Renungan Harian HKBP | 1 Desember 2024
Syalom, bapak/ibu saudara/i dan seluruh jemaat yang terkasih di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan di hari ini, alangkah baiknya kita siapkan hati dan pikiran kita, marilah kita mengambil saat teduh sejenak, kita bersatu di dalam doa.
Doa Pembuka: Bapa yang baik, bapa yang kami kenal melalui anakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan juruselamat kami, kami bersyukur untuk kebaikanMu yang mengantarkan kami boleh ada hingga saat ini, sehingga kami boleh melakukan segala aktivitas dan pekerjaan yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Dan itu juga ya Tuhan yang mendorong kami saat ini, supaya sebelum kami melanjutkan kegiatan dan aktivitas kami di hari ini, kami terlebih dulu menyerahkan diri kami untuk mendengarkan firmanMu yang akan menyapa, mengingatkan, dan menguatkan kami. Karena itu, kami siapkan hati dan pikiran kami sepenuhnya ya Tuhan, kiranya engkau berkati agar kami dapat dengan sukacita menerima Firman Tuhan. Kami sambut Kasih setia Tuhan di dalam sukacita. Amin.
Renungan
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, firman Tuhan yang menyapa kita saat ini tertulis dalam:
Lukas 21 : 25-36
21:25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
21:26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
21:27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
21:28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."
21:29 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja.
21:30 Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat.
21:31 Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.
21:32 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi.
21:33 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."
21:34 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
21:35 Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.
21:36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."
Bapak, ibu saudara/i yang terkasih di dalam Kristus Yesus, Selamat Advent! Selamat mempersiapkan diri dalam iman untuk menyambut kedatangan Tuhan Kita Yesus Kristus. Saat ini kita telah memasuki minggu Advent yang pertama. Dalam Gereja kita, Advent juga diartikan sebagai tahun baru gerejawi. Apa itu Advent? Advent dari bahasa latin “adventus” berarti “kedatangan”, yang mana dalam Gereja kita merujuk kepada masa perenungan dan persiapan untuk menyambut kedatangan Yesus, yang bukan hanya dalam kelahiran-Nya, akan tetapi juga pengharapan kedatanganNya yang kedua kali sebagai hakim yang akan menghakimi umat manusia. Artinya, di masa Advent ini marilah kita sebagai umat percaya jangan terfokus hanya kepada natal saja, akan tetapi mari juga berfokus merenung mengenai apa yang sudah kita persiapkan untuk menyambut kedatangan Yesus. Tentunya, kita harus mempersiapkan diri kita dengan pertobatan, ketaatan kepada firman Tuhan, dan hidup yang tidak terpisah dari Kristus.
Bapak, ibu saudara/i yang terkasih di dalam Kristus Yesus, sebagai orang percaya kita tentu menyadari bahwa segala sesuatu berjalan menuju kesudahannya. Hal itu dapat kita lihat di dalam nats ini, dimana Yesus dengan sangat jelas memberitahu bahwa langit dan bumi juga akan berlalu. Yesus memberitahukan beberapa tanda-tanda yang mengawali kesudahan langit dan bumi. Nah bapak/ibu saudara/i yang terkasih, jika kita cermati lebih dalam lagi, sebenarnya apa pentingnya tanda itu? Sederhananya, dalam hidup kita ini sangat penting untuk cermat melihat “tanda-tanda”. Contohnya ketika kita melihat awan sudah mulai gelap dan kilat menyala, kita akan langsung berpikir bahwa sebentar lagi akan datang hujan, sehingga orang yang cermat akan mengantisipasi supaya hujan tidak menjadi sesuatu yang mengganggu dirinya. Bisa jadi ia mempersiapkan payung, mencari tempat berteduh, atau bahkan pulang ke rumah. Melalui tanda-tanda tersebut, seseorang bisa menghindar dari marabahaya.
Dalam nats ini Yesus memang memberitahukan beberapa tanda-tanda yang pasti akan terjadi, dan itu memperingatkan kita bahwa akan datang akhir zaman yang membawa ketakutan bagi mereka yang tidak siap. Namun, bagi kita yang percaya, ini adalah kesempatan untuk hidup berjaga-jaga dengan iman dan pengharapan. Satu hal yang diharapkan dari kita sebagai orang percaya dalam menghadapi akhir zaman adalah dengan mempersiapkan diri, berjaga-jaga dan bertekun di dalam iman yang teguh. Kita harus percaya bawa semua kendali ada di tangan Allah, itu sebabnya ia mengatakan dalam nats ini: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu." Ada keselamatan bagi yang tetap setia kepada Tuhan, tapi akan menjadi hari yang penuh kemalangan bagi mereka yang tidak setia.
