalam parsaoran na badia,
serta membaca Firman Tuhan dan menyanyikan nyanyain Buku Ende guna menanamkan
firman Tuhan juga Tondi ni Debata dalam diri agar Firman yang bekerja dalam
diri kita, terang Pdt. Martongo Sitinjak.
Manusia yang telah menerima Tondi
Parbadia dalam hidupnya pastilah akan mensyukuri apa yang ada dalam hidupnya,
saling menolong juga mewujudnyatakan apa yang dikehendaki Allah, serta marparsaoran na uli di parkaluargaon, adat
tarlumobi di huria, tutup Pengkhotbah.
Setelah
ibadah minggu, para Parhalado, Remaja dan Pemuda juga jemaat beramah-tamah
dengan bapak Kepala Departemen Koinonia HKBP di rumah Pendeta HKBP Parsaoran
Sipultak. (RH)