Renungan Harian HKBP | 10 Maret 2023

Selamat pagi Bapak Ibu dan Saudara/i yang terkasih dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Salam sejahtera untuk anda semua, senang sekali dapat bertemu kembali dengan Bapak/Ibu dan Saudara/i yang dikasihi Kristus di pagi hari yang indah ini. Dalam Program renungan Marturia HKBP, saya Pdt. Purnama Situmeang akan menemani anda saat ini, tepatnya di edisi siar Jumat 10 Maret 2023. Kami berharap bahwa program acara renungan pagi menjadi siraman rohani yang membekali dan membimbing rohani kita dalam terang Tuhan. Dimanapun Bapak/Ibu dan seluruh pendengar kami berada pada saat ini, kiranya Roh kudus Tuhan menyertai dan menerangi hati kita untuk senantiasa sedia dan terbuka menerima Firman Tuhan yang adalah kompas dalam kehidupan dan pelita di hati kita masing-masing. Baiklah, sebelum kita berdoa marilah kita bersaat teduh sejenak.

Doa Pembuka: Marilah kita berdoa! Bapa yang maha baik yang bertakhta dalam kerajaan surga, kami puji dan muliakan Engkau dengan segenap hati, kami menyampaikan rasa syukur terimakasih atas anugerah dan kasih setia-Mu yang sungguh kami rasakan tiada pernah berkesudahan selalu baru tiap-tiap pagi. Bapa, Ajarilah kami dan perlengkapi kami dengan kebenaran Firman-Mu, sehingga kami boleh beroleh pengertian dan semakin mengenal-Mu mengasihi-Mu lebih dalam lagi dan lebih dari apapun di dunia ini. Kami juga bermohon, tuntun dan mampukanlah kami untuk menjadi pelaku Firman yang setia, hidup kudus dan taat di dalam Engkau sebagai ungkapan rasa syukur kami. Terima kasih Bapa surgawi: terimalah doa dan permohonan kami, di dalam nama anak-Mu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa, Amin.

Pembacaan Nats : Roma 13:14 ; Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.

Topik : Kasih adalah kegenapan hukum Taurat

Bapak ibu dan saudari/i yang terkasih, dalam suatu persekutuan ibadah terdengar kidung pujian merdu yang begitu indah nada dan syairnya...demikian penggalan syair indahnya: “Kasih dari surga memenuhi tempat ini, kasih dari Bapa Surgawi…mengalir kasih dari tempat tinggi…mengalir memenuhi hatiku.” Yah.. kasih adalah Bahasa yang dapat dikenal, Bahasa yang dapat dimengerti, yang ditaruh Allah di dalam hati kita anak-anak-Nya. Ketika kita terhubung dengan Allah Bapa sorgawi selaras dengan itu kita terhubung pula dalam kedekatan dengan sesama sebagai saudara satu dengan yang lainnya dan menjadi bagian dari keluarga kerajaan Allah: di dalam kasih yang menjadi pengikat komunitas/persekutuan orang-orang yang percaya. Kasih Allah adalah anugerah-Nya yang memampukan dan menyempurnakan kita untuk dapat terus bertumbuh berurat berakar di dalam iman percaya kita kepada Kristus di sepanjang hidup kita dalam iman yang dinamis. 

Dalam anugerah pembentukan Allah orang-orang percaya mengalami transformasi dan proses pemurnian menjadi lebih baik lagi seiring bertambahnya usia: seiring itu pula manusia batiniah kami diperbaharui dari hari ke sehari, sehingga ibarat bejana kita dibentuk oleh Sang Penjunan semakin indah seturut kehendak-Nya menjadi semakin serupa seperti gambar-Nya: yang adalah Bapa kita, tauladan hidup kita, Ia menciptakan kita manusia serupa dengan gambar-Nya (Imagodei). 

Ketika sekelompok orang farisi bertanya : “Guru, hukum manakah yang terutama di dalam hukum Taurat? Dengan tegas Yesus menjawab: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Mat 22:36-39). Kita tidak pernah dapat sungguh-sungguh mengasihi sesama : tanpa kita terlebih dahulu sungguh-sungguh mengasihi Allah dengan segenap hati kita. Bagaimana kita berinteraksi/berelasi dengan sesama sesungguhnya itu adalah barometer/ukuran dan indikasi yang terpancar dari relasi/kedekatan kita dengan Allah (intimacy with God). Semakin baik relasi kita kepada-Nya: iman yang teguh dan kokoh dalam kasih Allah, tentu saja seiring dengan itu, semakin jauh pula kita dari kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak/perkenan-Nya, seperti larangan hukum Taurat pada perikop kita di pagi hari ini yang mengatakan: Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mengingini (ay.9). Tidak mungkin orang yang mengasihi Allah berbuat jahat dan mencelakakan sesama dengan perbuatan yang dilarang hukum taurat ini. Larangan hukum taurat akan ditaati dan setiap perbuatan yang melanggar kehendak/perkenan Allah:  akan jauh dari hidup orang percaya, bahkan disebut saja pun jangan!  Perbuatan-perbuatan yang  jahat dan setiap pelanggaran terhadap hukum Allah tentu tidak lagi mendapat tempat di hati ‘kudus orang-orang yang hidup “Takut akan Tuhan”,  Kasih sejati tidak akan melukai hati Tuhan dengan berbuat jahat terhadap sesama. Itu sebabnya dikatakan bahwa Kasih adalah kegenapan Hukum taurat. Hukum Taurat menunjukkan kelemahan kita sebagai manusia yang berdosa yang cenderung hidup dalam dosa, tetapi kasih karunia Allah yang kita terima di dalam dan melalui Yesus kristus: menebus dosa kita dan memperbarui  hidup kita menjadi manusia yang baru. Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang (2 Kor.5:17).