Bapak, ibu saudara/i yang terkasih di dalam Kristus Yesus, oleh karena itu dalam menghadapi hari kesudahan kita dituntut untuk bersiap dan berjaga-jaga, serta menjauhkan diri dari segala sesuatu yang bisa membuat hati kita tidak siap untuk menghadapi hari kedatanganNya. Kita dipanggil untuk selalu berjaga-jaga dalam doa agar kita tetap berdiri teguh di hadapan Anak Manusia. Dalam nats ini Yesus memakai beberapa gambaran yang bisa membuat kita tidak siap menghadapi hari kedatangan Tuhan, yaitu pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi. Pesta pora bukan hanya mengacu kepada perayaan saja, tetapi tentang segala sesuatu yang sudah berlebihan, dan bahkan sudah tanpa batas. Kemabukan yang dimaksud bukan hanya sekedar karena alcohol saja, akan tetapi juga segala sesuatu yang membuat kita kehilangan kendali. Semua itu bisa menjauhkan kita dari Tuhan dan membuat kita dalam posisi tidak siap ketika hari kedatanganNya.
Oleh karena itu bapak/ibu serta saudara/i yang terkasih, di masa Advent, di masa penantian ini mari kita memposisikan diri kita selalu dalam posisi “siap”, karena kita tidak akan pernah tahu kapan waktunya tiba. Dalam dunia yang menawarkan begitu banyak hiburan dan kenikmatan, kita perlu bijak mengandalkan iman untuk memilh mana kah yang mendekatkan atau menjauhkan kita dari Tuhan. Jangan kita terlalu sibuk hanya kepada kesenangan duniawi saja, sehingga waktu berdoa, membaca Alkitab, persekutuan, pelayanan dan lain sebagainya pun terlewatkan. Hidup berjaga-jaga bukan berarti menjadi diam atau bahkan takut berlebihan, tetapi hidup yang berjaga-jaga adalah hidup yang sesuai dengan perintah Tuhan sehingga akan selalu siap menyambut hari kedatanganNya kapan saja. Sekali lagi, jangan biarkan hati kita diikat oleh kenikmatan dan kesenangan duniawi saja. Ingat, itu hanya sementara, yang kekal adalah Kerajaan Allah. Hari kedatangan Tuhan memang tidak dapat kita prediksi, akan tetapi kita dapat selalu siap dengan hati dan iman yang teguh. Mari bertanya dalam diri kita masing-masing, “jika hari Tuhan datang sekarang sudah siapkah saya?” Amin.
EPISTEL
Mazmur 25 : 1-5
25:1 Dari Daud. KepadaMu, ya TUHAN, kuangkat jiwaku;
25:2 Allahku, kepadaMu aku percaya; janganlah kiranya aku mendapat malu; janganlah musuh-musuhku beria-ria atas aku.
25:3 Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu; yang mendapat malu ialah mereka yang berbuat khianat dengan tidak ada alasannya.
25:4 Beritahukanlah jalan-jalanMu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku.
25:5 Bawalah aku berjalan dalam kebenaranMu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, kondisi dimana ada orang yang membenci dan ingin mengganggu kita adalah sebuah kenyataan hidup yang mungkin suatu waktu harus kita hadapi. Itu sebabnya ada kalimat yang mengatakan, “sebaik-baiknya orang di dunia ini pasti ada yang tidak menyukai dia; dan sejahat-jahatnya orang di dunia ini pasti ada yang menyukai dia.” Kita tidak bisa terlalu memaksa supaya orang menyukai kita. Yang bisa kita lakukan adalah berbuat yang terbaik selama kita hidup. Pertanyaannya, mengapa orang bisa membenci dan bahkan ingin mencelakai kita? Paling tidak ada dua alasan, yang pertama adalah karena kesalahan kita sendiri. Jika memang demikian, maka berubahlah dengan rendah hati dan bersedia untuk bertobat dan memperbaiki kesalahan. Alasan yang kedua adalah karena kesalahan orang yang membenci kita tersebut. Mungkin ia membenci kita karena diliputi rasa iri, dengki, ketidaknyamanan, dan lain sebagainya, dan jelas itu bukan salah kita. Dalam hal ini, kita sebagai orang percaya tidak dituntu untuk melakukan pembalasan, namun sebaliknya kita dituntut untuk memberi pengampunan dan berserah serta berseru kepada Allah saja. Sama halnya dengan yang terjadi di dalam nats kita hari ini.
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, demikian halnya yang dialami oleh Daud dalam nats ini. Daud mengalami banyak ketidaknyamanan dalam hidupnya saat itu, termasuk ancaman, pengejaran, dan dibenci oleh manusia lain. Selain konflik eksternal yang dihadapinya, kemungkinan dia juga dilanda oleh konflik batin tersendiri. Dalam situasi berat yang dialaminya, apa yang dilakukannya? Ia berseru, menyerahkan diri, dan ingin menghadapi semua masalahnya bersama Allah. Daud berseru kepada Tuhan atas tekanan dari orang-orang yang tidak menghendakinya. Nah, alasan dia berseru dalam nats ini tidak lain dan tidak bukan adalah karena dia sadar siapa Tuhan bagi dirinya. Daud tidak menganggap dirinya benar, malah dia membiarkan Allah menimbang apa yang telah diperbuatnya. Dia tidak ingin mencari jalan keluar sendiri, malah ia meminta kepada Allah supaya menunjukkan jalan kepadanya yang bisa menjadi jalan kelepasan dan keselamatan dari berbagai situasi sulit yang sedang ia hadapi.
