Renungan Harian HKBP | 12 September 2024

Syalom, bapak, ibu, saudara dan saudari di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Kita kembali berjumpa dalam renungan harian Marturia HKBP. Sebelum mendengarkan firman Tuhan, marilah kita berdoa.

Doa Pembuka: Kami mengucap syukur ya Allah, karena kasihMu yang besar kami memperoleh kehidupan yang telah Engkau sediakan. Persiapkanlah kami untuk memulai hari ini dengan FirmanMu, kiranya Firman yang kami dengar menjadi kekuatan dan semangat yang menopang kami menjalani hari ini. Terimakasih ya Tuhan, di dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.

Bapak, Ibu, dan saudara/saudari. Yang menjadi renungan kita pada hari ini tertulis dalam Kejadian 41:52 “Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: “Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku”

Demikian firman Tuhan

Bapak Ibu dan saudara-saudari, kita tahu betul bahwa Yusuf orang yang taat itu memiliki dua anak yang lahir di Mesir. Anak pertamanya Manasye dan anak keduanya adalah Efraim. Di dalam budaya keluarga bangsa Israel, sangat wajar jika ada orangtua yang memberikan nama kepada anaknya berdasarkan makna atau peristiwa tertentu yang pernah mereka alami. Hal yang sama juga terjadi kepada Yusuf, kedua anaknya memiliki latarbelakang nama mereka masing-masing. Di dalam ayat renungan kita pada pagi hari ini, disebutkan: nama Efraim memiliki latarbelakang sebab “Allah membuat Yusuf mendapat anak dalam negeri kesengsaraannya.” Nama Efraim dalam bahasa Ibrani memiliki arti “subur” atau “berkembang.” Arti nama ini merujuk kepada keberhasilan Yusuf sebagai orang yang terpilih dan berhasil di tanah Mesir. Karena Yusuf bencana kelaparan di Mesir teratasi, dengan mengumpulkan hasil panen sebagai cadangan makanan bila bencana itu tiba.

Sungguh salah satu tokoh yang hebat ya bapak ibu! Kalau diingat-ingat perjalanan hidup Yusuf yang panjang, pasti tidak ada yang akan mengira bahwa di perjalanan berikutnya Yusuf menjadi seorang yang penting di tanah air orang lain yaitu Mesir. Namun di balik semua perjalanan ini, peran Allah selalu menjadi tiang utama Yusuf untuk dapat melewati segenap masalah yang dihadapinya. Allah ada pada setiap kesusahannya yang memberikan solusi, pelajaran hidup hingga berkat Allah yang semakin banyak hingga kelahiran anaknya yang kedua yaitu Efraim.

Bapak ibu dan saudara-saudari, tidak ada satu orangpun yang dapat mengetahui bagaimana bentuk hidup seseorang pada waktu yang akan datang. Tidak ada yang bisa memastikan hidup seseorang hari ini dan seterusnya. Namun, satu yang dapat kita yakini dari kelahiran Efraim yang sangat berarti ini, menjadi bukti bahwa Yusuf begitu mengucap syukur atas apa yang Allah berkati bagi dia. Melalui Yusuf kita dapat melihat bahwa ada pemulihan di tengah kehidupan seseorang. Kesulitan  bisa berubah menjadi berkat. Kesulitan yang bisa membuat orang bertumbuh di dalam imannya kepada Allah. Kesulitan yang berubah menjadi kesempatan bagi kita semua, melihat kasih Allah yang besar kepada setiap orang yang mau taat kepadaNya. Kiranya, apapun yang kini sedang terjadi kepada kita, tidak mengurangi ketaatan kita kepada Allah. Bukan memaknai buruk sebuah kesulitan namun lebih baik mensyukurinya, dan menunggu rancangan Allah yang membawa berkat dan damai sejahtera bagi kita semua.  Amin.

Doa Penutup: Mari kita Berdoa. Kami kembali mengucap syukur ya Allah, atas segala kebaikanMu senantiasa memberikan kami bekal kehidupan melalui firmanMu hari ini. Ajarlah kami ya Tuhan, agar selalu belajar melihat segala karyaMu di dalam hidup kami. Kiranya melalui itu, iman kami tidak mudah goyah sekalipun menghadapi kesulitan, tetapi kami akan lebih sering bersyukur dan memohon pertolongan Tuhan untuk melalui segala kesulitan yang kami hadapi. Terimalah doa kami ini ya Tuhan, melalui nama anakMu Yesus Kristus. Amin.


Pdt. Mega Masria Siagian, S.Th - Melayani di Kantor Sekjend HKBP 

Pustaka Digital