Renungan Harian HKBP | 1 Oktober 2024

Shalom Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus Yesus, para pendengar renungan Marturia HKBP, dimana pun anda berada semoga dalam keadaan sehat selalu, sebelum kita mendengarkan renungan pada hari Selasa 1 Oktober 2024, sebagaimana ayat harian alamank HKBP, marilah kita saat teduh sejenak dan berdoa. Kita berdoa!

Doa Pembuka: Segala Puji dan syukur kami haturkan ke hadiratMu ya Tuhan, atas cinta kasih dan rahmatMu yang tetap mengiringi kehidupan kami. Pada hari ini Tuhan kami akan mendengarkan firmanMu, yang akan disampaikan oleh hambaMu sebagai bekal rohani kami, agar firman-Mu menerangi setiap pekerjaan dan kehidupan kami, sehingga menjadi berkat bagi banyak orang. Untuk itu Tuhan, persiapkan hati dan pikiran kami sehingga FirmanMu dapat tetap tinggal dan berbuah didalam hati kami. Didalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus Tuhan, kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.

Renungan pada hari ini tertulis dalam Yakobus 3:18 demikian bunyinya: Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.  Demikian firman Tuhan.

Bapak Ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus, surat yang ditulis oleh Yakobus ini merupakan praktik hidup sehari-hari karena berfokus pada bagaimana iman harus tercermin dalam perbuatan. Sebab iman tanpa perbuatan adalah mati Yakobus 2:26. Menjadi jemaat yang bijak adalah dapat menghadirkan kedamaian (eirene: tenang dan tentram), bukan saja hanya mengerti tetapi tidak melakukannya. Menghadirkan kedamaian sangatlah susah ditengah situasi jemaat yang beragam latar belakang dan kepentingan. Oleh karena itu menghadirkan kedamaian merupakan suatu hikmat dari atas dari Allah, tentu berbeda sekali dengan hikmat dari bawah, dimana orang penuh dengan iri hati, ambisi, keegoisan. Sedangkan hikmat dari atas adalah lemah lembut, pengertian, dan penuh belas kasihan.

Salah satu contoh orang yang behikmat dari atas adalah penggunaan lidah dalam kehidupan sehari hari sering sekali menuai banyak akibat. Jika kita bergosip, memfitnah tanpa memperdulikan perasaan orang lain atau kita mengira itu tidak berdampak apa-apa, kita terlalu menyederhanakan pikiran kita padahal, justru lidah yang kecil dapat menghancurkan sebuah negara, dengan lidah kita bisa memulai peperangan ataupun mengakhiri peperangan. Jadi Yakobus disini mengajak kita untuk melatih lidah untuk menghadirkan kedamaian dengan membicarakan kebaikan dan kebenaran saja. Kebenaran hanya akan tumbuh dari lingkungan yang penuh damai bukan dari lingkungan yang penuh perselisihan. Dengan kata lain perdamaian adalah tanah/wadah yang subur untuk menanamkan kebenaran, agar kebenaran itu mampu berbuah dan berkembang. Dengan menjadi pembawa damai kita sudah ikut serta dalam pekerjaan Allah untuk menegakkan kebenaran didunia. John Calvin mengatakan, Ketika kita menciptakan suasana damai itu artinya kita ikut menghadirkan hikmat ilahi.