Permohonan Daud luarbiasa, ia tidak ingin membalaskan dendam sendiri kepada orang-orang yang membenci dia. Dia hanya tidak ingin musuhnya beria-ria atasnya, dalam arti ia yakin Tuhan tahu mana yang baik dan mampu berlaku adil kepada orang-orang yang ingin mencelakai Daud. Ia percaya hanya kepada Tuhan, sebab itu ia mampu berkata dalam seruannya, “semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu; yang mendapat malu ialah mereka yang berbuat khianat dengan tidak ada alasannya.” Daud yakin Tuhan akan mendengar seruannya, karena orang benar yang berseru kepada Tuhan tidak akan mendapat sia-sia, karena tidak ada yang terlalu sulit untuk Tuhan mendengar seruan kita. Nats ini mengingatkan kita bahwa tidak mudah mempertahankan identitas sebagai orang benar, yang percaya dan yakin hanya kepada Tuhan. Sama seperti Daud yang terus-menerus berseru memohon supaya ia ditolong oleh Allah dalam segala kesusahannya, nats ini mendorong kita supaya juga “terus-menerus” menyerukan seruan kita hanya kepada Allah saja. Ada kata kunci, yaitu “terus-menerus”. Bukan hanya sekali, dua kali, tiga kali, namun terus-menerus. Itu menunjukkan bahwa kita sebagai manusia adalah terbatas dan butuh tempat bergantung.
Bapak/Ibu saudara/i yang terkasih, di masa Advent atau masa penantian kita sekarang ini kita bisa berangkat dari iman yang diperlihatkan oleh Daud. Iman percaya Daud yang memohon hanya kepada Allah, dan keyakinannya meminta petunjuk jalan hanya kepada Allah saja, menjadi dorongan untuk kita meneguhkan iman percaya kita hanya kepada Allah saja, bukan kepada kekuatan-kekuatan lain. Dari nats ini kita belajar beberapa hal penting, yaitu:
1. Kerendahan hati dan pengakuan. Tidak bisa hindari bahwa selama kita hidup akan banyak cobaan, pergumulan yang datang silih berganti. Oleh karena itu kita diajak untuk rendah hati dan pengakuan atas keterbatasan kita. Daud menyadari kelemahannya serta mengakui kebesaran dan kekuatan Allah sehingga ia memohon dan berseru kepada Allah.
2. Penyerahan diri sepenuhnya. Daud menyerahkan semua kepada Allah dan siap menerima apapun yang terjadi nantinya dari Allah. Daud tidak membalas apa yang terjadi, tapi satu hal yang pasti dia tahu bahwa dia aman di tangan Allah. Maka kita pun haruslah demikian, kita harus merasa bahwa kita aman di tangan Tuhan.
3. Ketaatan. Daud berkomitmen untuk berjalan dalam kebenaran Tuhan sebagai respon atas semua kebaikanNya.
4. Pemulihan. Jika kita baca di ayat-ayat selanjutnya, kita akan menemukan fakta bahwa setelah Daud berseru dan memohon kepada Tuhan, yang terjadi selanjutnya adalah pemulihan. Daud pulih dan diselamatkan.
Oleh karena itu bapak/ibu saudara/i yang terkasih, bentuk seruan kita tidak tergantung kepada bentuk kata-kata, rangkaian atau susunan kalimat yang indah, tapi terletak kepada penyerahan dan keyakinan penuh atas kuasa Tuhan. Beragam masalah bisa datang kepada kita, tetapi Tuhan juga punya banyak cara untuk menolong kita. Selamat Advent.
Doa Penutup: Marilah kita berdoa. Kami bersyukur ya Tuhan Allah kami untuk kesempatan yang begitu berharga yang engkau berikan kepada kami. Saat ini kami boleh dan telah bersekutu bersama untuk mendengarkan firmanMu yang telah menyapa kami. Biarlah Tuhan rohMu menguatkan kami untuk tetap berdiri dengan teguh di dalam iman kami kepadaMu. Tuhan tolong kami agar di tengah-tengah gelombang pergumulan dunia ini, kami selalu berseru dan meminta pertolongan hanya kepada Tuhan. Tuntun kami juga yang Tuhan untuk selalu berjalan di jalan yang engkau kehendaki. Biarlah hidup kami ya Tuhan menjadi berkat bagi banyak orang, lewat pekerjaan, pelayanan dan seluruh cara hidup kami. Tuhan ajari dan kuatkan kami untuk hidup sesuai dengan kehendakMu. Ini lah doa dan permohonan kami, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Pdt. Frans M. Sormin, S.Th- Fungsional di Departemen Koinonia HKBP