Ratusan Jemaat dan Tokoh Masyarakat Bersatu dalam Aksi Solidaritas Melawan Perampasan Tanah dan Krisis Ekologis di Toba
HKBP Lumbanjulu, Toba (1/3) - Ratusan jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), perwakilan gereja-gereja sekitar, dan masyarakat Distrik Toba menggelar aksi solidaritas pada hari ini (1/3), untuk menentang perampasan tanah adat/ulayat dan krisis ekologis yang mengancam wilayah mereka. Aksi ini dipimpin langsung oleh Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Victor Tinambunan, dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Sekjen HKBP, Kadep Koinonia HKBP, beberapa Praeses, Sekum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Komisioner HAM, lembaga swadaya masyarakat, serta perwakilan gereja-gereja sahabat.
Aksi ini berfokus pada ketidakadilan pembagian manfaat ekonomi dari keberadaan pihak-pihak yang beroperasi di sekitar Danau Toba, yang memanfaatkan tanah ulayat masyarakat setempat. Para peserta aksi menuntut pengakuan dan perlindungan hak-hak masyarakat adat atas tanah mereka, serta pembagian manfaat ekonomi yang adil dan berkelanjutan.
Selain itu, aksi ini juga menyoroti ancaman krisis ekologis yang semakin nyata di wilayah Toba. Para peserta aksi mengkhawatirkan dampak lingkungan yang lebih serius, seperti kerusakan ekosistem, pencemaran air, dan penurunan kualitas tanah, akibat aktivitas pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Dalam khotbahnya, Ephorus HKBP dengan tegas menyerukan pentingnya pengakuan dan perlindungan hak-hak hidup seluruh makhluk. Ia juga menekankan perlunya menjaga keseimbangan ekosistem dan memastikan keberlanjutan lingkungan hidup bagi generasi mendatang. Seruan ini diperkuat oleh orasi puitis dari sejumlah tokoh masyarakat dan gereja, yang menggambarkan penderitaan masyarakat akibat perampasan tanah dan kerusakan lingkungan.
"Kami tidak mengingkan kekayaan, tapi kami hanya berjuang agar tidak mati kelaparan," ujar Jon Winsah Saragi, pendeta GKPS dalam orasi puitisnya yang merupakan salah satu peserta aksi. "Kami menuntut keadilan dan perlindungan hak-hak kami." Pdt. Robin Siregar dari Gereja GKPI. "Kami sudah berjuang sejak 2016 hingga sekarang, dan tidak akan pernah berhenti!" komitmen perwakilan Masyarakat dari Onan Harbangan, Kecamatan Siborongborong yang terdampak oleh usaha korporasi di daerah mereka.
Aksi solidaritas ini merupakan bentuk nyata kepedulian masyarakat dan gereja terhadap masalah perampasan tanah dan krisis ekologis di Toba. Para peserta aksi berharap, melalui aksi ini, suara mereka akan didengar oleh pihak-pihak terkait dan tindakan nyata akan segera diambil untuk mengatasi masalah ini.
Nantikan ulasan selengkapnya dalam Majalah SP Immanuel, edisi Maret 2025!