Nats renungan kita pada pagi hari ini mengatakan: Kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang. Kita diingatkan untuk tetap siaga dalam sikap berjaga-jaga sembari  mengenakan Yesus Kristus sebagai senjata terang dalam perang (rohani) setiap hari, sebab dosa terus mengintip kita mencari orang yang dapat ditelannya. “Ya Tuhan tiap jam ku memerlukan-Mu: demikianlah kerinduan orang percaya yang selalu haus akan penyertaan dan dampingan Tuhan di hidupnya.  

Dalam Yoh.8:12 Yesus berkata: “Akulah terang dunia, barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup. Hanya di dalam Yesus dan hanya Yesus saja terang yang sejati. Firman-Nya memberi arah, petunjuk yang menjadi kompas-pandu sehingga kita dapat berjalan di jalan kebenaran  yang membawa kepada kehidupan,  kita tidak terseret pada arus dunia fana, sebab Yesus bukan dari dunia dan jalan kebenaran-Nya tidak sama seperti jalan yang ditawarkan dan disediakan oleh dunia yang fatamorgana ini. 

Kewaspadaan untuk tetap setia memilih jalan Tuhan dapat kita baca di Roma 12:2; Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Dengan panca indera yang tajam dan terlatih kita dapat mendeteksi apakah sesuatu itu baik atau tidak, apakah sesuatu itu berkenan kepada Allah atau tidak. Kasih tidak lagi terpaku pada ambisi mengejar hal-hal yang bersifat sementara dalam cita rasa kesenangan dan keinginan  duniawi.  Kasih tentu memilih nilai-nilai kekal sebagai yang utama dan prioritasnya. Roh Tuhan akan menjaga umat-Nya, sebab Ia memagari orang benar dengan perisai-Nya. Marilah kita hidup sopan seperti pada siang hari jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati (ay,13).  

Di dalam ketaatan untuk melakukan kehendak Bapa, tentu saja perbuatan-perbuatan kegelapan akan tanggal tersisih dan tidak menarik, tidak memikat hati lagi, sebab di hati yang bersih hanya akan didiami oleh hal-hal yang baik, Firman Tuhanlah yang memenuhi  pikirannya, Firman Tuhan adalah kesukaan yang selalu direnungkannya siang dan malam. 

Sikap selaras dengan Firman Tuhan inilah menjadi senjata terang yang sanggup memberi kekuatan, mengalahkan raksasa kejahatan dan membawa kemenangan atas dosa dan keinginan daging  dalam hidup orang yang percaya.  Terang hanya berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran. Karena itu hiduplah sebagai anak-anak terang yang berdampak di sekeliling dimanapun kita berada.  Janganlah kita berhutang apa-apa kepada siapapun juga, kita berhutang apabila kita tidak mengasihi dan tahu apa yang baik tetapi kita tidak melakukannya. Hendaklah kamu saling mengasihi (ay.8), dan hendaklah kasih itu jangan berpura-pura, lakukanlah yang baik dan jauhilah yang jahat (Rom.12:9).          

Identitas kita sebagai anak-anak Allah adalah kasih, sebab Allah adalah kasih, jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita (1 Yoh.7:8,12). Kiranya Roh Kudus Roh kebenaranlah  yang menuntun kita untuk tetap kuat dan terikat pada Allah sepenuhnya dan bukan terikat pada dunia ini, sehingga kita tetap dimampukan-Nya berjalan di jalan kebenaran yang membawa kepada sukacita dan kehidupan, terpujilah Allah dari sekarang sampai selamanya, Amin.                              Doa Penutup: Kembali kami mengucap syukur atas firman dan renungan yang telah kami sampaikan dan dengarkan. Kiranya Roh Kudus Tuhan senantiasa membimbing, menerangi hati dan pikiran: agar kami dapat menjadi pelaku Firman yang setia. Kami juga bermohon kiranya Tuhan menyertai kami menjalani hari ini memberkati segala aktifitas dan pekerjaan: sehingga kami dapat melakukannya dalam keadaan sehat, gembira penuh sukacita.  Terimakasih Bapa di Surga, di dalam Kristus Yesus kami berdoa dan menyerahkan hidup kami sepenuhnya kepada-Mu: 

Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus, Kasih setia Allah Bapa dan Persekutuan Roh Kudus kiranya memberkati kamu sekalian, Amin.

Pdt. Purnama Situmeang S.Th (Fungsional Biro Urusan Dana Pensiun/BPJS) 


Pustaka Digital