Menjadi pembawa damai, tidak seperti tukang pos yang hanya mengirimkan surat tetapi tidak ikut membacanya tetapi menjadi duta perdamaian yang tidak hanya menyuarakan tetapi juga harus mempraktikkannya. Marilah kita melihat ke sekitar kita sekarang apakah sudah ada damai di hatimu? Apakah sudah ada damai ditengah-tengah keluargamu, di tengah-tengah rumah tanggamu, ditengah-tengah jemaat, teman sekantor dan lainnya? Mari kita renungkan bersama apakah kehadiran kita di lingkungan sekitar berusaha untuk membawa keharmonisan atau justru perselisihan? Kita harus berusaha mendekatkan diri pada Allah agar kita selalu terjauhkan dari emosi tidak terkontrol. Jika pada hari ini kamu sedang memiliki perselisihan dengan tetangga mu, sebaiknya kamu yang sudah mendengar firman ini, mulailah lebih dahulu untuk menyapa dan mengampuni dan membalas dengan kebaikan. Sebab seperti Yakobus katakan diatas adalah lebih penting iman seseorang tercermin dalam perbuatannya dari pada dia hanya sekedar tahu mana yang baik tetapi tidak melakukannya. Contoh lainnya ketika kita mendengar gosip atau percakapan negatif, kita bisa memilih untuk tidak terlibat dan tidak menyebarkannya.

Satu hal yang menarik yang dapat kita sorot dari khotbah ini adalah kebenaran memiliki hubungan ang erat dengan kedamaian. Sering sekali kita sulit mengukur kebenaran dari sisi Allah dengan kebenaran duniawi. Tetapi sekarang kita menjadi tahu bahwa kebenaran yang sesungguhnya benar adalah hanya apabila diikuti oleh kedamaian. Jadi jika kebenaran itu tidak diikuti oleh kedamaian maka itu bukan kebenaran. Terakhir bagaimana kita mengutamakan hikmat dalam pengambilan keputusan ditengah-tengah konflik? Kita harus mengutamakan kehendak Allah yakni perdamaian dari pada kepentingan sepihak, membangun budaya rekonsiliasi. Sebagaimana gereja harus menjadi tempat nyaman dan kondusif bagi semua jemaatnya jangan ada yang merasa tidak nyaman dan kondusif.

Mungkin kita pernah mendengar nama Desiderius Erasmus (1466-1536) seorang teolog yang terkenal dengan pemikirannya tentang perdamaian, menurutnya kedamaian bukan konsep abstrak melainkan langkah nyata yang dimulai dari kesediaan untuk bertobat dan membersihkan hati lalu melangkah melintasi tembok pemisah budaya atau bangsa. Pandangannya yang terkenal adalah “ik ben wereld burger’ yang artinya aku warga segala negara. Dengan begitu ia memandang semua orang sebagai saudara. Ini akan menjadikan kita lebih bisa menempatkan diri sebagai orang lain dari pada kepentingan sendiri. Selamat berdamai dengan diri kita sendiri, dengan teman sekitar dan terlebih dengan Tuhan. Marilah kita berdoa seperti yang doa Agustinus, Tiada damai jiwa ku, sampai ia berdamai denga Dikau, ya Tuhanku. Amin kita berdoa

Doa Penutup: Bapa di dalam sorga, trimakasih untuk firman-Mu yang sudah kami dengarkan, melalui hambaMu. Ajari dan kuatkan kami Tuhan agar menjadi pembawa damai ditengah lingkungan kami. Tuhan tidak lupa kami berdoa untuk seluruh jemaat Kristen juga jemaat HKBP dimanapun dalam situasi apapun, kiranya Tuhan memberikan kesehatan dan rejeki bagi yang belum dapat kerja. Memberikan pasangan bagi yang merindukan rumah tangga dan memberikan Anak bagi yang merindukan keturunan. Kami juga memohon Tuhan untuk seluruh hambaMu yang terus menyampaikan FirmanMu, Pendeta, Gr. Huria, Diakones, Bibelvrow, Evangelis, juga Penatua berikanlah kesehatan dan segala kerinduan mereka agar dapat terus menyampaikan firmanMu kapanpun dan dimanapun. Didalam nama Tuhan Yesus Kristus kami sudah berdoa dan mengucap syukur.

Kasih Karunia dari Tuhan kita Yesus Kristus dan Anugerah dari Allah Bapa dan persekutuan dengan roh Kudus kiranya menyertai saudara/i sekalian hari sampai selama-lamanya. Amin.

Pustaka Digital