Renungan Harian HKBP | 10 Maret 2025

Doa Pembuka: Bapa kami yang di Surga, Bapa yang Maha Kasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, kami datang ke hadirat-Mu dengan hati yang penuh syukur. Kami percaya bahwa setiap nafas yang kami hirup adalah anugerah dari-Mu. Saat ini, ketika kami merenungkan firman-Mu, biarlah Roh Kudus bekerja di dalam hati kami, sehingga kami mengerti, merasakan, dan mengalami kebenaran-Mu. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.

 

Mazmur 118 : 17

Aku tidak akan mati, tetapi hidup,

dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN.

Saudara/i yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Hidup ini penuh dengan lika-liku. Ada saat kita merasa kuat, ada pula saat kita begitu lemah, seolah-olah hidup ini akan berakhir. Mungkin kita pernah mengalami kesulitan yang begitu berat, bahkan terasa sakit, seolah tiada kesembuhan, masalah yang tampaknya tidak berujung, atau kesedihan yang begitu mendalam. Di tengah semua itu, suara pemazmur dalam Mazmur 118:17 bergema dengan penuh keyakinan: “Aku tidak akan mati, tetapi aku akan hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan.” Mengapa pemazmur berkata demikian? Karena ia baru saja melewati masa yang sangat sulit. Musuh mengepungnya, kesesakan menekan jiwanya, dan ia nyaris kehilangan nyawa. Tetapi, Tuhan turun tangan. Tuhan menyelamatkannya dan memberi kehidupan baru.

Saudara/i yang terkasih, bukankah sering kali kita juga berada di titik terendah dalam hidup? Saat harapan seakan sirna, saat kita merasa tidak mampu lagi melangkah. Mazmur ini mengajarkan kepada kita bahwa jika Tuhan masih mengizinkan kita hidup, itu berarti Dia masih memiliki rencana bagi kita.

Pemazmur tidak hanya berkata, “Aku akan hidup.” Tetapi ia juga berkata, “Aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan.” Hidup yang Tuhan berikan bukan hanya untuk dinikmati sendiri, tetapi untuk menjadi kesaksian bagi banyak orang.

Saudara/i yang terkasih, renungkanlah: Jika hari ini kita masih bisa bangun dari tempat tidur, itu bukan kebetulan. Jika kita telah melewati masa-masa sulit dan masih berdiri tegak, itu bukan karena kekuatan kita sendiri. Jika kita pernah disembuhkan dari penyakit, dilepaskan dari kecemasan, atau diselamatkan dari bahaya, itu semua adalah bukti kasih dan kuasa Tuhan. Lalu, apa yang harus kita lakukan? Jangan diam! Bersaksilah!

Dunia ini sedang diliputi ketakutan. Banyak orang putus asa karena kehilangan pekerjaan, kehilangan orang yang dikasihi, atau kehilangan harapan dalam hidup. Di saat seperti ini, Tuhan ingin memakai kita untuk menjadi terang, untuk menceritakan bahwa Tuhan masih hidup dan berkuasa. Bersaksi bisa melalui cara hidup kita sehari-hari: Ketika kita tetap setia dan berpengharapan meskipun hidup terasa berat, itu adalah kesaksian. Ketika kita menguatkan orang lain dengan kata-kata yang penuh kasih, itu adalah kesaksian. Ketika kita mengampuni, memberi, dan mengasihi dengan tulus, orang akan melihat Tuhan melalui kita.

Saudara/i yang terkasih, selama Tuhan masih memberi kita kehidupan, berarti ada misi yang harus kita jalani. Jangan menyerah pada keadaan, jangan larut dalam keputusasaan. Tuhan telah menyelamatkan kita untuk hidup dalam panggilan-Nya. Karena itu, hari ini, mari kita berkata seperti pemazmur: “Aku tidak akan mati, tetapi aku akan hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan!.” Amin.

 

Doa Penutup: Bapa yang penuh kasih, terima kasih untuk firman-Mu yang mengingatkan kami bahwa hidup ini adalah anugerah. Jika kami masih bernafas hari ini, itu berarti Engkau masih memiliki rencana bagi kami. Ajarlah kami untuk tidak hanya menikmati hidup, tetapi juga untuk bersaksi tentang kasih dan kuasa-Mu. Pakailah kami sebagai alat-Mu, agar banyak orang boleh mengenal Engkau melalui hidup kami. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.


C.Pdt. Johannes Sibarani, S.Th- LPP II di Biro Ibadah Musik HKBP

Pustaka Digital